🧚💐 chapter : o n e

154 21 0
                                    

Makan kali ini disuguhkan dengan pemandangan hujan yang tak begitu deras, tak perlu mahal, makan mie saja dengan segelas air putih sudah cukup. Ditengah-tengah makan, Rosé sesekali memikirkan, kira-kira menu makan besok apa?

"Menunya banyak, duitnya aja yang dikit." gumamnya diiringi dengan tertawa kecil.

Selesai dari kegiatan makan, ia mulai berdiri dan membawa mangkok gelas kotor untuk dicuci. Rosé sangat amat tak menyukai kerjaan yang menumpuk, jadi jika ia masih sempat melakukan ia pasti akan menyelesaikannya,

Rosé membuka handphonenya setelah menyelesaikan pekerjaannya dan menyisakan waktu luang, membuka aplikasi WhatsApp barangkali ada info yang belum ia ketahui,

Oh ternyata tidak ada.

"Sia-sia punya hp, kalau ngga ada yang ngechat. Cuaks."

Ia melemparkan HP-nya pelan ke atas kasur, dan ikut membaringkan dirinya disana. Rosé merasa lelah dengan apa yang dia kerjakan selama ini, pagi sampai sore ia harus sekolah, pulangnya langsung melanjutkan pekerjaannya yang menjaga booth minuman, ingin mengeluh tapi itulah penghasilannya, tanpa bekerja Rosé hanya akan menjadi gelandangan. Syukur-syukur ada orang yang mempekerjakannya sekaligus memberikan fasilitas seperti kost sekarang ini. Rosé tidak boleh menyia-nyiakannya.

Dikala gajian, Rosé menyisihkan sebagian uangnya untuk ia tabung agar ia bisa kuliah nanti. Entah kenapa Rosé sangat bersemangat untuk melanjutkan pendidikan sampai jenjang itu, padahal ia sendiri tahu ia tidak memiliki biaya yang cukup untuk itu. Rosé tahu banyak kesempatan untuk kuliah gratis, hanya saja Rosé berjaga-jaga barangkali ia tak beruntung di kesempatan itu.

🧚💐

"Tumben lo pagi amat datengnya." ucap seorang laki-laki yang berada di belakang Rosé yang pasti ia sudah bisa menebak suara siapa itu. Rosé me-rolling eyes dan berbalik menghadap laki-laki tadi.

"Serba salah keknya gue ya Dokyeom, telat salah... Kepagian salah juga." jawab Rosé dengan nada sebalnya, Dokyeom tertawa, "Gue ngga nyalahin ya, gue cuma bingung aja gitu."

"Huh gue ngga kerja tadi malam, mangkanya ngga larut tidurnya." Dokyeom mengangguk paham lalu menarik tali tas Rosé agar segera menuju kelas, aneh ya padahal mereka ngga sekelas, beda jurusan pula.

"Enak kan masuk sekolah pagi? Lo ngga perlu panik kalau lo telat, bisa ngerjain tugas pagi-pagi malah." Rosé ingin mengutuk nasib dirinya sendiri setelah mendengar apa yang dikatakan Dokyeom tadi, yah disaat teman-temannya yang lain santai dirumah bersama keluarga sedang ia tidak bisa.

"Iya enak kok." Seketika wajah Rosé berubah murung, namun karena ia merupakan tipe yang tidak enak kepada orang kalau menunjukkan bahwa ia sedang badmood, ia lebih memilih menjawab apa adanya saja.

Walaupun kenyataannya memang benar, enak sekali rasanya bisa istirahat sepulang sekolah, enak sekali rasanya ngga panik ketika bangun telat, enak sekali bisa berkumpul bersama keluarga. Semua yang tidak pernah dirasakan Rosé enak sekali.

"Udah gue bilangin berhenti kerja, kalau lo kek gini kan gue-nya jadi ngga bisa ngelakuin amanah orang tua lo buat jagain lo." Rosé menghentikan jalannya, ia menggenggam erat tali tasnya,

"Jagain aja kan? Udah jagain disini aja. Gue masih bisa tau kerja, lagian kerjaan gue itu seru." BOHONG.

Bohong besar, mana ada Rosé merasakan serunya bekerja. Kerap kali Rosé mendapat perkataan tak baik tentangnya, Rosé bertanya ke dirinya sendiri, Kenapa? Ia hanya mencoba memenuhi kebutuhannya tanpa menyusahkan orang lain.

Lonely • Rosèanne ParkWhere stories live. Discover now