Chapter. 1

5 2 0
                                    

Indonesia, tahun 1998, Jawa Tengah, Magelang

Saat ini sedang musim panas di Magelang, cuaca yang tidak terlalu panas karena Kota Magelang yang terletak di antara lima gunung dan memiliki banyak pepohonan, menjadikan kota ini idaman banyak orang yang ingin bersantai.

Di pinggiran sungai yang memiliki air jernih, terdapat seorang anak lelaki sedang berbaring.

Anak itu memiliki rambut hitam pendek dan kulit putih namun sehat. Mengenakan baju putih abu-abu yang agak kotor karena lumpur, dia memejamkan mata dan sedang menikmati angin yang bertiup di sekitarnya.

Tiba-tiba, anak itu langsung duduk membuka mata dan terengah-engah.

"Agh, kepalaku terasa akan kacau. Sakit sekali."

"Hey, dimana ini?"

Anak itu memijat pelipisnya yang masih terasa sedikit sakit serta berdenyut dan memandang lingkungan sekitarnya dengan heran.

Anak itu melihat petani yang masih mencangkul di sawah dan pemandangan lain di sisinya, seolah-olah dia pernah melihat tempat ini.

"Tunggu, bukankah ini adalah sawah milik paman ke 3? Tapi bukankah tempat itu sudah di bangun menjadi rumah sakit?"

Anak itu berlari ke sungai dan melihat dirinya di pantulan air sungai dengan heran.

Pada pantulan air sungai itu, tercermin tampang seorang anak lelaki yang tampan dan belum dewasa. Anak itu juga memiliki bekas tamparan merah di pipi dengan kulit putih sehat itu.

"Ini, ini adalah aku ketika masih di sekolah menengah atas, dan ini adalah tamparan Natalia?"

Merasa hal yang tak mustahil ini terjadi, anak itu berdiri tercengang di tempat dan memandang diri yang lebih muda di pantulan air sungai.

"Aku terlahir kembali?! Dan itu masi tahun 1998 ketika aku masih sekolah menengah atas?!"

Nama anak itu adalah Lynn, seorang siswa menengah tinggi di kota Magelang.
Sebelumya dia adalah seorang pekerja di bidang berita dengan tingkat menengah.

Saat itu, dia sedang mengerjakan faks untuk berita minggu depan. Seharusnya hal ini di lakukan oleh bawahan Lynn, tapi karena ingin mendapat cukup kredit di perusahaan, Lynn mengerjakan hal ini sendiri sampai tertidur di tengah malam.

"Dan apakah hanya dengan tertidur, aku melakukan perjalanan kembali seperti di film Back To The Future?"

Menepuk pipinya dengan keras, dan merasa rasa sakit karena tamparan baru dan lama bersatu, Lynn menyeringai kesakitan, "Hey, ini sungguhan, aku tidak sedang bermimpi!"

"Lynn!! Apa yang kau lakukan di sana? Kemarilah dan ambil pepaya itu untuk kau bawa pulang!"

Sebuah teriakan membuyarkan pemikiran Lynn yang mengembara. Dia menoleh dan melihat pria setengah baya melambaikan pepaya segar kepada dirinya.

"Baik Paman Sam! Terima kasih banyak, ibu pasti menyukainya!"

Setelah pergi dan menerima pepaya itu, Lynn langsung berlari ke arah utara, yang merupakan arah rumah nya.

"Aku pulang!"

Sesampainya di rumah, Lynn meletakkan pepaya itu di atas meja ruang tamu. Dia perlahan berjalan ke arah ruang makan.

Dua orang yang sedang berbicara di atas meja berhenti berbicara dan memandang Lynn, yang masuk ke dapur.

Salah satu orang itu melangkah maju dan menepuk-nepuk baju kotor pada Lynn, orang itu adalah ibu Lynn, "Kau sudah kembali? Kenapa pakaianmu kotor sekali? Apakah kau bermain di tepi sungai lagi? Eh, nak, apakah sesuatu terjadi?"

Ibu Lynn, bernama Kirani, adalah seorang wanita di usia 30-an, dia memiliki sosok yang terawat baik, dan paras yang cantik.

Sedangkan yang sedang duduk di meja makan, dia adalah ayah Lynn, seorang yang memiliki penampilan kuat tetapi lembut kepada keluarganya sendiri, "Hmm, bukankah kau biasa pulang sore? Ada apa hari ini nak? Pulang begitu cepat?"

Ayah Lynn, bernama Sutrisno, memiliki suara yang agak berat dan tegas. Dia dulu adalah seorang tentara, tetapi karena cedera, dia mengundurkan diri dan pensiun serta bekerja mengurus kebun warisan kakek Lynn.

Kedua orang tua Lynn mengalami kecelakaan pesawat saat mereka akan pergi berlibur tahun depan. Kecelakaan ini dikatakan karena tiba-tiba pesawat keduanya terkena badai petir dan terjatuh.

Lynn langsung memeluk ibu dan ayah nya, mata Lynn merah dan menangis dengan terisak-isak, "Ibu, ayah, aku berjanji akan masuk universitas terbaik dan mendapat pekerjaan yang baik dan dapat membantu kalian, agar kalian tidak perlu khawatir pada anak mu ini."

Setelah memastikan anak mereka telah memasuki kamar, ayah dan ibu Lynn berbicara tentang kondisi anak mereka di ruang tamu.

"Ada apa dengan Lynn? Bukankah dia baik-baik saja?"

"Aku juga tidak tau, tapi kalau apa yang anak itu katakan benar, hal ini memang bagus. Kita harus mendorong dia sebagai orang tua."

Ayah Lynn menghela napas dan menggelengkan kepala.

....

Saat ini, di kamar, Lynn sedang duduk di bangu dan merenungkan hal-hal yang terjadi,"Aku harus mulai memilah pelajaran sebelumnya. Dan aku juga harus mulai mencari cara untuk menghasilkan uang."

Karena dalam ingatan Lynn, tahun 1998 adalah tahun yang tak dapat ia lupakan. Tahun ini merupakan tahun di mana nilai tukar mata uang rupiah pada dolar Amerika turun besar-besaran, orang-orang menyebut tahun itu dengan sebutan Resesi 1998, atau krisis moneter 1998.

Resesi 1998 dipicu oleh Krisis Keuangan Asia. Krisis bermula dari Thailand yang meninggalkan kebijakan nilai tukar tetapnya (fixed exchange rate) terhadap dolar AS pada Juli 1997.

Kebijakan tersebut membuat banyak perusahaan menjadi gagal bayar karena nilai mata uang yang melemah. Krisis menjalar ke negara-negara Asia Tenggara termasuk Indonesia. Krisis menjatuhkan nilai tukar rupiah dari Rp 2.500 menjadi Rp 16.900 per dolar AS.

Dari sini, Lynn mulai berpikir bagaimana cara agar dia dapat menukar uang rupiah dengan dolar sebanyak-banyaknya sebelum krisis moneter ini terjadi.

Kembali Dari Masa DepanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang