Papa(2)

1K 67 4
                                    

Tags:Harsh Words,Futanari, GXB.

OKE, TERNYATA BANYAK YANG SUKA SAMA PART YANG 'PAPA'. JADI, NIH AKU BIKININ 'PAPA' PART TWO.

Dan juga, NIH YA AKU KASIH TAU. KAN YANG SUKA FEMDOM TUH ADA DUA VERSI. SATU, YANG PECINTA CEWE FUTA. DUA, YANG SUKANYA USE SEX TOYS LIKE STRAP ON, VIBRATOR, DLL. JADI KEDEPANNYA MUNGKIN BAKAL ADA YANG PAKE SEX TOYS. BIAR ADIL NIEH, AKU BIKIN SELANG SELING ATAU ENGGAK TERGANTUNG MOOD. OKE, GITU AJA.

JANGAN LUPA VOTENYA!SARANNYA ATAU KALO MAU REQUEST JUGA BOLEH, HEHE.
SPECIAL JEVASHA'S BIRTHDAY!
Sorry for typos.

Happy reading!

___________________

   Kamar tidur Jevasha dipenuhi dengan boneka beruang yang banyak. Boneka itu adalah hadiah dari mama angkatnya. Hadiah? Iya, hari ini adalah hari ulang tahun Jevasha. Jevasha tak menyangka bahwa sekarang ia sudah menjadi orang dewasa. Umurnya sekarang dua puluh tiga tahun, itu artinya.. ia sudah tinggal bersama dengan orang tua angkatnya itu selama sepuluh tahun! Cukup lama, bukan?

  Jevasha terkejut saat melihat kamarnya yang penuh dengan barang barang yang bukan miliknya. Ada boneka beruang yang sangat banyak, dekorasi untuk ulang tahun juga terpasang rapi di dinding kamarnya,kue ulang tahun bergambar kartun kesukaannya terpampang jelas di atas meja kecil. Dan juga, ada kedua orang tua angkatnya yang tersenyum lebar kearahnya.

   "Happy birthday, honey. Mama is very proud of you. I hope you are always healthy and happy. And then, don't forget to smile, semoga kamu makin sayang ya sama mama dan papa, walaupun kita cuma orang tua angkatmu."
Erika langsung memeluk Jevasha erat. Lalu menyuruh Jevon untuk mengucapkan dan memeluk Jevasha juga.

"Jevasha, happy birthday ya. Saya harap kamu jadi anak yang selalu nurut sama kami. Semoga kamu panjang umur and always happy. Jevasha, you is my favorite daughter. Huh-"
Jevon menjeda ucapannya untuk menarik napasnya dalam terlebih dahulu sebelum melanjutkan kata katanya.

"-I don't know how to explain but, i love you."
Setelah mengatakan itu, terlihat semburat merah di pipi Jevon yang disadari Jevasha.

   Jevasha hanya tersenyum tipis lalu memeluk Jevon dengan erat.
"Thank you, papa. I love you, too. And then.."
Jevasha mendekatkan ranumnya ke telinga Jevon.

  "Im waiting you for my present to night"














   

        Suara ketukan pintu terdengar beberapa kali di indra pendengaran Jevasha. Jevasha yang sedang fokus dengan gawai tidak menggubris nya. Ia mendecak sebal karena game yang dimainkannya kalah.

     Karena penasaran dengan ketukan pintu yang tadi didengarnya, ia segera membuka pintu setelah beberapa menit.

"Siapa sih yang ngetok pintu malem malem? E-eh, papa? Ngapain disini?"
Papanya itu hanya mendengus sebal lalu masuk ke kamar Jevasha tanpa sepatah kata apapun.

     Jevasha hanya menghela napas lelah, menutup pintu dengan pelan dan kembali ke dalam kamar. Terlihat papanya sedang duduk di tepi kasur dengan tangan yang dilipat didepan dada dengan bibir yang sedikit maju, membentuk gestur sedang merajuk.

"Kenapa, hum? Kok papa dateng dateng marah? Jeva ada buat salah sama papa, ya?"
Tutur Jevasha lembut sambil membawa tubuh Jevon kedalam pangkuannya.

HappinessTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang