Home

12 3 0
                                    

"Hei."

Kamu tersenyum simpul membalas sapaan laki-laki jangkung itu. Laki-laki itu mengusap lehernya dengan sedikit canggung, matanya mencari atensi lain yang dapat ia pandang.

"Lama tak berjumpa, sei."

----000-----

"Seishiro! Kembalikan ponselku!"

Laki-laki dengan surai putih itu terkekeh kecil dan menggeleng. Mengangkat satu tangannya yang menggenggam ponselmu. Kamu berdecak kesal karena sekarang kamu benar-benar tidak dapat meraih tangan nagi, kekasihmu. Kamu mengerucutkan bibir dan menaruh kedua lengan di dadamu. Kamu membuang muka dari nagi.

"Ambil, dong." Ucap nagi dengan seringai tipisnya.

Kamu hanya diam. Enggan untuk sekedar menjawab. Nagi justru terkekeh dan dia segera menarik tanganmu. Memelukmu dengan erat dan mencium pipimu lembut. Wajahmu memanas dan berusaha melepaskan diri dari nagi.

"Iya, sayang." Ucap nagi sambil melepas pelukannya dan menyodorkan ponselmu. Senyum di bibirnya sama sekali belum hilang. Kamu mendengus kecil dan mengambil ponsel itu dari tangan nagi.

Nagi berhenti terkekeh dan menatap matamu. Kalian diam, saling menatap beberapa detik sampai kamu berjalan mendekat. Tanganmu bersepuh pada pundak nagi dan kakimu berjinjit.

Cup!

Kecupmu di pipi nagi. Nagi diam membeku, tidak dapat mengucapkan sepatah kata pun. Wajahmu ikut memerah dan segera berjalan menjauh meninggalkan nagi.

"Ah! Sekali lagi! Kumohon."

Nagi berteriak dan segera berlari menyusulmu.

"Nggak mau!"

Berakhir kalian saling mengejar di rumahmu yang sepi itu.

Napas kalian tersengal, kamu dan nagi memilih untuk beristirahat dan menidurkan diri kalian di lantai ruang tengah. Kamu melirik nagi kemudian membalikkan badanmu ke arahnya.

"Hei, sei."

"Siapa sei?" Tanya nagi balik. Kamu mengernyit bingung.

"Seishiro, kamu."

"Gak tau. Cuma tau sayang."

Ahh nagi adalah anak yang manis. Kamu terkekeh geli dan mengalungkan tanganmu di lengan nagi.

"Sayang."

Nagi menoleh dan tersenyum, "ya?"

"Kalau suatu saat kita putus gimana ya?"

Hening, nagi mengalihkan pandangannya ke depan. Ia menatap lekat langit-langit rumahmu itu. Kamu penasaran dengan jawaban nagi, tapi jadi sedikit menyesal karena raut wajah nagi berubah.

"Maaf, kalau kamu gak --"

"Gak bakal putus." Potong nagi.

"Eh?"

Nagi menoleh ke arahmu. Menatap netra gelapmu dengan lekat kemudian mengusap pipimu halus.

"Aku gak bakal mau putus dari kamu. Kalau emang suatu saat nanti kamu udah cape sama sikapku dan kamu minta putus, aku bakal berusaha buat ubah sikapku. Bahkan kalau salah satu dari kita yang membuat salah, aku bakal berusaha buat perbaikin semuanya."

Kamu tertegun dengan jawaban nagi. Nagi masih menatapmu, enggan untuk mencari atensi lain yang dapat ia pandang. Matamu memang sudah menjadi bagian favorit bagi nagi.

"Sayang, aku suka banget sama mata kamu. Aku boleh natep mata kamu selamanya gak?"

Kamu terkekeh dan mendorong nagi menjauh.

"Kenapa sih? Buaya banget!"

Nagi tersenyum dan menarik kedua tanganmu untuk kembali mendekat. Nagi segera mendekap tubuhmu dan menyenderkan kepalamu untuk mendekat ke arah lehernya.

"Jawabannya udah cukup kan?"

Kamu mengangguk. Tak ada jawaban lain yang ingin kamu dengar, nagi memang yang paling paham tentangmu.

-----000-----

"Sayang .." panggilmu.

Nagi tak kunjung menjawab dari seberang telepon. Kamu meremas ponselmu dengan erat. Menggigit bibirmu tak kalah kencang.

"Hei, sayang. Maaf aku baru selesai mandi. Ada apa?"

Kamu diam, menahan air mata lolos dari bibirmu. Nagi ikut diam saat mendengar suara yang cukup keras di dekatmu.

"Mau beli nasi goreng deket komplek aku?" Tanya nagi.

Kamu mengangguk meski kamu tau nagi tidak dapat melihatmu.

"Kamu siap-siap dulu ya. Aku jemput sekarang."

Nagi segera mematikan teleponnya. Kamu menangis sambil memeluk lututmu sendiri. Kamu menunduk enggan melihat rumah yang tidak bisa menjadi definisi dari "rumah" itu sendiri.

Cekrek!

Kamu mengangkat kepalamu. Nagi tersenyum kecil dan memerhatikan sesuatu di layar ponselnya.

"Hei!" Cegatmu. Nagi terkekeh dan menunjukkan layar ponselnya.

"Cantik. (Name) pacar sei, cewe paling cantik, paling baik, paling pantas dapetin seluruh dunia."

Wajahmu memanas lagi, oh sungguh nagi memegang kendali hidupmu. Kamu menunduk dan lanjut mengaduk nasi yang ada di piring.

"Buaya .." gumammu.

Nagi berdecak pelan. Alisnya mengerut dan bibirnya mengerucut kecil. Kamu tak dapat menahan senyummu. Gemas sekali.

"Aku cuma kaya gini ke kamu! Kalau buaya kan ke semua cewe."

Tawamu lolos, nagi sangat lucu. Dia memang bukan orang yang mudah menyampaikan perasaannya di awal kalian menjalin hubungan. Tapi hei lihat, pacarmu memang yang paling manis.

"Aku gak mau pulang, sei .."

Kamu menarik ujung jaket nagi. Nagi mengurungkan niatnya untuk memakai helm. Matanya tertuju penuh padamu yang menunduk.

"Siapa bilang mau ngajak kamu pulang?" Nagi menepuk kepalamu.

Kamu mengangkat kepalamu dengan mata yang berbinar lebar. Nagi terkekeh sambil menaiki motornya.

"Ayo, kita jalan-jalan ya?"

Kamu mengangguk antusias dan segera menaiki motor nagi. Memeluk pinggang nagi dan menyenderkan kepalamu di bahunya.

Nyaman, inilah "rumah" yang sebenarnya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 27, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Sweet - Nagi Seishiro [alternate universe]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang