.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Author POV,.Bukan sekali atau dua kali, tapi sering Lisa melihatnya, bukan hal biasa tapi itu benar-benar menyayat hati dan batinya, bagaimanapun lisa manusia biasa juga, merasakan sakit melihat orang yang kita sukai berdekatan dengan pria lain,
Seperti sekarang ini, didepannya lebih tepatnya di depan wajahnya, Jennie tengah tertawa bersama Iwan, entah kenapa rasa panas ini menguasai seluruh kepalanya,
Jam istirahat yang biasa ia gunakan untuk bersantai dan menikmati makan siang harus sirna karna selera makannya benar-benar hilang saat melihat Jennie yang lebih dulu duduk di meja biasa bersama Iwan,
Pikirannya berkecamuk di dalam sana, apa sekarang Jennie benar-benar sepasang kekasih dengan Iwan yang sekarang malah dengan lancang mengusap rambut Jennie,
Ia kepal kuat tangannya yang tadi ia simpan di bawah meja di atas pahanya,
Rasanya ia ingin mematahkan tangan itu, mencingcangnya menjadi 100 bagian, dan membuang nya ke sungai Amazon,"Cuih, hayang dibabuk ku aing!" Gumam pelan Lisa suaranya kecil persis seperti desisan,
"Lisa Lo sakit?" Lisa mendongak ke sampingnya di mana ada Rara di situ karna tempat yang sering ia duduki malah ditempati iwan fals itu,
"Gue? Gue gak papa" jawab Lisa santai ia kembali menyantap bubur sumsumnya,
"Lo kayanya sakit Lis, muka Lo merah banget" kata lagi si Rara yang sekarang mengarahkan tangannya ke leher Lim dan menempelkan punggung tanganya,
"Tuh loh panas, Lo perlu ke UKS Lis" lanjut Rara yang sekarang berdiri dan menarik Lisa agar ikut berdiri dari duduk nya
"Ayo gue anter ke UKS," lagi lagi Rara mencoba menarik Lisa
Lisa melirik Jennie sekilas di mana Jennie sekarang mengalihkan seluruh atensinya kepadanya, bukan hanya Jennie tapi setengah penghuni kantin juga meliriknya,
"Y- yah gue perlu ke UKS kayanya" jawab lisa dan ia berdiri dari duduknya dan berjalan mengikuti rara yang menarik tanganya
Sedangkan Jennie ia menatap kepergian kedua sahabatnya itu, ada rasa kesal dan bersalah didalam dirinya kenapa ia tak menyadari jika Lisa sakit ia sebagai sahabat merasa tak berguna Sekarang padahal tadi pagi ia berangkat bersama bahkan sekarang pun masih bersama tapi ia tak menyadari itu,
Malah Rara yang menyadarinya,
"Jen hey" Jennie kembali melirik Iwan yang ada di disampingnya
"Ya"
"Lo gak mau ikut Lisa ke UKS?"tanya Iwan
"A-ah ya gue harus ikut lisa ke UKS, kalo gitu gue duluan" Jennie Langsung beranjak dan pergi begitu saja meninggalkan Iwan yang masih duduk dengan semangkuk baso yang tinggal setengah didepannya,
...
Lisa berbaring di bed,UKS ia menutupi wajah dengan kedua telapak tangannya, rasanya kepalanya pening sekarang,
Mungkin kemarin ia terlalu banyak mengeluarkan tenaga dan energi saat Bernyanyi,
Ditambah dengan pemandangan yang tak mengenakan hatinya," udahlah Lo gak bisa boong sama gue" ucap Rara yang sekarang masih duduk diam di atas bed UKS satunya, duduk menghadap Lisa yang sekarang belum mau membuka tutupan wajahnya,
"Gue tau perasaan Lo sama Jennie Lis, udah lama.banget gue perhatiin perlakuan Lo sama dia mungkin lebih dari 3 taun gue mastiin ini dan sekarang gue beneran yakin kalo Lo ada perasaan lebih sama jennie kan" ucap lagi Rara yang sekarang mengayunkan kakinya,
Lisa mengigit kuat bibir bawahnya, ia buka tutupan wajahnya, dan menoleh pada Rara yang menaik turunkan halis padanya, pada akhirnya setelah ia menutupinya bertahun-tahun, menyembunyikannya rapat" juga tak akan sepenuhnya tak terlihat, dan. Sekarang Rara yang notabenenya sahabat Jennie juga menyadari itu, tapi kenapa harus Rara,
Lisa menghela nafas panjang rasanya sesak sekali selama ini mendam perasaannya sendiri mungkin ia harus membaginya agar sedikit ringan,
"Ya gue suka sama dia, tapi Lo tau kan alesan gue gak pernah bilang" kata Lisa ia dudukan dirinya agar nyaman dengan arah pembicaraannya kali ini,
"Mmmm, lo cuman gak berani aja Lis, come on Lo harusnya sadar dengan Lo diem terus kaya gitu gak bikin dia peka Lis, walaupun Lo perhatian sama dia lo care sama dia, itu semua sia-sia karna perlakuan Lo sama dia udah dia rasain dari jaman SMP, dia udah mulai terbiasa dan itu udah gak aneh lagi buat dia, dia akan terus nganggap Lo sahabat yang baik, bukan sebagai cowo" panjang lebar Rara,
Lisa diam mencerna perkataan Rara, mungkin ada benar nya juga, perlakuannya memang tak pernah berubah masih sama seperti dulu, perhatiannya sudah menjadi hal biasa bagi Jennie, seberapa keras pun ia berusaha Jennie tak akan pernah peka jika tak ia utaran langsung,
Lisa menatap Rara, " gue belum mau persahabatan ini ancur Ra, 13 tahun bukan waktu yg sebentar," kata lagi Lisa
Rara turun dari bed UKS dan berjalan mendekati Lisa, "percaya sama gue Lis, apapun nantinya Lo akan ngerasa lega, karna semua yg Lo Pendem selama ini Lo keluarin,"
"Jennie pasti nolak gue Ra"
"Pesimis aja dulu, gue yakin susah buat dia kalo GK ada Lo, lo berdua udah kaya perangko,"
"Udah yakin aja, Lo pasti bisa" Rara berbalik dan keluar dari UKS,
"Gampang banget nyemangatin orang, GK tau apa susahnya gimana jadi gue" grutu Lisa ia baring lagi tubuhnya,
"Andai aja gue-
"Apa?"
"Eh buset" Lisa terperanjat kaget hingga langsung mendudukan dirinya saat seorang menyauti ucapannya,
"Apa? Andai apa" lanjut nya
"paan si Jen ngagentin aja, untung GK punya riwayat jantung gue" balas Lisa
Hampir saja Lisa ketahuan mengucapkan kalimat yg seharusnya Jennie tidak boleh mendengarnya, dan sejak kapan Jennie ada di sini, apa Jennie mendengar percakapannya bersama Rara barusan?
"Lo ko gak bilang kalo sakit, tau gitu kan GK usah kuliah, GK usah jemput gue,"
Lisa terpaku jelas bagaimana tidak sekarang Jennie menangkup wajahnya memeriksa suhu badannya lewat kening, perhatian seperti inilah yg membuatnya jatuh cinta,
"Gue gak sakit, gue cuman kurang tidur aja" balas Lisa ia lepaskan tangan Jennie dari wajahnya, Ia bisa pingsan jika Jennie terus menangkup wajahnya
"Lo pulang aja ntar gue ijinan sama dosenya" kata lagi Jennie
Lisa turun dari bed UKS, "GK usah gue udah GK PP, yuk ah balik kelas" Lisa merangkul pundak Jennie dan berjalan ke keluar,
Jennie mendongakkan kepalanya memandang Lisa, yg fokus kedepan,
"Lo mabok yah" celetuk Jennie"Heh!, Mulut enteng banget, gak ada gue mabok, Haaass" bantah Lisa dengan menghembuskan nafas Naga nya kedepan wajah Jennie
"Wuekk bau gilaa!" Jennie mendorong Lisa hingga rangkulannya terlepas,
Lisa terkikik gemas "gak kan? Gue mah anak baik "
"Cih, masa Iyah?"
"Iyahlah, Lo seharusnya tau lah orang kita bareng-bareng dari titit gue Segede pentil sampe gede kaya pentungan satpam gini" Lisa menaik turunkan halisnya, setelah mengatakan itu
"Orang gila!!, Awas dasar cabul" Jennie mendorong Lisa yg baru saja mau merangkulnya lagi
Lisa tertawa dan berlari kecil mengikuti Jennie yg mempercepat jalannya,
...