membawa pergi si kecil

33 6 0
                                    


Happy reading!
.
.
.

Kejadian yang tidak terduga menimpa dirinya. Matahari masih bersembunyi, rembulan juga masih bertugas. Tapi, Naya harus dibuat kaget oleh Rama yang berdiri sejak tadi. Entah kapan tubuh tinggi itu menginjakan kaki di rumah ini.

"Mau apa kau kesini?"

"Apa lagi? Kalau bukan ingin mengambil kembali darah dagingku."

"Bagaimana jika aku melarang mu? Apa kau tidak berpikir, kalau ini waktu malam. Dan kau mengganggu waktu tidur Halin!" Awalnya ia berucap tenang tapi saat diakhir nada nya naik satu oktaf.

Rama membisik di telinga.
"Berpikirlah bodoh! Jika aku sudah bertindak siapa yang bisa melarang? There isn't!"

Rama tanpa izin langsung menerobos masuk rumahnya. Naya dengan cepat menghalangi.

"Dimana sopan santun mu?! Ini rumahku dan aku melarangmu untuk masuk!"

Rama dan naya kembali berhadapan. Mereka sama-sama menatap dengan rasa benci.

"Pergi." Titah Rama.

Naya menggeleng ia masih tetap di hadapan tubuh Rama.

Rama berdecak kesal. "Jangan menghalangi jalanku!"

"Kalau begitu, jangan ambil Halin dari hidupku!" Naya benar-benar keras kepala. Maka Rama melakukan sesuatu pada Naya.

Lagi-lagi Naya harus terkaget ketika dirinya sudah di bekap oleh bawahan Rama. Kapan para algojo ini masuk?

Dirinya memberontak, tapi bawahan Rama semakin mencengkram kuat. Ia tidak bisa berteriak mulutnya di tutupi salah satu tangan bawahan itu.

Rama tersenyum remeh. Ia kembali berjalan dengan santai ke arah tangga. Melihat itu, Naya semakin memberontak. Air matanya sudah siap untuk meluncur.

Kali ini Rama tidak perlu melakukan banyak tenaga untuk mengahadapi tingkah Naya. Sepanjang jalan menuju kamar anaknya ia tidak bisa lagi menahan senyum. Apalagi saat sudah masuk ke kamar. Bibir itu benar-benar tertarik ke atas waktu melihat anaknya yg tertidur pulas.

Perlahan ia menggendong Halin dari tempat tidur. Sebisa mungkin ia tidak menggangu tidur nyenyak anaknya.

Rama turun dari arah tangga. Naya yang melihat semakin kobar, kewarasannya seperti sudah di ambang batas. Ketika sedikit ada celah, ia berusaha untuk teriak.

"L-lepaskan anakku!!!" Suaranya sedikit menggema.

Rama merasa geram, dengan kode mata ia memerintahkan bawahannya. Lalu setelah itu ia mengusap punggung Halin, membuat tidurnya kembali nyaman.

Rama sudah keluar rumah. Naya di tendang dan di banting kearah tembok agar tidak berdaya. Setelah itu di susul bawahan Rama yang meninggalkannya. Ketika ia ingin mengejar tubuhnya merasakan sakit.

Hancur sudah hatinya. Ia tidak bisa melakukan apa-apa. Mobil Rama sudah melesat dari kawasan rumahnya.










Thanks for reading.
Jgn lupa vote sama komen nyaa:)))

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 02 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

trappedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang