One Time

264 15 6
                                    

Tik! Tik! Tik!

Bunyi jarum jam dalam ruangan yang terdapat seorang pemuda yang mengetuk meja dengan perasaan kesal. Ia merasa kesal karena sudah beberapa menit tapi tidak ada yang menemuinya, bisa dibilang ia sudah ditinggalkan selama 30 menit lebih diruangan interogasi ini.

“AARGHH! POLISI SIALAN! APA KALIAN INGIN MENYIKSAKU DENGAN SUARA JARUM YANG MENYEDIHKAN INI?!”

Teriakan pemuda itu bisa didengar oleh polisi yang menjaga dipintu luar, yang membuat mereka bergidik ngeri, apalagi pemuda yang berteriak ini dikatakan seorang kriminal buronan yang suka merampok ataupun sekedar menyiksa korbannya untuk bersenang-senang.

Pemuda itu berdecak kesal tidak ada yang memperhatikannya, karena kesal ia melirik vas bunga ditengah. Dengan segera mengambil vas bunga itu dan melemparkannya ke arah pintu yang mulai terbuka.

Bruk! Pyar!

Seorang laki-laki tinggi dengan rambut anti gravitasinya, serta tidak lupa mata kirinya yang menggunakan penutup mata terdiam mendapatkan lemparan vas bunga yang mengenai dahinya.

Ia tidak terkejut ataupun merasa marah dengan orang yang melemparnya dengan vas bunga.

Vas bunga yang dilempar jatuh dan pecah menyebabkan dahi dari korban menjadi terluka.

“Hahahaha! Kau sangat keren sekali Tuan Kriminal!” suara tawa berasal dari belakang laki-laki yang baru saja mendapatkan lemparan vas yang membuatnya hanya terdiam.

Natan menatap Granger dengan tajam “Diamlah Granger, dan ambilkan aku kotak P3K dan juga beberapa makanan tidak lupa dengan minuman” dengan nada datar laki-laki itu meminta Granger untuk mengambil kotak obat dan makanan/minuman.

Granger menahan tawanya “Baiklah baiklah Tuan Natan yang terhormat, aku akan segera membawakannya” Granger menjauh untuk mengambilnya.

Natan hanya menghela nafas, dan mengambil sapu tangan miliknya dan mengusap darah yang keluar dari dahinya yang hampir mengenai mata yang tertutup miliknya.

Natan kemudian mendekati pemuda yang melemparnya, Natan duduk didepannya dengan pemuda yang masih diam menatapnya setelah melempar vas ke arah Natan.

Natan membaca dokumen berisikan informasi tentang pemuda didepannya ini, meski tidak begitu lengkap karena tahu pemuda didepannya ini sangat pandai dalam menyembunyikan identitas.

“Baiklah Tuan Aamon?” Natan terdiam saat membaca nama dari pemuda didepannya ini.

Tunggu...? Dia Aamon?’ Natan mendongak menatap Aamon dengan tatapan sulit diartikan.

Aamon yang merasa ditatap dengan aneh menatap balik Natan “Hei! Jangan menatapku dengan tatapan aneh itu! Cepatlah aku tidak punya waktu disini!” Aamon berdecak kesal dengan tatapan Natan, apa-apaan itu?.

Tapi dalam diri Aamon saat menatap Natan entah mengapa tubuhnya sedikit bergetar ketakutan, terlihat seperti trauma masalalu. Tapi ia juga tidak ingat pasti dan tidak mengerti.

“B-Benar itu aku” Aamon hanya bisa pasrah, sial jika saja tidak melakukan kebodohan mungkin sekarang tidak berakhir di ruangan ini.

“Aamon, seorang kriminal yang sering merampok barang berharga dari rumah-rumah orang, penipuan, dan juga kerap menyiksa korbannya untuk kesenangannya?” Natan membaca dokumen catatan tentang Aamon.

Sedikit heran mengapa Aamon melakukan kejahatan bahkan ia terkenal di kepolisian ini karena cukup susah dalam memburunya, jika tidak ia yang menanganinya mana mungkin sekarang Aamon berada di ruang interogasi ini.

Natan menyusun berkasnya kembali dan menatap Aamon “Baiklah Aamon, apa alasanmu melakukan tindak kejahatan? Bahkan kau sepertinya sudah terkenal dengan kejahatanmu itu, kepolisian menyerah denganmu dan menugaskan ini pada kami” sejenak Natan menatap pintu yang terbuka.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 08, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Time Break Out (Naamon) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang