𝗔ᴛᴛᴇɴᴛɪᴏɴ-!!
Mengandung keju yang berlebih.
Solar pov :Jika kalian bertanya kepada Solar, kenapa ia bisa mau berpacaran dengan Halilintar? Maka Solar akan mengernyit. 'iya juga ya? Kenapa ia bisa mau berpacaran dengan gledek?'
Mungkin salah satu alasan yang menurut Solar paling logis adalah, sifat Halilintar itu random, tak bisa ditebak. Kadang posesifnya keterlaluan, atau manjanya yang berlebihan. Entahlah, Solar juga tak paham.
Awalnya. Tolong garis bawah, awalnya. Sifat random Halilintar inilah yang membuat Solar tertarik, menganggap seperti. 'Kok bisa ada spesies makhluk aneh begini?'
Siapa tahu sajalah, begitu Solar bisa dekat dengan Halilintar, sifatnya itu bisa dijadikan bahan penelitian skripsinya. Siapa tahu sajakan???
Ya, walau pada akhirnya Solar malah terjebak kisah asmara ecek ecek dengan Halilintar. Solar sih, iya iya saja. Mungkin entah suatu saat nanti Solar bisa memanfaatkan dan menguras habis harta milik Halilintar, kan? Lumayan.
Selain tidak bisa ditebak, Halilintar itu, hobi marah-marah, cemburuan. Cih, tidak tahu apa kalau orang pemarah matinya cepet? Contohnya seperti saat ini, sifat curigaan Halilintar yang suka membuat Solar geleng-geleng kepala melihatnya.
Tuh? Kan? Mana ada cowo yang lebih ngeselin dari Halilintar? Dih, Solar yakin seribu persen. Ia pasti dipelet Hali!!
Satu lagi, Halilintar itu pekaan, tapi sok ga peduli, pura-pura gatau, bodo amatan. Kalau kata Solar mah "bangsat emang"
Maksud Solar tuh, soswit dikit bisa ga sih? Kan Solar capek. Ini kalau Solar beneran jadiin sifat Halilintar buat bahan penelitian skripsinya. Ah, yang ada Solar mati duluan! Masa bodo Hali bakal jadi perjaka tua.
Makannya, Solar ga berharap banyak kalau minta tolong sama Halilintar. Suka bilang gamau tapi ujung-ujungnya diiyain juga, hadeh.
Contohnya seperti......
Solar reflek menoleh kebelakang, matanya membulat saking kagetnya. "Hali? Kok? Tadi katanya sibuk??"
Halilintar tertawa melihat ekspresi kaget Solar, ah? Solar pasti kesal setengah mati tadi. "Engga, siapa sih yang tega ninggalin pacarnya gitu aja?"
"Dih, jabingan lo, sana ah pergi." Solar berseru ketus, berjalan meninggalkan Halilintar yang memasang wajah memelas. Masa bodo Solar, masa bodo. Tinggalin aja Solar, tinggalin.
"Lho lho lho? Kok gitu sih? Tadi perasaan baik-baik aja, kok jadi marah gini."
Emosi Solar yang sudah berada diubun ubun langsung loncat keluar dari ubun-ubun. Hei? Tak peka sekali saudara Halilintar ini.
"Ya lo juga kenapa? Kalau gue minta sesuatu kenapa gak pernah langsung bilang mau? Kenapa harus sok soan ga peduli dulu baru nanggepin omongan gue? Gausah belagu sok soan ngasih kejutan buat gue, gue ga butuh Hali, dengan lo ngerespon dengan baik itu aja udah cukup." Mendadak, bahkan terlalu mendadak untuk Hali. Solar berseru, menatap Halilintar dengan tatapan yang tak bisa diartikan.
Masih dengan tatapan yang sama, Solar kembali berseru. Kali ini mengubah nada bicaranya menjadi lebih halus namun menyedihkan disaat bersamaan. "Halii... Harus banget ya kaya gitu? Kalau kamu emang gamau bilang aja Halii, kalau kamu emang gabetah bilang aja. Apa harus aku ngemis ngemis dulu biar kamu langsung nanggepin? Kalau emang hubungan kita udah ga sehat, mending kita udahan aja, lupain seolah olah ga pernah kejadian apa apa, lupain seolah olah kita ga pernah ketemu sebelumnya, lupain kalau kita pernah menjalin kisah bersama, lupain semuanya."
Halilintar gelagapan melihat Solar, tak membayangkan emosi Solar langsung meledak begitu saja. Halilintar kalang kabut, pikirannya kacau, ia tak bisa berpikir jernih akan melakukan apa, bahkan untuk memproses ucapan Solar ia tak bisa.
"Sayang, jangaan."
Solar tak merespon saat Halilintar memeluknya erat, ia baik-baik saja. Hanya kelepasan sedikit saja, ia tak bermaksud berbicara seperti itu pada Halilintar. Tapi mari kita melihat cara Halilintar meminta maaf??
"Sayang, Hali minta maaf. Aku sadar aku egois, aku berlebihan, aku keterlaluan. Aku minta maaf, kamu tahu kan aku ga pernah jatuh cinta? Kamu bilang kamu suka sifatku yang unik, aku cuman mau mertahanin itu aja... Tapi aku malah berlebihan."
Solar mengelus surai Halilintar lembut, masih dengan posisi yang sama, yaitu dipeluk. Halilintar juga meracau beberapa kali, mengucapkan kata jangan putus berulang-ulang.
"Sayang, jangan putus ya?" Halilintar kembali bertanya, dibalas dengan anggukan ogah ogahan ala Solar.
"Iya iya. Pulang aja ayo, capek aku liat mukamu." Ucap Solar sambil menyeret lengan Halilintar. Lihat saja nanti, Halilintar pasti masih akan meracau tak jelas saat pulang.
Saat ini, detik ini, atau nama lainnya sekarang. Solar sedang menatap room chat nya dengan Halilintar dengan emosi berapi api. "Bocah edan." Batinnya
WKWKW INI APAAN😭😭
Modelan anaknya wgwgwg🙏🏻🙏🏻
Supra ketika diajarin senyum sama Hali.Salam dari seme yang tertunda.
Tertanda, Kai Kuroba
KAMU SEDANG MEMBACA
Elemental Fusion Ship~
Short Storyoneshoot twoshoot dari para elemental dan fusion, dengan alur dan sifat yang berbeda-bedaa. Terutama untuk pairing utama kita, HaliSol yeayy Non baku btw😗