Graduation with Meltdown

8 2 0
                                    

"Happy Graduation Sayang" Ucap John dan Nancy

"Terimakasih pah mah" Jawab Lauren dengan senyuman

"Jadinya kuliah dimana lu?" Tanya Hasendra

"Keduannya dong yakali Pinter-pinter gini ga diterima" Canda Lauren

"Songong" Ucap Hasendra malas

Lauren diterima di kedua jurusan yang ia inginkan yaitu UON (univers of nuklir) dan BusinessManagement
Tepatnya 5Bulan semenjak ia masuk ke university tersebut terjadi hal yang membuat Lauren tidak habis pikir

....


Tepat dirumah keluarga Nata terjadi peristiwa adu mulut dan argumen antara John dan Nancy

"Gila lu ya, lu dah punya anak bego masi aja selingkuh!" Pekik Nancy bernada tinggi

"Lu juga sadar, kebutuhan anak tu banyak dengan enaknya lu ngilangin duit 486juta!" Balas John dengan nada yang tinggi, bagaimana tidak kesal jika ia sudah bersusah payah mendapatkan uang. Tatapi malah di hilangkan

"YA LU GILA YA, KALAU TAU MAU DITIPU YA JUGA GA BAKAL GUA BELI !!"

"KALAU MAU BELI MIKIR DULU HAH , LU MAU ANAK KITA JADI APA HAH?!"

Hasendra yang mendengar keributan itu iya lagsung berlari menuju kamar adiknya, saat Hasendra masuk terlihat Lauren yang menangis sambil menutup kupingnya

"Dek?"

"Bangg Takutt"

"Stttt udah ya, gapapa nanti Papa sama Mama juga baikan kok"

....

Ya Hasendra juga merasa tidak tenang karena kedua Orangtuanya saling beradu mulut, tapi bagaimana lagi ia bahkan tidak tau harus berbuat apa. Tidak lama ada suara yang mengejutkan mereka ber2

"PRANGGG!!" Terdengar bunyi nyaring di lantai 1

"Dek sebentar ya abang liat dulu dari balkon ada apa"

Lauren hanya mengangguk, sambil melihat Hasendra berjalan ke balkon. Tidak lama Hasendra kembali dan mengunci pintu dengan wajah panik

"Kenapa Bang..?"

"M-mama lau... " Ucap Hasendra dengan panik

"Mama kenapa bang, jangan bikin orang ikutan panik"

"HP kamu cepet sini" Pinta Hasendra

"kenapa bang? " Sambil memberikan hpnya

Jelas Hasendra tidak ingin membuat adiknya panik, Hasendra pun menelpon seseorang dengan tergesa-gesa

"Halo ada yang bisa dibantu?" Ucap seseorang dibalik telepon itu

"Cepat kemari di Perumahan SEO nomer 7, ibu kami tergeletak bersimbah darah di lantai 1. Ayah kami membawa pistol. Kami takut kami menjadi selanjutnya, Saya dan adik saya berada di dalam kamar lantai 2. Saya akan jelaskan nanti. Saya mohon cepat" Ucap Hasendra lalu mematikan telepon itu

"Bangg?.. " Ucap Lauren lemas

"Apapun yang terjadi jangan keluar. Abang liat Papa mengambil pistol di pajangan ruang keluarga milik mu, setelah ayah memukul ibu hingga pingsan" Bisik Hasendra

"DORR DORR DORR" TERDENGAR 3 KALI SUARA TEMBAKAN

"Bangg... Mama bangg... " Tangis Lauren di pelukan Hasendra

"Sttt sebentar lagi polisi datang, jangan takut ada Abang disini ya"

Tidak lama Terdengar ketukan pintu dikamar Lauren

"Diam jangan di jawab, itu Papa" Bisik Hasendra yang sedang menutup mulut Lauren dan Lauren hanya menjawab dengan anggukan

"Buka pintunya sayang, ayo makan malam mama sudah menunggu kalian" Kata John dengan santai

"Jangan jawab" Kata Hasendra sekali lagi

"Papa masuk ya, kenapa dikunci sayang. Papa tidak akan menyakiti kalian kok" Ucap John dengan tetap berusaha membuka pintu kamar Lauren

Saat itu polisi pun datang dan menghentikan John, Hasendra dan Lauren pun keluar berapa kejutnya mereka melihat Ibu mereka terbaring bersimbah darah di lantai dan kondisi lehernya tergorok dengan sangat dalam ada beberapa luka tembakan dengan puluhan tusukan pisau

"MAMAAAAAAAAAA......!!!!!" histeris mereka ber2 melihat keadaan Nancy yang begitu mengerikan

"Sepertinya mereka tidak bisa untuk dimintai keterangan sekarang Pak, tunggu mereka tentang dahulu" Ucap salah satu polisi yang berada di disana

"Ya baiklah, tahan Orang ini di tahanan dahulu" Pinta polisi disana

"Baik"

Tepat 2 minggu setelah mengkebumikan Ibu mereka (Nancy Renata), Hasendra memutuskan untuk memberi keterangan terkait kasus tersebut kepada polisi.

LaurenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang