The worst feelings ever adalah ketika aku berada di titik terendah, di titik dimana rasa percaya diriku hilang hampir sepenuhnya, dan di titik dimana aku membutuhkan porsi validasi yang berlipat dari biasanya, tapi aku tidak bisa mendapatkan itu dari satusatunya orang yang aku harapkan. Sebaliknya, disaat aku ada di titik terendah, justru dia sedang senang-senangnya mendapat banyak teman baru dan lingkungan baru, dan mengabaikan aku. Lagi, aku sendiri. Ya, aku suka sendiri, tapi aku tak suka sepi.
Lelah, ingin menyerah.
Tapi aku tau, aku disini sebagai rumah, tempat dia pulang. Hanya bisa menunggu di tempat aku dibangun, tak bisa mencari pemiliknya ketika dia mungkin sedang mendapat kenyamanan dirumah lain.
Aku cuma bisa menunggu, menunggu semuanya kembali lagi seperti dulu
Apalagi? apalagi yang bisa rumah ini lakukan?
Ketika keadaan mengharuskan si kesepian ini untuk sendiri, baru bisa menyadari kalau ternyata akan ada saatnya seseorang memang harus menghadapi semuanya sendiri.
Dan sekarang terjadi, aku terbata.
Aku tertahan, tak bisa bergerak, diposisi yang sama, tanpa siapa siapa.
Memang kodratnya rumah hanya menunggu tuannya ingat jalan pulang kan?
KAMU SEDANG MEMBACA
Cuplikan Kisah
PoetryBukan sebuah cerita cinta, namun berisi keluh kesah penghuni alam semesta.