Berbicara dengan langit adalah hal yang ia sukai, mungkin juga sudah menjadi rutinitas nya. Tampak dari wajah nya yang berseri-seri saat menceritakan bagaimana ia menjalani hari.
Angin yang berhembus dengan sejuk nya serta cahaya sang surya yang menyinari setiap langkahnya. Tak ayal senyuman tak pernah luput dari wajah nya. Saat ini waktu untuk menyapa langit telah usai. Ia berjalan dengan ringan menuju rumah.
"Mbak tadi dari taman ya? Kok ga bilang adek si?" baru saja melangkah di daun pintu pertanyaan sudah muncul.
"Hmm" gumam nya.
Ia bergegas memasuki kamar dan segera menutup pintu.Ini lah ia entah bagaimana ia mempunyai banyak ekspresi. Jika ia berada di luar dengan teman temannya seolah ia adalah anak yang sangat periang bahkan ia dijuluki hyperactive, berbeda lagi jika ia berada di rumah mungkin bisa dibilang ia sangat tertutup jarang berbicara dan minim ekspresi.
Ia menghela nafas, dan menutup mata sejenak.
"Capek... " lirih nya pelan.
...
KAMU SEDANG MEMBACA
Renjana tak bertuan
ChickLitDibawah jelaga nya malam dan dibawah sinar nya candramawa, tak henti hentinya ia tuangkan sajak dalam tinta yang pekat. Bersama asa yang dipaksa kalah, langkah pun kian berjalan kebelakang. -jazima addict