Wedding Anniversary

3 1 0
                                    

15 Januari 2009

Hari itu, ibuku mengenakan dress berwarna merah dan menghias wajahnya dengan makeup ala wanita tahun 90 an, ia melantunkan sebuah lagu yang akupun tak pernah mendengar lagu itu sebelumnya, entah karena lagu yang begitu lawas atau itu hanya lagu karangan ibu saja yang dibuat secara spontan.

"Kata orang usia 17 tahun adalah usia yang sangat membahagiakan, penuh dengan cerita seharusnya dirayakan dan disukuri, la la la la........."

Lirik lagu itu seolah menyindiri seorang pria yang masih sibuk membersihkan halaman rumah, ayahku sama sekali tak memberi respon apapun hingga petang berlalu aku melihat gumpalan asap keluar dari pintu kamar, aku masuk tanpa mengetuk pintu dan kulihat ibu dengan santainya merokok diatas ranjang masih dengan dress merah dan riasanya tadi pagi.

Ibuku adalah seorang wanita yang baik dan sangat disiplin, tapi beberapa tahun belakangan ini semua berubah, ibu tak lagi sama bahkan akupun hampir tak mengenali sosok ibu saat ini, karena sangat jauh berbeda dengan ibu yang kukenal sedari kecil dahulu.

Saat itu usiaku masih 14 tahun, aku tahu bahwa hari ini adalah hari ulang tahun pernikahan ibu dan ayahku yang ke-17 tahun. Tapi aku masih belum mengerti, mengapa ibu nampak sedepresi itu dan ayahku masih dengan sikap dinginya yang bersikap seolah tak pernah terjadi apapun, dan tak ada sesuatu apapun yang spesial dihari ini.

Ketika hari berganti, tak ada apapun yang terjadi, hanya kuingat dipagi itu ibu membakar dress merah yang ia kenakan kemarin dan memulai aktifitas kembali layaknya seorang istri dan juga ibu.

Suasana rumah begitu hening, meski rumah ini dihuni oleh keluarga yang memiliki 3 anak yaitu aku yang berusia 14 tahun, dan kedua adikku yang masih berusia 10 serta 6 tahun. Hari-hari dimulai dengan tanpa adanya rasa tenang, aku berjalan keluar rumah untuk berangkat kesekolah dengan tangis yang pecah disepanjang jalan.

"Apa setiap anniversary pernikahan akan slalu mendatangkan hari yang buruk dikeesokan harinya ? " Gumamku dalam hati dengan sesenggukan.

"Mira, tadi ibu dan ayahmu berantem lagi ya? Suaranya kedengeran sampek jalan." Ujar salah seorang teman kelasku.

Aku hanya mampu tertunduk malu dan tak mampu menahan tangis, rasanya dadaku begitu penuh dan sesak. Ini memang bukan yang pertamakalinya hal ini terjadi, dan bukan pertamakalinya jua aku merasakan rasa sakit yang begitu mendalam didalam dada.

Aku keluar kelas sejenak dan masuk kedalam toilet, kututup rapat-rapat mulutku dengan kedua tangan dan membiarkan air mengalir dimataku dengan sejadi-jadinya.

Cicak diujung pintu toilet masih terdiam, dan entah kali keberapa ia menyaksikan hal ini. Membasuh wajah, dan kembali kekelas seolah tak terjadi apapun sudah seperti drama yang begitu mahir kuperankan.

Teeet !!! Teet!!! Teet !!!
(Bell istirahat)

"Mira, Desi sini sebentar !!" Seorang pria tinggi dengan rambut ikal memanggil aku dan sahabatku dengam suara setengah berbisik, kamipun menghampirinya.

"Nanti pulang sekolah tolong ajak Novi kebelakang kelas ya, gua mau ngasih SP anniversary ni." Ujar pria itu yang kami kenal dengan nama Tomi.

Aku dan Desi menganggukan kepala tanda setuju dengan rencana tersebut.

Hingga saat bell pulang sekolah berbunyi dan guru mata pelajaran terakhir telah berlalu, aku dan Desi mengajak Novi yang merupakan sahabat kami juga untuk pergi kebelakang kelas sejenak, dengan alasan hendak mengambil tanaman rumput liar yang akan digunakan untuk tugas kesenian.

Tak lama setelah kami bertiga sampai dibelakang kelas Tomi muncul dengan setangkai bunga mawar putih dan dua batang choklate yang dibungkus dengan kertas merah. Novi nampak begitu bahagia menerima surprise (SP) dari Tomi yang jika difikir sebenarnya tidak terlalu mahal, setangkai mawar putih yang mungkin dipetik Tomi dari taman kelasnya, dan dua batang choklate warung yang harganya hanya berkisar seribu rupiah, tapi hal ini benar-benar membuat Novi begitu bahagia menerima surprise anniversary hubungan mereka yang kedua bulan.

Aku mengingat sesuatu dan mulai bertanya dalam benakku sendiri "Mengapa tak ada hal seperti ini kemarin, di anniverssry ke-17 tahun pernikahan ibu dan ayahku?"

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 23, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

WIFE TO OUR FATHERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang