Halo, Ini aku.

Bagian kedua; Aku ini mewarisi sifatmu.

'kamu kaya gini siapa yang ngajarin? Sifatmu ini nurun dari siapa?' ah, terkadang orangtua tidak menyadarinya ya? Anak itu mencontoh apa yang aku lihat. Aku ini, mewarisi sifatmu.

Ketika orangtua marah, membentak, bahkan berkata dengan tutur kata yang tidak pantas seorang ibu ucapkan kepada anaknya sendiri, mereka itu tidak sadar ya? Perilaku mereka itu berdampak kepada pertumbuhan anak. Ingat sekali, setiap kata kasar yang mama katakan selalu aku simpan dalam ingatan. Bagaimana mama mengatakannya dengan nada tinggi, kata kata kasar, bahkan terkadang melempar barang kearahku.

Tapi, mama marah bukan karena tidak ada sebab. Seperti ketika aku tidak langsung mengerjakan apa yang mama suruh. Contohnya ketika aku tidak langsung mengepel. Aku tidak terlalu ingat bagaimana mama mengatakannya, tapi aku ingat kata kasar yang mama lontarkan saat itu. Kira kira, seperti ini 'dasar anak dajjal!' ' goblok' 'bego' 'tolol' tapi hebatnya, aku tidak menangis, lho!

Mama kalau meninggikan suara itu, bukan hanya kepadaku. Tapi ayahku juga. Mama sering memarahiku kenapa ketika berbicara dengan ayah, aku selalu meninggikan suaraku. Padahal, mama itu sering sekali bersikap ketus kepada ayah. Aku itu kasihan, seringkali berpikir; ayah itu kalau ingin berkeluh, ke siapa ya? Sedangkan ketika ayah mengeluh lelah bekerja saja, mama langsung menyalahkan kebiasaan ayah yang buruk.

Aku itu sedih, ketika ayah dimarahi habis-habisan oleh mama karena masalah ekonomi. Aku kasihan, tapi aku bingung harus apa.. aku ingin memberi tahu kepada mama jika jangan menggunakan nada tinggi seperti itu, tapi.. aku takut seperti menggurui mama.

Maka ketika mama dan aku berdebat, tidak ada dari kita yang mau mengalah. Ketika mama meninggikan suaranya, maka aku balas meninggikan suaraku.

.