Pajama Drive

459 13 0
                                    

Di tengah malam, di kamar Ella. Ella merasakan seperti ada yang melempari jendela kamar nya.

Ella terbangun dari tidurnya oleh suara yang berasal dari luar jendelanya. Dia merasa takut dan cemas, namun penasaran dan ingin tahu juga. Dengan hati-hati, dia berjalan menuju jendela kamarnya dan melihat ke luar.

Ternyata, dia melihat sosok Rio yang memegang beberapa batu kecil di tangannya dan memunguti batu lain dari tanah. Rio memperhatikan Ella dan tersenyum.

"Ella Sayang, hehe ... maaf ya kalo ganggu. Gua mau ajak lo jalan nih..," ujar Rio sambil melempar batu kecil ke jendela Ella.

Ella merasa sedikit gugup tapi juga senang dengan kejutan yang dilakukan Rio. "Oh Rio, bikin takut aja. Eh... tapi ini tengah malam, orang tua gua lagi tidur nanti mereka bangun bisa susah urusannya, emang lo mau ajak gua jalan kemana?," jawab Ella sambil tersenyum lebar.

Rio mengangkat kedua tangannya ke udara dengan senyum yang lebar. "Tenang aja, Ella. Gua cuma mau ngajak lo keluar bentar aja. Gua terlalu kangen sama lo hehe." jawabnya.

Ella masih ragu-ragu. "Tapi Rio, ngapain keluar sekarang? Kan masih malam."

"Ada tempat yang pengen gua tunjukin sama lo. Cepetan aja sih, ntar kalo keburu pagi kita nggak bisa liat pemandangan indahnya." kata Rio, masih dengan senyum yang meyakinkan.

Setelah memikirkannya sejenak, Ella akhirnya memutuskan untuk keluar bersama Rio.

Karena pintu sudah dikunci, Ella takut jika membuka nya akan membangunkan kedua orang tuanya. Jadi, Ella keluar dari jendela kamarnya dengan hati yang berdebar-debar. Ia turun perlahan-lahan dari tangga balkon hingga mencapai tanah, sementara Rio menunggunya dengan sabar di bawah.

"Sayang, hati-hati turunnya," ujar Rio sambil mengulurkan tangannya membantu Ella turun. "Yok, kita ke sini," lanjut Rio sambil menunjuk ke arah motor yang ia parkirkan di dekat pagar.

Ella merasa takut dan gugup, tetapi ia ingin menunjukkan pada Rio bahwa ia bukanlah wanita yang lemah. "Okey," jawabnya singkat, sambil menaiki motor Rio.

Rio mulai memacu motornya, menikmati malam yang sepi dan sejuk bersama. Meski Ella merasa sedikit takut, Ella menikmati setiap detik bersama Rio.

"Seru ya jalan-jalan tengah malem begini," kata Rio sambil tersenyum ke arah Ella.

Ella mengangguk dan tersenyum, dengan piyama yang dikenakannya, dia memeluk Rio yang sedang memboncengnya dengan erat. "Rio sayang, gua agak ngeri sih. Takut ada orang jahat kalo tengah malem."

Rio meraih tangan Ella dengan lembut, memberikan kecupan di atas punggung tangannya, "Jangan takut, sayang. Kan ada gua, hehe."

Ella tersenyum, merasa hangat di dalam hatinya. Dia sangat bahagia bisa bersama dengan Rio malam ini, meski awalnya dia sedikit takut. Mereka melaju di jalanan sepi, hanya suara mesin motor yang terdengar di malam yang sunyi.

Sesekali Rio meminta Ella untuk menutup matanya, memberikan kejutan kecil yang membuat Ella tersenyum bahagia. Mereka berkeliling kota, menikmati malam yang tenang dan romantis.

Setelah beberapa saat, mereka berhenti di tepi pantai. Rio turun dari motor dan membuka jaketnya, memberikannya kepada Ella yang merasa kedinginan di tengah malam. "Ini, pake aja.... Gua ga mau lo kedinginan," ujarnya sambil tersenyum lembut.

Ella tersenyum bahagia dan memakai jaket yang diberikan oleh Rio. Dia merasa sangat nyaman di sampingnya, dan tak ingin malam ini berakhir.

"Makasih ya sayang...," ucap Ella dengan suara lembut.

"Lo senang gak sayang? Gua senang kalau lo merasa seneng," jawab Rio sambil mencium bibir Ella dengan lembut.

Ella terkejut, tapi kemudian membalas ciuman Rio dengan penuh kasih sayang. Mereka berpegangan tangan dan berjalan menyusuri pantai, sambil mengobrol tentang masa depan mereka.

"Rio, lo janji bakal selalu sama gua, kan?" tanya Ella.

"Pasti, sayang. Gua janji untuk selalu dukung dan jaga elo.." jawab Rio.

Ella tersenyum bahagia dan mencium pipi Rio. Mereka melanjutkan perjalanan mereka sambil saling merangkul dan tertawa bersama. Malam itu menjadi malam yang indah bagi mereka berdua.

Sambil berjalan bergandengan tangan, Ella berkata. "Eh sayang, suasana tengah malem ini bagus banget tapi sayangnya gua gak bawa hp, jadi gak bisa foto. Hmm..."

Rio menjawab sambil mengelus kepala Ella, "Ah iya... gua juga gak bawa sih.. Tapi gak apa-apa kok sayang, lo tetap cantik di mata gua meski gak ada foto. Dan gua bakal selalu inget malam ini, bersama lo di tengah suasana yang indah ini."

Ella tersenyum bahagia mendengar kata-kata Rio, "Thanks syang... Gua juga bakal selalu ingat malam ini..." Mereka berhenti sejenak untuk saling memandang dan mencium bibir satu sama lain dengan penuh cinta. Mereka pun menghabiskan malam itu dengan bahagia.

Tiba-tiba suara adzan dari mesjid terdekat memecah keheningan malam itu. Rio dan Ella sadar bahwa sudah waktunya untuk pulang. Mereka kembali naik motor dan meluncur kembali ke rumah masing-masing dengan perasaan bahagia dan penuh cinta.

Sesampainya di rumah, Ella melihat jam di tangannya dan terkejut bahwa mereka telah menghabiskan waktu begitu lama di luar. "Udah jam setengah 4 subuh... Gua pasti kena marah kalo ketahuan keluar tengah malem," keluh Ella.

Rio merespons dengan penuh perhatian, "Tenang sayang, kalo kamu kena marah, gua yang bakal jelasin, okey?."

Ella merasa lega mendengar kata-kata Rio dan mereka berpisah dengan janji untuk bertemu lagi besok pagi. Dia masuk ke dalam rumahnya dengan hati yang penuh rasa syukur dan bahagia karena telah menemukan cinta sejatinya.

Rio pun pergi, Ella kemudian berusaha masuk ke rumahnya lewat jendela kamarnya.

Ella berusaha memanjat kembali jendela kamarnya dengan hati-hati. Setelah beberapa saat, dia berhasil masuk ke dalam kamarnya dengan selamat. Dia merasa lega, tetapi seketika itu juga dia merasa sangat lelah. Ella memutuskan untuk segera berbaring dan tidur.

Namun, tiba-tiba dia merasakan ada yang menggoyangkan tubuhnya. Ella merasa sangat ketakutan, dia mengira itu adalah penjahat yang memasuki kamarnya. Ternyata itu adalah ayahnya yang membangunkannya karena melihat jendela kamarnya terbuka.

"Jendela kamar mu kebuka tuh, kenapa gak ditutup?" Tanya ayahnya sambil mengernyitkan dahi.

Ella panik dan gugup, dia takut mengungkapkan kebenaran. "E..eh, ayah, e.. itu... Ella cuma merasa panas aja, jadi tadi buka jendela dan lupa tutup lagi," jawabnya terbata-bata.

Ayahnya tidak yakin, tetapi dia mengambil keputusan untuk tidak memperpanjang masalah dan membiarkan Ella kembali tidur. "Okey, yaudah tidur lagi sana.., nanti pagi kamu masih harus sekolah. Jangan lupa tutup jendelanya" kata ayahnya sambil menepuk pundak Ella.

Ella merasa sangat bersalah karena telah membohongi ayahnya, tetapi dia juga merasa sangat bersyukur karena bisa kembali tidur dengan aman. Setelah itu, dia pun tertidur pulas.


...TO BE CONTINUED...

VOTE YOK!!!

ELLA: Embracing FemininityTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang