prolog

81 7 1
                                    

Happy reading!

.
.
.

Anak lelaki berumur 5 tahun terduduk di atas ranjang sambil mengayun-ayunkan kaki mungilnya. Siapapun yang melihatnya pasti kegemasan dengan tingkahnya.

Mengingat pesan yang diberikan sang bunda, untuk tidak keluar kamar sebelum ia mendapatkan perintah dari bundanya sendiri. Maka halin pun mematuhi tanpa sedikitpun membantah.

Halin begitu polos untuk dunia yang mempermainkannya.

Tanpa sepengetahuan Halin, kalau di luar kamar kedua orang tuanya sedang bertengkar hebat.


••><••

Ketika sebuah hubungan tidak dilandasi dengan rasa cinta maka hanya membuat tersiksa pada orang yang menjalaninya.

Sama seperti pasangan suami istri ini. Di dalam hubungan pernikahan mereka tidak ada kasih ataupun cinta, hanya ada pertengkaran yang membuat salah satunya terluka.

Dan dalam pertengkaran kali ini, sang buah hati yang menjadi topik dalam pertengkaran mereka.

"Apa perlakukan kamu selama ini ke aku, ga buat kamu puas?! Terus sekarang? Kamu mau ngambil anak semata wayang ku?! Aku gak akan pernah sudi anakku hidup sama bajingan kaya kamu!!"

"Aku ayah kandung Halin! Maka aku punya hak atas hidup Halin!"

"Selama aku masih hidup, aku ga akan ngebiarin Halin tersiksa karena kamu. Aku bakal ngelakuin cara apapun buat ngelindungin Halin dari kamu!"

Rama tertawa meremehkan. Ia mendekatkan wajahnya pada sang istri dan menatap lekat tepat pada matanya.

"Naya naya.. mau kamu ngelakuin sesuatu cuman buat misahin aku sama Halin, itu percuma. Halin akan tetap hidup bersamaku." Rama berhenti sejenak, menjauhkan wajah dari istrinya, dan dengan santai ia kembali berbicara.

"Setelah perceraian ini di urus, hak asuh Halin akan jatuh sepenuhnya ketanganku."

Ucapan Rama menyulut emosinya. Naya mencengkeram kerah baju Rama. Dengan emosi ia berbicara dihadapan muka suami biadabnya:
"Kau brengsek! Jangan pernah memasukan Halin ke dalam masalah mu! Dia hanya anak kecil yang tak tau apa-apa!!"

Rama melepas kasar cengkraman tangan yang berada di kerah nya. Menatap rendah sang istri, dan dengan keangkuhan nya ia berbicara:
"Aku masih berbaik hati padamu, memberikan waktu 2 hari bersama Halin. Setelah itu aku akan mengambilnya darimu. Sukarela ataupun tidak, Halin akan tetap bersamaku."

Setelah mengucapkan itu, Rama meninggalkan naya. Tak peduli dengan keadaan sang istri yang terlihat frustasi.

Ibu anak satu itu, terlihat seperti orang depresi. Menarik rambutnya sendiri dan berteriak dengan kencang, ia meluapkan semua rasa emosi yang ada di dalam dirinya.

Naya sungguh tidak berharap Halin akan ikut masuk dalam masalah suaminya. ia mengharapkan anaknya akan bahagi dan hidup dengan normal seperti orang orang pada umumnya.

TBC
.
.
.

Cr: pinterest

Cr: pinterest

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Visual Halin

Jangan lupa VOTE and komenny readers🐣💞

trappedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang