Jum' at pagi indah, sekitar pukul 10.00 terlihat 70 motor dan 1 mobil sport ternama berdominan warna hitam itu berbelok ke jalan Januari dengan 1 mobil box yang mengikuti dibelakangnya, ya mereka merupakan anggota wolf yang akan pergi ke panti asuhan pelita harapan setelah lebih dari 1 jam Vino membagikan beberapa panti asuhan yang akan mereka datangi.
Dan disinal mereka sekara setelah 30 menit perjalanan, mereka akhirnya bisa memarkirkan motornya diluar pagar kayu panti asuhan tersebut. Vino berjalan paling depan membuka pagar kayu tersebut disusul oleh Marvel, Jerry, dan Ricko yang seketika menjadi pusat perhatian anak-anak yang sedang asih bermain.
"What's up guys bang Ricko comeback!" Ujar ricko sembari merentangkan tangannya, seketika segerombolan anak itu berlarian menuju kearah anggota wolf berhamburan memeluk kakak yang ganteng-ganteng itu, tak terkecuali sang ketua. Kini dia sedang dipeluk erat oleh anak perempuan berumur 7 tahun yang sebulan lalu dia temukan ditepi jalan dengan keadaan yang sangat memprihatinkan.
"How are you man?!" Tanya Marvel pada anak bernama Raden itu setelah mereka ber high-five.
"I'm Okay bro" ujarnya menjawab pertanyaan Marvel.
Marvel mengacak-acak rambut anak itu lantas berujar "Ga sia-sia gua ajarin Lo ngingris".
"Vin durasi" Ujar Jerry mengingatkan.
Vino mengangguk lantas kembali berjalan kearah rumah berbahan dasar kayu jati itu, ia membuka pintu utama yang langsung disuguhi dengan pemandangan yang tak pernah dia duga sebelumnya.
"Aurel?!" Ujar Jerry mengerutkan keningnya saat mengetahui wanitanya berada di sana yang ditatap pun sama terkejutnya.
Sebenarnya tak hanya Aurel yang berada di sana ada Mayra, Letta, juga Zia yang tengah duduk manis di kursi kayu ruang tamu tersebut.
"Kamu ngapain disini?" Tanya Aurel memandang Jerry dengan penuh tanda tanya. Kemudian matanya menelusuri semua wajah laki-laki yang ada di sana lantas kembali memandang kearah Jerry.
"Kita lagi bakti sosial" ujar Vino mengurangi ketegangan yang sedang terjadi, tampak ketiga wanita itu mengangguk, sedangkan Aurel tak berani memandang wajah kekasihnya tersebut, sudah bisa dipastikan sifat over protective nya muncul saat tau Aurel pergi tanpa sepengetahuannya.
Jerry maju kearah Aurel lantas menari tangan Aurel membawanya keluar dari ruangan tersebut, sedangkan yang lainnya kembali memandang kearah tiga wanita itu seolah-olah bertanya
-ngapain-lo-bertiga-,kesini-?-"K-kita nganterin temen" Ujar Letta gugup yang diangguki Mayra dan Zia.
"Temen?" Tanya Marvel dengan kerutan didahinya.
Mayra membuka mulutnya hendak menjawab pertanyaan Marvel, namun suara pintu juga bunda Liana pemilik panti asuhan tersebut menghentikan Mayra.
"Eh anak-anak bunda udah dateng" Ujar bunda Liana memandang para anggota wolf, tapi bukan itu yang menjadi objek utamanya melainkan seorang wanita yang berada disisi sang pemilik panti asuhan tersebut, yang tak lain adalah bad girl SMA Dharma ya Laura siapa lagi.
"Lo semua ngapain kesini?!" Ujar Laura heran.
"Kamu kenal sama mereka nak?" Laura mengangguk ucapan bunda Liana. "Mereka kesini mau bakti sosial, mereka juga sering kesini, ayo-ayo duduk dulu" ujar bunda Liana mempersilahkan para cowok-cowok itu untuk duduk.
"Eh maaf Bun, kita keluar aja deh biar Marvel sama vino aja yang disini sebagai perwakilan, kita mau bagi-bagi ke anak-anak" Ujar seorang anggota wolf . Liana menggangguku hal tersebut lantas kembali mempersilahkan Vino dan Marvel untuk duduk.
"Vino, Marvel sebelumnya bunda mau kalian tau kalau Laura ini keponakan bunda, mama Laura sama bunda itu saudara kandung" ujar Liana membuat Vino dan Marvel mengangguk mengerti.
KAMU SEDANG MEMBACA
Astrophile
Romancekau indah bagai langit malam yang selalu kupandang kala dipenuhi bintang, kau bersinar layaknya bulan dan aku bagai salah satu dari ribuan bintang yang mengelilingimu, kecil dan nyaris tak terlihat, tapi kau terus saja memancarkan sinarmu agar aku b...