"Shizun, bagaimana tidurmu. Apa nyenyak?"
Luo Binghe melangkah ke arah seonggok tubuh yang nyaris tak berbentuk. Tubuhnya tergantung oleh tali yang terikat di dinding batu penjara air.
Sosok itu tidak membalas, namun sorotan matanya masih sangat tajam. Sama seperti saat ia pertama kali di seret ke tempat ini.
"Kenapa Shizun tidak menjawab?" Tanya Binghe dengan raut wajah sedih yang di buat-buat.
Binghe mengulurkan tangannya untuk menyisir rambut-rambut yang menutupi wajah itu.
Detik itu juga rasa panas menjalar ke pipi kiri Shen Qingqiu. Binghe menamparnya dengan sangat keras sampai darah kembali mengalir dari sudut bibir yang memucat.
"Kau dulu begitu sombong, memiliki segalanya sehingga kau bisa menginjakku. Tapi sekarang kau hanya seonggok tubuh yang membusuk!"
Shen Qingqiu masih diam, seakan siksaan yang selama ini Binghe berikan tak berarti apapun.
Binghe semakin jengkel melihat Shen Qingqiu yang tidak berukutik. Selama Shen Qingqiu di kurung di tempat ini, tidak pernah sekalipun Shen Qingqiu memohon ampun ataupun tunduk padanya.
"Shizun, apa sesulit itu bagimu memberikan perhatian padaku?" Kata-kata Binghe menjurus pada masa lalu saat ia masih menjadi seorang murid di puncak Qingjing. "Saat itu aku hanya seorang anak kecil, kehilangan orang tua dan hidup miskin, aku datang padamu karena ingin mengabdikan seluruh hidupku. Tidak peduli seberapa bencinya kau padaku saat itu."
Pedang Xin Mo muncul dari tangan Luo Binghe. Dalam sekali tebasan, tali yang mengikat Shen Qingqiu terpotong hingga membuatnya jatuh ke lantai penjara.
"Tapi kau malah mengkhianati ku! Kau mendorongku ke jurang tanpa dasar dan membuatku harus melewati neraka iblis selama bertahun-tahun. Sejak saat itu aku bersumpah akan menghancurkan semua yang kau miliki."
Binghe mengeluarkan sesuatu dari juabahnya lalu melemparkannya ke hadapan Shen Qingqiu.
Mata Shen Qingqiu seketika membulat.
"Qi-ge..." Kaget Shen Qingqiu menatap serpihan pedang yang di lempar Binghe. Walau pedang itu hancur, ia yakin pedang itu milik Yue Qingyuan.
Seumur hidup, Shen Qingqiu hanya pernah melihat pedang itu dua kali. Pedang itu tidak bisa dia pakai sembarangan karena terikat dengan jiwa Yue Qingyuan.
Jika pedang hancur, itu mengartikan kematian bagi sang pemiliknya.
Air mata bercampur darah mengalir dari kedua mata Shen Qingqiu. Tidak pernah sekalipun ia mengira hal ini akan terjadi.
Binghe menyadari ada perubahan besar dari Shen Qingqiu, ekspresinya menunjukkan bahwa ia benar-benar hancur. Menandakan bahwa pemilik pedang tersebut adalah orang yang berharga baginya.
Bibir Binghe menyeringai, menyaksikan kehancuran Shizunnya adalah kepuasan terbaik.
Shen Qingqiu berusaha mencapai pecahan pedang dengan tubuhnya yang tak lagi utuh. Namun Binghe lebih dulu menginjak pecahan pedang sebagai bentuk penghinaan bagi sang pemiliknya.
"Lihat ini, kau menangis hanya karena satu Kultivator bodoh." Kaki Binghe beralih menginjak kepala Shen Qingqiu.
Yang di injak masih menangisi serpihan pedang itu. Shen Qingqiu pikir Yue Qingyuan telah pergi bersama pemimpin puncak lainnya meninggalkan gunung Cangqiong.
Pertemuan terkahir mereka saat Binghe memberikan kesempatan bagi Yue Qingyuan untuk menemui Shen Qingqiu. Hubungan keduanya memang tidak begitu baik, namun dalam hati mereka saling menyayangi.
Shen Qingqiu berharap Yue Qingyuan meninggalkannya agar dia tidak terlibat dalam konflik yang di sebabkan oleh Shen Qingqiu sendiri.
Namun Yue Qingyuan lebih memilih kembali untuk menyelamatkan Shen Qingqiu, dan berakhir dengan kekalahan telak di tangan Luo Binghe.
Kedua alis Binghe bertaut, ia heran mengapa Shen Qingqiu sebegitu sedihnya kehilangan Yue Qingyuan di bandingkan kehilangan kultivasi dan anggota tubuh.
Merasa jengkel, Binghe menginjak-injak tubuh Shen Qingqiu.
"Dasar menjijikkan, kau pantas mendapatkannya!"
Ia marah karena Shen Qingqiu menangis untuk orang lain, mengapa bukan untuk dirinya?
Hanya perlu menangis di bawah kaki Binghe, maka ia akan memberikan sedikit pengampunan.
Setelah puas, Binghe meninggalkan Shen Qingqiu di penjara air dalam kondisi yang memprihatinkan. Tubuhnya terkoyak dan memar di banyak bagian.
"Qi-ge..." Shen Qingqiu kembali terisak sambil memanggil Yue Qingyuan.
Serpihan pedang itu masih berada di sana. Dengan tenaga tersisa, Shen Qingqiu menyeret tubuhnya untuk sampai ke serpihan pedang itu lalu meraup beberapa potongan dengan mulutnya.
Darah dan luka robekan memenuhi mulut, tapi Shen Qingqiu tidak berhenti. Ia terus menelan potongan pedang untuk menghukum dirinya atas dosa yang telah ia lakukan.
Pedang yang masuk kedalam tubuh menghancurkan setiap organ dalam dan kerongkongan.
Shen Qingqiu memuntahkan begitu banyak darah hingga ia mencapai batas dan ambruk.
Pandangannya Shen Qingqiu mulai menggelap, apakah ia akan mati?
Setidaknya Shen Qingqiu tidak harus mati di tangan Luo Binghe.
▼・ᴥ・▼
KAMU SEDANG MEMBACA
Kelahiran kembali sang penjahat (Sedang Di Revisi)
FanfictionShen Qingqiu terlahir kembali atas berkat dewa. Sebagai bayaran atas kelahirannya, Shen Qingqiu harus kehilangan ingatan dan hidup sebagai orang miskin yang bisu. Lalu pada suatu hari, Luo Binghe yang baru kembali dari urusan dunia iblis tidak sen...