Celine setelah syuting insert, dijemput oleh supir. Lalu menghubungi Marshel. Tapi, Marshel menolak karena beralasan sedang ada acara keluarga.
"Oh, jadi gitu. Mentang-mentang sekarang sudah punya pacar, aku dicuekin? Oke, makasih buat semuanya!" Celine menutup ponselnya dengan amarah tinggi.
Si supir nyeletuk.
"Kak Celine mending bikin si Marshel mabuk lalu ... tahu sendirilah orang dewasa gimana. Oke kan usul saya, Kak?" Celine mengangguk tapi ia ragu.
Dia mengeluarkan isi dompetnya yang terdiri dari seluruh keluarganya.
"Maafkan aku ya, Naak. Belum bisa memberikan Ayah buat kalian berempat. Bagaimana ya, padahal aku sudah kecintaan sama Marshel. Bahkan tidak ada pria yang sebaik hatinya." Si supir menjadi tak tega mendengar penuturan sang majikannya itu.
"Duh, sepertinya aku harus segera bertindak! Tapi, bagaimana caranya biar tak ketahuan?" Si asisten memberitahunya kalau dia punya teman untuk menghipnotis Marshel agar selalu mengingat Celine.
"Aku rasa, cinta Marshel sudah untuk pacarnya. Mungkin, aku harus jaga jarak darinya." Asisten dan supir meneriaki niatnya Celine.
"Jangaaan! Marshel harus dikasih tahu kalau dia bisa sesukses ini karena ada kamu, di sisinya. Masyarakat bisa tahu, karena ada Marshel dan Celine. Ayolah, Kaak ... semangat!" Celine menoleh ke arah jendela yang lain.
"Hhhh ... tapi aku gak begitu yakin bisa sesukses dulu sebelum terkuak kebenaran mereka. Apalagi sebentar lagi mereka akan menikah. Salah aku apa sih menurut kalian?" asisten dan si super malah saling pandang.
"Mungkin terlalu cepat jatuhkan hati." Celine tersenyum miris. Ya kenyataanya memang seperti itu. Gak bisa dipungkiri sih. Walau begitu, marceline masih bersama dalam suka dan duka.
Klip!
"Sorry, Kak aku sedang persiapan acara nikahanku. Kakak ada apa
cari aku? Kalau mau cerita, cerita saja, Kaak." Marshel menyanggupi untuk menyimak ceritanya Celine."Aku belum siap kehilanganmu, Marshel. Sudah beberapa bulan, kita lalui barengan, tapi malah kamu pilih yang lain? Dimana letak kurangku, Shel?" Marshel bingung mau jawab apa.
Di kamar yang sedang ditiduri seorangan, malam itu ada Cesen yang ingin menginap di rumah calon orang tuanya. Sebenarnya, itu belum boleh tapi tak ada satu pun yang berani mencegahnya walau salah pun tetap dianggap benar adanya.
"Aku juga bingung jawabnya gimana, Kak. Kakak pastinya tahu sendiri, kalau aku butuh istri yang saling percaya, dan tidak cemburuab, tapi ... ternyata kalian berdua, sama-sama wanita pencemburu. Undangan pernikahan pun sudah selesai dicetak. Yakinlah, Kak. Sebentar lagi, akan ada cowok yang serius mencintaimu, Kak. Stevan Pasaribu juga ada kan ...?" Celine menghela napas.
"Kita hanya HTS, gak tahu arahnya dia mau kemana. Jujur, aku sangat tersakiti dengan kabar pernikahanmu ini, Shel. Apakah setelah ini, kita masih bisa ketemuan?" Marshel menganggukkan kepala perlahan seolah memasrahi perasaan yang tak bisa mudah terhapuskan.
"Kak Celine, yang paling ku sayangi. Mana mungkin, aku lupakan begitu saja, walau sekarang kondisinya telah berubah." Marshel berusaha menyakini akan perasaannya dengan Celine.
Marshel tak mengetahui kalau Cesen semakin ingin mengekang kehadirannya, agar Celine tak lagi mengganggu hidup rumah tangganya. Sebuah ungkapan hatinya saat syuting bareng dengan Celine pun masih diputar Cesen berkali-kali hingga ...
"Menikah dengan siapa saja nih? Kalau aku, akan tetap pertahankan pernikahan saya bagaimana pun caranya, walau ada lembaga yang mengurus perceraian, tapi saya tidak mau."
***
Acara valentine, Marshel resmi melamar pujaan hatinya, Cesen di hadapan kedua ortu masing-masing calon mempelai. Celine, hadir juga di sana, menitikkan air matanya, tapi di luar rumah Cesen. Celine, bersembunyi di dalam mobil mewahnya. Hanya sang manajer mendatangi acara lamaran tersebut.
Setelah acara, Marshel mendatangi Celine yang sengaja tak berhias seperti biasanya. Kedua mata Marshel terbelalak melihat keindahan di depan matanya sampai kedua tangan mereka saling bertautan dan memeluk satu sama lain. Mama dan Cesen ingin memisahkan keduanya tapi dicegah oleh sang asisten.
"Saya mohon pada kalian berdua. Biarkan mereka bicara berduaan, walau akhirnya Marshel lebih pilih kamu daripada bos saya. Permisi dan terima kasih." Asisten diam berdiri sambil mengawasi keadaan sekitar. Ruangan itu sengaja dibiarkan sedikit remang lampunya agar Marshel maupun Celine bisa lebih leluasa dan nyaman.
"Aku merasa digosting sama kamu, padahal kamu tahu bagaimana sebegitu bahagianya aku sama kamu. Aku ikhlas tapi sedih, bakalan kehilangan kamu dalam waktu dekat ini. Bisa gak sih, kamu memikirkannya lagi, Shel untuk cinta kita?" Marshel menahan napas, lalu mengungkit besarny biaya hidup sekeluarga Celine. Ia tak sanggup karena, honornya sebagai komedian tak semahal raffi ahmad, atau Pak Deni.
"Kak, aku butuh wanita yang nurut sama lakinya. Contohnya, gak usah kerja juga. Cukup di rumah sama anak-anak." Celine diam lalu memegang dada kirinya Marshel.
"Aku akan nuruti kemauan suami jika memang kamu, bisa juga jaga hatiku Shel. Tak apa jika kamu nikahi Cesen, tapi cinta kita jangan sampai dimakan waktu." Marshel tersenyum malu, dia tak menyangka, partner kerjanya beneran jatuh cinta pada dirinya. Pria biasa, tak ganteng-ganteng amat tapi honornya melebihi uang pekerja biasa.
"Jadi, kita masih bisa nih ..." Celine tersenyum lalu kecup pipi Marshel yang berkulit hitam sawo matang.
"Pegangan, pelukan, cium pipi, ya boleh lah, asal gak kebablasan." Marshel malah lontarkan aksi nakalnya.
"Iiihh ... Marshel, apaan sih? Itu sama Cesen aja. Aku mau, tapi harus sah dulu." Marshel dan Celine ngakak.
Marshel sangat bahagia bersama dengan Celine, walau hubungannya mentok di soulmate-an saja. Ada cinta di sana, rasa sayang yang begitu dalam, hingga tak mau kehilangan satu sama lain. Marshel tahu, rasa cinta untuk Celine sangat begitu serius, sayangnya Cesen menghalanginya apalagi ada anak di dalam perut Cesen.
***
Di acara teve, Celine diduetkan dengan pria lain. Marshel terbilang cemburu tapi ditahannya sambil berpura-pura godain penonton cewek di depan mata Celine. Para penonton pun heboh melihat aksi pasangan sahabat itu. Si Celine sengaja melakukan itu karena Marshel yang selalu berstory akan kedekatannya dengan calon istrinya, si Cesen.
Para sahabaf sudah meminta Marshel agar menikahi Celine, tapi Marshel nalah ungkap biaya besarnya Celine sekeluarga.
"Kalau kamu minat seriusi Celine ya harus gitu. Kecuali kalau kamu cuma memanfaatkan perasaanmu sama dia, Shel."
"Menurutku, cuma sama Celine, nama kalian bisa disejajarkan dengan RANS atau Bang Raditya Dika sama sang istri? Sayang banget ya, kalian bukan pasangan yang sesungguhnya."
Marshel hanya bisa diam, lalu pergi ke belakang panggung yang ada Raffi Ahmad dengan Pak Deni. Mereka langsung mencarikan sketsa romansa untuk keduanya agar semakin terkenal.
Bagaimana kelanjutannya?
Bersambung
KAMU SEDANG MEMBACA
Cintaku Seluas Samudera
FanfictionCeline mencintai Marshel. Walau dia bukan orang berada, ia rela memilih pria biasa saja itu. Walau banyak yang lebih tampan dan kaya dari Marshel sekalipun, ia tetap pilih Marshel. Teman-temannya sempat bilang ke dia, "kamu diguna-gunai sama si Mars...