Prolog - AwalAkhir

15 5 3
                                    

Seseorang berumur 21 tahun berjalan pelan disekitar batu nisan, mencari nama seseorang yang ia sangat rindukan sejak tragedi 4 tahun yang lalu.

Ia berjongkok, memberi nisan itu bunga kemudian berdoa dan setelah itu ia mulai berbicara.

"Hai, gw kangen lu hidup tau..lihat nih gw udah jadi pemain gitar handal digrup band kecil, keren kan?"

Ia menatap batu nisan itu, dan yakin ada seseorang yang juga sedang menatapnya.

"Jujur gw juga kangen lu, lanjutin terus ya tetap semangat dan jangan sering banget mikirin gw nanti jadi gak tenang lho"

"Walaupun gw gak bisa liat lu tapi gw ngerasa lu kayak ngocehin gw hehe"

Suasana disana memang tidak terlalu gelap ataupun terang, mereka sedang menikmati pemandangan sunset yang terlihat indah dari bukit tempat pemakaman.

"Gw bakal tetep ada disisi lu oke? Walaupun gw udah mati gw bakal selalu melihat lu dan..tetap bertahan buat gw ya?.."

"Gw gak tau lu ngomong apa tapi..gw merasa harus berjanji, makasih ya udah ada dicerita hidup gw"

"Anything for my best friend.."

Ia tersenyum kecil, menatap indahnya matahari yang perlahan tenggelam berganti menjadi malam. Ia masih tetap berada dimakam, setia mengamati nama yang tertulis di batu nisan itu.

"Asli gw kangen banget sama lu.."

"Udah malam..cepet pulang dong..pasti adik-adik lu nungguin dirumah"

"Gw tau kok, tapi gw masih pengen nemenin lu"

"Gak usah khawatir, gw bakal always baik-baik aja kok"

"Sekali lagi makasih ya.."

Setelah itu angin malam mulai berhembus pelan, membawa daun kering terbang dan jatuh perlahan ketanah.

Eiver terbangun dari tidurnya, mungkin ia sudah tidur selama 12 jam lebih tertidur di ranjang rumah sakit karena ia merasa semua badannya terasa pegal. Ia terdiam sejenak, memikirkan apa yang baru saja ia mimpikan barusan. Lamunan ia seketika pudar saat mendengar suara teriakan yang tidak asing baginya. Ya, teriakan itu berasal dari mereka. Iko dan Rowen, adik Eiver yang paling ia sayangi melebihi dirinya.

"Ka ver udah bangun?"

"Kakak baik-baik aja kan??"

Wajar kalo mereka khawatir, mereka baru bisa pulang setelah sebulan mereka berpisah. Memulai kehidupan secara mandiri dan terpisah, walaupun berpisah mereka tetap menghubungi dan memberi kabar satu sama lain. Eiver tidak menyangka mereka akan pulang dan rela berkunjung hanya untuk menjenguk dirinya.

Eiver tertawa pelan melihat mereka, rasa rindu mereka menjadi hangat setelah sebulan tidak bertemu.

"Kakak gapapa kok, kalian udah besar aja ternyata ya.."

"Aku dapat kabar dari salah satu temen kenalan kaka, bilang kalo kaka masuk rumah sakit jadi aku pesen tiket pesawat dan pulang buat jenguk kakak"

Iko, anak ke-2 setelah Eiver, sekarang ia berumur 18 tahun dan ia masih melanjutkan sekolah kuliahnya. Sementara Rowen adalah anak ke-3 dan masih berusia 17 tahun.

"Ka ver..hwaaa aku kangen ka ver.."

Ucap Rowen sambil sedikit merengek, waktu dulu Rowen lah yang membuat Eiver bisa bertahan dari keluarga ini sampai sekarang. Ia sungguh berterima kasih kepadanya.

"Kakak baik-baik aja kok wen, makasih ya"

Rowen dan Eiver berpelukan sejenak, Iko hanya bisa merasa menyesal, mengapa dulu ia tidak menyukai kakaknya yang baik hati ini?

Tanpa berlama lama Eiver langsung memeluk kedua adiknya yang sungguh ia sayangi sekaligus mengecup mereka pertanda ia sangat merindukan mereka.

"K-kakak?.."

Iko bersuara sedikit terbata-bata, matanya perlahan meneteskan air mata karena terharu oleh kakaknya.

"Udah gak usah dipikirin ya?, itu udah lama banget, kamu tetep jadi adik kakak kok.."

Setelah cukup lama berpelukan, Rowen memiliki ide untuk menghibur Iko agar tidak terlarut dalam kesedihan penyesalannya.

"Ka Ikoh ayok kita beli sesuatu buat ka iver"

"Tapi-"

Tanpa menunggu jawaban dari Iko, Rowen sudah menarik tangan Iko dan mengajaknya keluar juga ia tidak lupa untuk melambaikan tangan ke Eiver.

Sejenak ruangan itu kembali dimakan keheningan, ia masih sedikit tersenyum mengingat masa kecil mereka bertiga yang ia rindukan.

"Nah senyum gitu dong.."

Ia merasa ada seseorang yang berbicara kepadanya.

"Lu sedih gw kan jadi ikutan sedih.."

Eiver merasakan sebuah hembusan angin kecil tertiup kearahnya, merasakan seperti benar-benar ada seseorang disekitarnya.


'tapi sayangnya itu semua hanya mimpinya lagi"
...

Two People• [Hiatus]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang