Lonely Zombie

86 0 2
                                    

Sebuah melodi klasik sedang diputar, melodi yang menyejukkan hati seorang perempuan berambut pirang dan bermata biru bernama Kayle. Dia selalu kesepian setiap hari. Ayah dan ibunya telah meninggal karena kecelakaan saat Kayle berumur 7 tahun. Kini, dia tinggal di sebuah rumah tua yang cukup besar bersama kakak laki-lakinya yang berusia 3 tahun lebih tua darinya. Kayle suka sekali dengan melodi klasik yang diputar dari sebuah kotak musik. Kotak musik itu selalu menemani Kayle di kamar tidurnya. Kayle memutarnya setiap saat.

Tok tok tok,

"Kayle ..." Josh, kakak laki-lakinya, mengetuk pintu seraya memanggil Kayle.

"Masuk saja kak .." Kayle mempersilahkannya masuk.

"Mengapa kau tidak pergi keluar? Mengapa kau di kamar terus?" tanya Josh penasaran.

Kayle mengambil bantal dan menutupkan bantal itu ke wajahnya.

"Kayle!!!" teriak Josh sambil menarik bantal yang ditutupkan ke wajah Kayle.

Air mata pun menetes di pipi Kayle.

"Kau kenapa?" tanya Josh lagi. Kayle masih terdiam.

"Aku merindukan ayah dan ibu .." jawab Kayle datar, sambil menangis.

 "Sudahlah Kayle, kau relakan mereka, mereka sudah bahagia disana. Suatu saat kita juga akan bersama mereka .." hibur Josh sambil tersenyum.

Kayle pun memeluk Josh.

Josh's POV

"Entah apa yang terjadi kepada adikku. Kerjaannya setiap hari hanyalah berdiam diri di kamar sambil mendengarkan melodi klasik dari kotak musik itu. Apa spesialnya hah? Kenapa dia tidak pernah bosan dengan melodi itu? Aku sudah muak dengan kotak musik itu. Kenapa Kayle bertindak seakan-akan dia sendirian dan tidak pernah punya teman?" pikirku saat Kayle memelukku.

"Kayle, kau jangan sedih lagi ya, kakak ada disini" hiburku sekali lagi. Dia pun terbangun, langsung ku hapus air matanya. 

"Kakak ..." ucapnya lirih.

"Ya?"

"Jangan pernah buang kotak musik ini ya" pesannya.

"Hmmm, tidak tahu lah Kayle, yang penting, kau jangan sedih ya," 

Kayle pun terdiam sementara masih memelukku.

"Kayle, boleh kakak bertanya sesuatu?" aku memberanikan diri untuk bertanya, karena selama ini, aku jarang bertanya-tanya kepadanya.

"Tentu" jawabnya datar.

"Jawab dengan jujur ya .."

"Okay"

"Mengapa kau selalu menyendiri di kamar sambil ditemani melodi klasik itu? Karena, menurut kakak, masih banyak hal lain yang bisa kau lakukan" ucapku agak keras.

"Kak, kau tahu, saat aku mendengarkan melodi ini, aku merasa seperti ada seseorang yang menemaniku ..." jawabnya secara innocent.

Hah? Menemani? Sungguh aneh. 

Jangan-jangan, Kayle memang indigo?

Mendengar kalimat yang diucapkan Kayle, aku tidak bisa berkata apa-apa. Aku hanya terdiam sambil berpikir, apa yang terjadi padanya? Apa mungkin dia indigo? Mungkin saja iya, karena dia selalu menyendiri di kamar, sambil ditemani oleh sebuah kotak musik ... bayangkan, bagaimana sebuah kotak bisa menemani seorang perempuan. 

Aku sangat merinding dan terkejut saat Kayle berkata bahwa dia merasa seperti ada yang menemani.

"Kayle, kau jangan membuatku takut!" ancamku kepadanya.

"Apa yang membuatmu takut?" tanya Kayle secara santai.

"Kau ... kau seperti bukan adikku!" aku berteriak sambil melepaskan pelukanku.

"Hah? Apa maksudmu?" tanyanya secara kasar. Tidak biasanya dia seperti itu. Kayle yang ku kenal adalah sosok yang kalem dan feminin.

Aku pun menatap matanya dalam-dalam.

Entah mengapa, ku rasa, matanya menjadi merah.

Merah ... dan melotot kepadaku.

"Kayle!!!" teriakku. Dia masih melotot kepadaku.

Tiba-tiba dia tertawa sendiri. Karena aku takut, aku langsung berlari meninggalkan kamarnya, dan BRAKK! Ku tutup pintunya secara kasar, karena aku terlalu takut.

Di luar kamarnya, ku dengar dia masih tertawa-tertawa sendiri. Aku tidak berani melihatnya.

Tapi, saat ku dengar suara tawanya, sungguh aneh.

Suaranya .. sangatlah cempreng dan melengking! 

Tuhan, apakah aku terkena halusinasi, atau apakah ini nyata?

Aku sungguh takut ..

Aku mencoba berlari ke pintu ruang tamu untuk keluar rumah, tetapi terkunci!! Seingatku, aku tidak menguncinya sama sekali!!

Aku sungguh takut. Rasanya, cahaya yang semula terang menjadi redup, sedangkan, aku tetap berusaha untuk membuka pintu dengan cara .. mendobraknya sekeras mungkin. Tetapi, pintu itu tidak terbuka!!

Sedangkan di belakangku, ku lihat, ada seorang perempuan berperawakan lumayan tinggi, berkulit putih, putiiiih sekali, matanya melotot, wajahnya berdarah-darah, berjalan secara pincang, KE ARAHKU!! OMG seperti ... ZOMBIE, YAAAA ZOMBIE!!!!

"Josh .. jangan tinggalkan aku ..." ucapnya secara seram.

"PERGI KAU!!!" teriakku ketakutan.

"Aku Kayle, Josh!!" teriaknya.

"Kau bukan Kayle, kau setan!!" 

Aku pun memberanikan diri berlari ke arah setan itu, dan langsung ku lalui dirinya. Aku menuju ke kamar Kayle. Setan itu menghadang lajuku. Dia memegang kakiku, sementara dia berklesotan di lantai sambil tertawa sendiri.

"Pergi kau, setan!!" teriakku sambil menendangnya.

Tubuhnya pun tertatap tembok. Sungguh mengerikan.

Dia pun terjatuh di lantai, dan tubuhnya tidak bisa bangun.

Ku gunakan kesempatan itu untuk pergi ke kamar Kayle, dan langsung ku cari kotak musik itu. Setelah ku temukan kotak musik itu, aku membantingnya.

PYAAARRR!!

Dan seketika, terdengar suara melodi yang amat rusak dan cempreng!!

Ya Tuhan, mimpi buruk apa lagi ini!!

Aku pun menginjak pecahan kotak musik itu sekuat-kuatnya, sampai akhirnya, kotak musik itu tidak mengeluarkan bunyi lagi.

--

"Josh, bangun!!!" ucap seseorang sambil menggoyang-goyangkan tubuhku.

"HAAA SETAAAN, SETAAAN, SETAAAANN!! PERGI KAU!!!" teriakku.

"Josh, aku Kayle, Josh, ADIKMU!" ucapnya secara ketus.

Saat aku terbangun, aku langsung memeluknya.

"Josh?!" Kayle terkejut.

"Syukurlah, itu tadi cuma mimpi .." aku merasa lega.

"Hey, ayo mandi, cepat!" omel Kayle sambil memukul-mukul lenganku.

"I love you, Kayle .." aku menyatakan bahwa aku menyayanginya.

"Hey, tumben kau seperti itu?! Okay, I love you too," balasnya sambil tersenyum, kemudian memelukku.

Syukurlah, itu tadi hanya mimpi. Mungkin ini teguran, agar aku sering menghabiskan waktu dengan Kayle, daripada dengan pacarku.

I love you my (scary *ups) sister :D

POV ends

- THE END -

Lonely ZombieWhere stories live. Discover now