𝗔ᴛᴛᴇɴᴛɪᴏɴ-!!
Narasi : "Ya"
Percakapan : "ya"
Percakapan dalam kertas : "ya"Sirine ambulan berdengung memecah jalanan kota, membuat siapa saja yang mendengarnya langsung menyingkir.
Solar, pasien yang berada didalam ambulan itu Solar. Korban tabrak lari yang baru saja terjadi beberapa menit yang lalu.
Singkat saja. Beberapa jam kemudian setelah perawatan Solar, sang mama datang sambil menangis tersedu-sedu. Seolah-olah sang putra sudah tidak berada didunia, sementara yang ditangisi hanya menatap jengah, menganggap kecelakaan yang baru saja ia alami hanya sebuah masalah kecil.
"Mama, Solar gak mati kok!! Tenang aja."
Sang mama langsung melotot, secara reflek memukul Solar, anaknya itu kalau bicara kenapa suka blak-blakan? Ngikut siapa sih?! "Hus, kamu anak perawan tuh kalau ngomong yang bener."
"Perjaka ma, perjaka. Solar bukan cewe."
"Yaudah ah terserah, mama mau pulang nih. Kamu disini jaga diri, bye bye." Ucap mama Solar menepuk-nepuk kepala Solar, sambil mengubah mimik wajah sedihnya menjadi ceria, juga menghapus beberapa air mata dramatisnya.
Solar menghela napas lega saat jam jenguk sudah berakhir. Ahh, Solar sudah tahu endingnya pasti akan seperti ini, tadi mamanya juga mengomel panjang lebar membuat kepala Solar semakin pening.
Huh, Solar bosan. Seharusnya yang ia lakukan sekarang adalah berdiam diri ber jam jam diperpustakaan, tapi harus tertunda karna rumah sakit sialan ini.
Baru beberapa jam disini dan Solar sudah merasa tak betah, ayolah?! Kapan dirinya bisa pulang?? Sepertinya tak ada yang bisa dilakukan selain menunggu sang mama menjenguk esok pagi.
___________________________________________
"Mama kok tumben baru dateng?" Tanya Solar heran, pasalnya beberapa hari lalu mamanya tak pernah telat menjenguknya dirumah sakit.
"Tadi mama ga sengaja liat diskon pas di swalayan, jadi agak lamaan dikit."
Solar menatap kearah jam dinding, mengernyit heran. "Tapi jam jenguknya tinggal lima menit ma." Hei? Berapa lama mamanya berbelanja? Sampai anaknya dilupakan begitu saja.
"Iya, makannya mama bawain apel, jangan lupa dimakan ya? Mama pulang dulu, dadah sayang."
Solar jadi speechless mendengar jawaban sang mama. "Mama? Solar bosen tau?!"
Mama Solar masih sempat menjawab sebelum benar-benar pergi. "Ya namanya juga rumah sakit, memangnya kamu berharap apa? Ketemu pengusaha kaya raya terus dinikahin?"
Berakhir Solar hanya memandang malas kepergian sang mama, yeah. Mungkin mamanya itu benar, nikmati saja selagi ia masih disini.
Mata Solar memandang apel dan beberapa lembar kertas disebelahnya. Ide cemerlang tiba-tiba muncul dibenaknya, kenapa ia tak menggambar saja?!
Solar kemudian mengambil salah satu lembar kertas dan pulpen yang sudah ia sediakan, saat ia sudah mulai asik menggambar, tiba-tiba saja kertasnya terbang dan masuk kedalam celah tembok.
Solar memandang kearah celah tembok yang membatasi kamarnya dan kamar sebelahnya. "Ah sudahlah, semoga saja itu kamar kosong!"
(Jadi kamar Solar sama kamar sebelahnya itu dibatesin pakai tembok, dan dibawah tembok Itu ada celah 1-2 cm, jadi temboknga ga langsung nempel lantai ya.)
Namun, siapa sangka kertas Solar kembali. Dengan tulisan seseorang didalamnya. "Wow, aku tak menyangka ada seseorang disamping kamarku, salam kenal."
KAMU SEDANG MEMBACA
Elemental Fusion Ship~
Short Storyoneshoot twoshoot dari para elemental dan fusion, dengan alur dan sifat yang berbeda-bedaa. Terutama untuk pairing utama kita, HaliSol yeayy Non baku btw😗