SERENDIPITY [JAEREN]

02

Jaehyun turun dari mobil sembari merapikan jas dan berjalan memutar dengan santai membiarkan penjaga keamanan rumah membuka pintu penumpang lalu mengulurkan tangan agar Renjun turun dari mobil. Dia menggenggam tangan Renjun lalu berjalan memasuki Mansion besar tempatnya tinggal dan menghabiskan waktu sendiri dari hiruk-pikuk keramaian atau huru-hara dunia.

"Welcome home, Sir."

"Thank you" Balas Jaehyun cepat, "Apa kamarnya sudah disiapkan?"

"Sudah, Sir" Jawab Kepala Rumah Tangga, "Mari saya antar."

Jaehyun mengangguk sembari perlahan melepas genggaman tangannya lalu mengulurkan tangan dibelakang punggung Renjun sekaligus mengalungkannya dipinggang sang penunggu tahta tertinggi budak cinta paling cantik di House of Madame Celine itu, kecil dan sangat pas dalam rengkuhan.

Renjun mengerjapkan mata kaget lalu melirik tangan Jaehyun yang mengalung dipinggangnya dan berjalan disamping sang Tuan sembari memperhatikan sekeliling isi rumah, kemewahan yang hanya bisa didapatkan jika mau serta sudi mengorbankan diri.

"Semua kebutuhan seperti pakaian, alat mandi, alat rias sudah tersedia lengkap dengan segala aksesoris dan penunjang mode" Seru Kepala Rumah Tangga sembari berdiri didekat ranjang, "Kami sudah menyiapkan semua yang seperti yang anda perintahkan, Tuan."

"Terima kasih" Balas Jaehyun santai, "Perempuan ini bernama Huang Renjun atau para pekerja rumah bisa memanggilnya Nona Renjun."

Kepala Rumah Tangga mengangguk dengan kepala tertunduk, "Baik Tuan."

"Diskusikan segala kebutuhan makan Renjun dan siapkan makanan seperti yang dia inginkan" Seru Jaehyun cepat lalu melepas pelukannya dipinggang Renjun, "Jangan sampai salah dalam memasak makanan dan mengakibatkan masalah."

"Laksanakan Tuan."

"Tinggalkan kami."

Kepala Rumah Tangga membungkuk setengah badan lalu berjalan keluar sekaligus menutup pintu kamar Renjun.

Renjun mengadahkan kepala dan menatap Jaehyun, "Kenapa aku harus tinggal disini?"

"100 Juta Dollar tidak sedikit sayangku" Jawab Jaehyun sembari menatap Renjun dengan satu tangan disaku celana, "Aku harus menjaga dengan baik-baik hartaku."

"Tidak akan mungkin ada yang menganggu jika kita melakukan apapun diluar sana."

Jaehyun mengulurkan tangan sekaligus menangkup belah pipi Renjun, "Kubilang 100 Juta Dollar tidak sedikit, Huang Renjun."

"Jika seperti itu kenapa anda melakukannya?" Tanya Renjun heran, "Paham jika ini akan beresiko, bukan?"

"Semua menjadi urusanku..." Bisik Jaehyun sembari mengelus pipi Renjun menggunakan ibu jari, "Kamu cukup hidup seperti biasa disini dan mendengar sekaligus melakukan perintahku."

Renjun paham, paham sekali maksud Jaehyun dan tidak akan lupa untuk apa serta seperti apa kewajibannya selama tinggal di Mansion sang Tuan yang entah akan sampai kapan menghabiskan waktu disini.

Jaehyun tersenyum kecil sembari mengulurkan tangan ditengkuk Renjun sekaligus mengelusnya menggunakan ibu jari. Dia mengangkat sebelah alis sembari bertukar tatap dengan Renjun lalu menarik tengkuk sang penunggu tahta tertinggi budak cinta di House of Madame Celine itu dan mendekatkan wajah mereka.

Renjun refleks memejamkan mata saat sadar kepalanya akan mendekat pada Jaehyun, seorang Huang Renjun memejamkan mata untuk pertama kalinya selama menjadi budak cinta hanya karena sang Tuan mendekatkan wajah mereka.

"Aku benar-benar menganggumi, Huang Renjun..." Bisik Jaehyun sembari memperhatikan bulu mata Renjun yang bergerak pelan, "Jadi jangan mengecewakanku."

"Aku mengerti."

Jaehyun mengecup pelipis Renjun sekilas lalu mundur selangkah, "Kamu bisa bersih-bersih dan beristirahat sekarang, temui aku nanti saat makan malam."

Renjun mengerjapkan mata lalu perlahan membuka mata dan membiarkan Jaehyun keluar dari kamarnya, ini pertama kalinya ada pelanggan yang tidak langsung memintanya untuk naik keatas ranjang. Dia mengkerutkan kening heran lalu bertanya-tanya akan segila apa seorang Jaehyun diatas ranjang jika sikapnya didepan orang-orang lain sehangat ini dan tiba-tiba saja membuatnya bergidik ngeri.