Seminggu sudah Taehyung berada di Paris. Selama itu juga dia selalu berkirim pesan atau bahkan bertelepon video dengan Jisoo.Sungguh pria Kim dingin itu sudah menjelma menjadi seorang bucin.
"Iya Chagii, Aku sungguh merindukanmu".
"Aku juga merindukanmu, Tae".
Tiba tiba terdengar suara bel berbunyi di apartement Jisoo.
"Siapa Chagii?", tanyanya posesif.
"Ya mana aku tau, Tae. Aku juga belum membukanya. Munkin layanan pijat karena tadi aku memesannya, kau tau badanku sakit semua", kekeh Jisoo.
"Ohoo... jadi kekasihku ini sedang capek ya... Ya sudah selamat me time Chagii. Aku menyayangimu. Bye Chagii", Taehyung pun menutup sambungan video call nya.
Jisoo segera beranjak menuju pintu unitnya.
Ceklek.
"To tolong aku", seorang perempuan cantik terlihat begitu ketakutan dengan baju yang sudah terkoyak tak layak pakai dan jangan lupakan banyak bekas luka pada tubuh maupun wajahnya.
Tanpa persetujuan Jisoo, gadis itu langsung masuk dan sembunyi dibalik pintu. Jisoo pun menyadari akan adanya bahaya hingga dia cepat cepat menutup pintu unitnya.
"Ada apa? Kau siapa? Kau kenapa?", tanya Jisoo sambil menyerahkan air putih pada wanita itu.
"A aku Jennie. Tolong aku. A aku akan dibunuh oleh kekasihku. Aku takut", jelasnya penuh ketakutan.
"Kekasihmu? Siapa dia? Aku akan segera telpon polisi", Jennie menahan tangan Jisoo yang ingin mengambil teleponnya.
"Jangan telepon polisi. Kai, Dia bukan orang biasa. Dia psikopat. Aku sangat takut", Jennie pun akhirnya menceritakan semuanya pada Jisoo.
Jisoo bergidik ngeri mendengarkan cerita Jennie. Memang benar Jennie melakukan suatu kesalahan dengan mengkhianati Kai. Tapi tetap saja Kai tak berhak merenggut nyawa Jennie.
"Tunggu sebentar ya", Jisoo beranjak memasuki kamarnya.
"Ambillah. Bersihkan dirimu setelah itu aku akan mengobati lukamu", Jisoo menyodorkan sebuah handuk dan piyama bermotif hello kitty miliknya.