𝟎𝟐 : 𝐌𝐈𝐋𝐈𝐓𝐀𝐑𝐘

993 141 15
                                    

Pagi cerah, matahari bersinar tanpa halangan seperti hari-hari sebelumnya, namun dengan suasana berbeda

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Pagi cerah, matahari bersinar tanpa halangan seperti hari-hari sebelumnya, namun dengan suasana berbeda. Diudarakan nya pengumuman pembatalan penerimaan bergilir universitas membawa media massa ramai, ditambah adanya latihan militer bagi kelas 12 dengan hadiah mendapat poin plus dalam CSAT. Orang-orang tentu berbondong menyetujuinya, menganggap hal itu kesempatan mereka. Yah, mereka benar, tidak salah kok. Tapi, jelas sekali pemerintah mendesak agar mereka ikut pelatihan.

Anak-anak SMA Sungjin dengan riang berjalan masuk, menarik koper berisi barang bawaan mereka. Satu-dua tertawa dengan temannya, mengobrol ringan, lantas berbuat konyol. Dari awal masuk wilayah, sudah banyak sekali tentara yang berjaga, dan mereka bermain-main dengan itu, menganggap sebagai candaan. Ada yang berfoto, hormat dihadapannya, maupun sekedar mengejek.

[Name] menghela nafas, menarik kopernya, melirik wajah profesional tiap tentara yang dia lewati, meski mereka dijadikan bualan bagi anak SMA, "Jika tentara itu Kwon Il-Ha, aku yakin mereka sudah ditodong senjata olehnya," gumamnya, terkikik kecil. [Name] lanjut berjalan, menarik koper dan mengeratkan tas saat memasuki gedung, menyapa beberapa kenalan yang menyetujui formulir juga. Matanya melirik sekitar, tidak menemukan tanda-tanda dari para junior. Dia beralih pada jendela dari koridor lantai tiga, menatap lapangan yang sudah diubah menjadi medan latihan militer sungguhan. [Name] menutup mata sejenak, sebelum kembali memfokuskan pikirannya ke saat ini.

"Ah, [Name], annyeong," Joon-Hee menyapanya saat dia masuk, [Name] membalas saat tersenyum, sekilas melihat Tae-Man yang dijitak Soo-Cheol. Ah, bocah itu berulah lagi.

Tae-Man yang menyadari adanya sosok lain mendongak, senyum renyah terpatri di wajahnya, "Prez, annyeong," Katanya, membuat [Name] memutar mata. Tae-Man menyengir, menyodorkan salah satu kotak kuning diatas mejanya, "Kau mau, Prez?"

"Itu permen karet?" Tae-Man mengangguk. Wajah masam [Name] berubah sedikit menjadi lebih cerah. Dia mengangguk, tangannya terulur bersamaan dengan Tae-Man menaruh tiga kotak diatas telapaknya, membuatnya sweatdropped. Dia menaruh kembali dua kotak keatas meja Tae-Man, "Satu cukup, kok. Gomawo."

Tae-Man mengangguk, tersenyum sebagai balasan. [Name] berlalu, menarik kopernya menuju meja dibelakang. Matanya menilik kelas sekejap, menyadari bahwa hampir semua temannya ikut. Iris [Name] jatuh pada Il-Ha yang tiduran diatas meja Young-Soo, menyandarkan tubuh pada lelaki itu sembari membaca buku. Il-Ha tamoak setengah mengantuk, sementara Young-Soo dengan kikuk menyuapinya sesuatu sembari tetap belajar. [Name] mendengus geli atas pemandangan yang memanjakan matanya dipagi hari, "Kamu menyetujuinya juga," Yoo-Jung berkata saat melihatnya, mengadah untuk menatap lebih jelas teman dekatnya itu. [Name] diam sejenak, lantas mengangguk pelan saat menarik senyum tipis, agak ragu. Dia lanjut menuju mejanya, menempatkan koper disamping kursi saat duduk manis.

Tidak lama, Eun-Young masuk kelas. Seseorang berjalan dibelakangnya, pria gagah dengan seragam militer, salah satu tentara. Eun-Young memanggil Il-Ha karena lelaki itu masih dalam posisi bermesraan dengan Young-Soo, menyuruhnya untuk kembali ke tempat. Dia patuh, buru-buru mundur. Mata Eun-Young menerawang kelas sebentar, sebelum kembali berkata, "[Name], pindahlah kebelakang Yoo-Jung," Yang disebut mengangguk, tanpa basa-basi menarik diri serta barangnya kebelakang Yoo-Jung. Ketua kelas berbalik, memberi senyum, dan dibalas sama seakan bertelepati.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 21 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

𝐙𝐇𝐄𝐑𝐓𝐕𝐀 [𝐃𝐔𝐓𝐘 𝐀𝐅𝐓𝐄𝐑 𝐒𝐂𝐇𝐎𝐎𝐋]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang