Part 1

457 27 1
                                    

Seorang laki-laki berambut hijau dengan membawa 3 pedang berjalan dengan santai menyelusuri hutan. Di bawah sinar matahari yang bergantian melintas melewati rindang nya pohon membuat nya terlihat sangat menikmati perjalanan nya itu.

"Hutan yang bagus" Ujarnya sambil meregangkan kedua tangannya yang berotot.

"Baiklah, kuputuskan akan latihan disini sambil menunggu yang lainnya kembali"

Dia menurunkan beberapa barang bawaan nya termasuk ketiga pedangnya dan melepaskan kimono hijau bagian atas nya saja sehingga badannya yang kekar terlihat sangat jelas. Banyak luka di sekitar badannya termasuk luka yang paling panjang disekitar dada nya. Dia lalu duduk bersila lalu memejamkan mata untuk mengumpulkan energi dan juga berkonsentrasi sebelum akhirnya ia berlatih sendiri.

Tempat yang ia pilih cukup strategis, yaitu pinggir hutan di pinggir sungai. Mendengarkan suara arus sungai yang mengalir deras ditambah oleh suara angin yang berhembus pelan dan merasakan matahari yang bersinar cukup terang siang ini membuat dia cepat berkonsentrasi untuk mengumpulkan energi.

"Hhh..." Dia menarik nafas dalam-dalam lalu mengeluarkan nya pelan pelan, tatapan nya terlihat menjadi lebih tajam dari sebelumnya. Itu menandakan jika dia sudah benar-benar fokus.

Ia mengambil salah satu pedang favorit nya dari ketiga pedang yang ia punya, yaitu yang berwarna putih, Wado Ichimonji. Ia mulai menebas udara dan tiba-tiba beberapa pohon didepan nya terpotong.

"Hee.. menarik, disini tidak terlalu buruk untuk berlatih" Ia terkekeh senang.

~~~

Aku sedang berlatih menggunakan Haki yang sudah lama tidak aku pelajari lagi. Aku hanya sedikit malas jika aku harus mempelajari Haki hanya melalui tulisan. Seperti nya butuh seorang teman untuk membantu ku berlatih.

"Astaga... Haki ku menjadi melemah" Gerutu ku ketika aku mencoba Busoshoku Haki. Haki itu adalah yang paling dasar, menyelimuti bagian tubuhku agar mengeras dan berguna jika dalam pertahanan ataupun perlawanan.

Tiba-tiba aku terkejut mendengar suara beberapa pohon tumbang secara bersamaan. "Siapa itu?" Aku penasaran dan berlari menuju asal suara itu. Mataku melebar ketika melihat seseorang yang sedang berlatih pedang sendirian di pinggir sungai. Aku sangat mengenalnya walaupun sekedar dari berita ataupun desas-desus warga desa ku yang tak jauh dari sini.

"Zoro!" Panggil ku tanpa ragu dan mendekati nya. Jantung ku berdetak lebih cepat.

Zoro menoleh dan melihat ku dengan satu matanya sambil menatap dengan tatapan tajam nya. Dia langsung bersiaga dan menghunus kan pedang nya padaku.

"Siapa kamu? Apa musuh? Atau teman? Ya siapapun itu, aku masih harus tetap berjaga-jaga"

Aku sedikit terkejut melihatnya menghunus kan pedang nya padaku. "Aku... Aku tidak bermaksud untuk mengganggu mu" Jawabku ragu.

"Maka buktikan! " Teriaknya.

Aku menelan ludah dan mengangkat kedua tanganku sebagai tanda tanpa perlawanan. "Apa sudah cukup? "

Zoro masih terlihat tidak percaya.

"Aku tidak percaya, aku akan mencoba menggeledah mu"

"Kamu ingin menggeledah tubuh perempuan?! " Teriak ku takut.

"Apa kamu tidak mau? Jika tidak, sebagai gantinya, pergilah. Aku sedang berlatih di sini" Ujar nya dingin.

Second LoversTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang