Happy reading!.
******
Hidup di lingkup keluarga yang berada tak sedikitpun membuat Yeonjun bahagia. Baginya, harta dan kekuasaan merusak segalanya. Hidup di lingkup keluarga yang berada tak menjamin keluarga yang harmonis.
Harta, harta, harta. kekuasaan, kekuasaan, kekuasaan. martabat, martabat, martabat. Keluarganya selalu menuntut tentang itu.
Hidupnya di pekerjakan seperti sebuah robot tanpa henti oleh keluarga yang menuntut nilai tinggi agar bisa di pamerkan kepada publik. Ia tidak hidup seperti kebanyakan remaja lainnya. Menikmati momen momen remaja yang menyenangkan dan penuh semangat sebelum beranjak lebih dewasa. Hidupnya hanya diisi dengan tuntutan nilai, nilai, dan nilai.
Muak, Yeonjun muak.
“NILAI MU TURUN YEONJUN ?!!". Lagi, teriakan ibunya kembali terdengar saat melihat kertas ujian Yeonjun yang bertuliskan nilai 'A-' . “Dasar anak tidak tau diri! Malu maluin jadi anak!". Yeonjun hanya mengepalkan tangannya sambil menunduk tak berani melihat ibunya.
PLAK!!
“pergi ke kamar, belajar dengan benar. Kalau sampai dapat nilai A- lagi, ibu tak segan-segan mengurungmu Yeonjun!" Setelahnya ibu Yeonjun pergi meninggalkan Yeonjun yang masih menunduk. Kemudian dengan langkah lemas ia berjalan menuju kamarnya di lantai dua.
Ia mendudukkan tubuhnya di kasur empuknya, lalu menghela nafas lelah. “Sialan" lirihnya kemudian meremas rambutnya sendiri.
Kemudian kakinya ia bawa menuju jendela kamarnya yang memperlihatkan taman depan rumahnya di bawah. Ia melihat mobil ibunya pergi menjauh dari pekarangan.
ini kesempatan untuk Yeonjun keluar rumah dan menyegarkan pikirannya. Ia tau ibunya sering pergi butiknya sampai malam, karena tak ingin bertemu ayah Yeonjun.
Ya, keluarga dengan ekonomi di atas tidak menjamin keharmonisan rumah tangga pasangan. Mereka sibuk dan saling berselisih, Tak jarang Yeonjun juga kena imbasnya. Setiap orang tuanya dalam ruangan yang sama, di pastikan mereka selalu beradu mulut. Yang satu keras kepala, yang satu tak mau mengalah, Tapi mereka sangat kompak dalam menekan Yeonjun untuk mendapatkan nilai sempurna. Hebat sekali.
Kembali lagi, Kini Yeonjun sedikit berlari keluar pekarangan rumah, memastikan mobil ibunya sudah sangat jauh.
“sudah pergi hehe" ia terkekeh lalu berlalu keluar rumah sambil berjalan dengan riang, melupakan kejadian tadi.
Langkahnya terhenti ketika netra nya menangkap seseorang di sebuah bangku taman di bawah pohon. Entah kenapa kakinya seakan berjalan sendiri menghampiri seseorang yang duduk di sana.
“hei, boleh aku duduk disini?". Tampak orang itu menatap Yeonjun dan mengangguk
“aku Yeonjun, kau?" Tanya Yeonjun setelah duduk.
Orang itu menoleh kepada Yeonjun kemudian tersenyum. Yeonjun terpaku melihat senyum manisnya, lesung pipi yang terlihat ketika ia tersenyum serta mata yang ikut menyipit. “aku Soobin, senang berkenalan denganmu Yeonjun" tangannya ia ulurkan kepada Yeonjun, dan dengan senang hati dibalas tangan lembut itu.
“oh?lihat sudut bibirmu terluka, kau baik-baik saja?" ucap Soobin setelah melepaskan tautan tangan mereka. Yeonjun memegang sudut bibirnya yang di maksud Soobin
Aahh ini pasti gara-gara tamparan ibunya tadi
Yeonjun tersenyum sambil menatap Soobin. “aku tak apa apa". Ucapnya lalu memalingkan wajahnya lagi
Soobin hanya mengangguk, lalu menatap Yeonjun lama. Merasa ada yang memperhatikan Yeonjun kembali menatap Soobin. “Yeonjun tampan hehe, aku suka". Yeonjun salah tingkah, buru-buru ia menundukkan kepalanya
KAMU SEDANG MEMBACA
OX1=.....? [Yeonbin]
Short StoryPada akhirnya, Yeonjun mengikuti jejak Soobin Short story!! Bxb!