Halo, Aku.
Sudah 3 tahun tidak bersua. Terima kasih sudah banyak bertahan. Kamu di 3 tahun yang lalu, pasti berusaha keras agar aku yang sekarang masih bisa menulis tulisan ini.Tidak terasa, ya? usiamu hari ini duapuluh satu. Sudah legal menikah di negeri ini. Tapi kamu memilih untuk tetap memusingkan tugas akhirmu. Iya, sekarang kamu sudah di semester akhir, semester 8.
Puji syukur kamu yang sekarang masih bisa menghasilkan rezekimu sendiri. Kabar sedihnya, kamu sudah kehilangan beberapa orang paling penting di hidupmu. Nenek dan Baba sudah tidak lagi di sampingmu. Mereka pergi lebih dulu. Tapi kamu harus meyakini kalau mereka akan abadi dalam hatimu Yang penuh kasih.
Teman-temanmu yang dulu akrab itu, satu persatu juga hilang. Pun kekasihmu yang dulu kau sayangi itu. Mungkin tidak sefrekuensi sebelumnya. Gak apa-apa, ya? Karena dari kehilangan-kehilangan itu, kamu tumbuh lebih kuat. Seperti nama belakangmu. Tuhan mengabulkan doa yang tercantum dalam namamu.
Kamu bertemu orang-orang baru. Ada yang aneh, ada yang membuatmu jengkel, dan ada yang membuatmu lebih mengerti mengenai kehidupan. Semuanya datang dan pergi khusus untuk menjadi bagian dari ceritamu.
Lebih banyak bersyukur, ya. Jangan banyak pikiran. Jangan sering-sering mimpi buruk. Jangan sakit.
Tahun ke tahun, duniamu harus lebih baik.
Di bagian selanjutnya, aku akan beri tahu hal-hal yang sudah kupelajari 3 tahun ini. Semoga bisa dimengerti.
Dari orang yang paling mencintaimu,
Aku di usia 21, tahun 2023.
KAMU SEDANG MEMBACA
Semenjak Aku Delapanbelas
Randomditulis sejak usiaku 18 tahun, kurang 2 bulan. cuma isi kepalaku, dan hari-hariku. kubuat selagi menunggu kereta tiba di stasiun kereta api.