PROLOG

2 2 0
                                    

"Bukan penulis handal, Hanya sekedar mengisi waktu luang sambil berhalusinasi" -AL

"Bukan penulis handal, Hanya sekedar mengisi waktu luang sambil berhalusinasi" -AL

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

2013

Zyora Miselia Angkasa, Seorang anak perempuan berusia 7 tahun yang memiliki paras cantik, Rambut hitam yang panjang, Mata berwarna coklat yang cantik, dengan tubuh yang cukup tinggi untuk anak seusianya. Anak yang tumbuh dengan penuh kasih sayang dalam keluarganya, membuatnya tumbuh dengan sosok yang ceria, ramah, rendah hati membuat siapapun mau berteman dengannya.

Elia, itu panggilannya.
Di siang hari yang cukup terik bel sekolah pertanda waktunya pulang berbunyi membuat Elia bersemangat, dengan cepat ia merapikan barang-barang nya dan bergegas keluar dari kelas.

"Selamat siang pak!" Sapa Elia dengan senyumnya yang cerah kepada sang supir yang tengah menjemput nya untuk pulang, sang supir pun tersenyum dan membukakan pintu mobil untuk Elia.

"Selamat siang non, bagaimana sekolahnya hari ini?"

"Tidak buruk! Ini hari yang menyenangkan!" Jawab Elia dengan semangat, sang supir pun menutup pintu mobilnya dan berjalan menuju kursi pengemudi.

"Syukurlah.. jika nona merasa baik, kalau begitu kita akan menuju ke rumah sekarang, kebetulan bapak baru pulang kerumah tadi non.." ucap sang supir, membuat Elia senang.

"Papa? Papa pulang? Benarkah? Kalau begitu ayo pak! Aku tidak sabar bertemu dengan papa, aku sangat merindukan nya!" Sang supir pun mengangguk dan tersenyum senang melihat putri dari majikannya yang terlihat begitu semangat untuk bertemu dengan ayahnya, lalu sang supir pun mulai menjalankan mobilnya.

Sesampainya dirumah Elia dengan cepat turun dari mobil sebelum sang supir sempat membukakan pintu untuknya, Elia berlari memasuki rumahnya yang terbilang cukup luas, hingga ia sampai di ruang tamu lalu terdiam melihat rumahnya yang berantakan.
Vas bunga yang hancur berserakan, meja dan kursi yang tidak terletak pada tempat yang seharusnya, dan mamanya yang tergeletak di lantai dengan penuh darah.

"P-papa.." Ucap Elia dengan tubuh yang bergetar melihat Papa nya yang memegang pisau penuh dengan darah, dan kondisi mama nya yang sudah tiada.

Pria dengan tubuh besar dan tinggi itu menoleh saat mendengar suara putrinya, lalu tersenyum.

"Anakku.. kemarilah.." ucapnya seraya merentangkan tangan berharap putri kecilnya akan memeluknya.

Elia menggelengkan kepalanya dengan kuat, ia sangat takut dengan apa yang ia lihat, tubuhnya semakin bergetar hebat. Melihat respon sang putri, Pria itu tersulut emosi lalu menghampiri putrinya dan menampar Elia.

"SIALAN! ANAK SIALAN! SAYA MEMBESARKAN KAMU DENGAN PENUH KASIH SAYANG! TAPI HANYA UNTUK MEMELUK SAYA SAJA KAMU TIDAK MAU?!"

Elia menangis, sudut bibirnya berdarah dan pipinya terasa ngilu. Melihat putrinya tidak merespon dan hanya menangis, pria itu mengangkat Elia lalu membawanya pergi dari rumah itu. Semua maid yang melihat kejadian itu hanya diam, tidak berani bertindak apapun. Pria itu membawa Elia masuk kedalam mobil, Elia memberontak tidak mau ikut bersama papanya.

"Turun! Papa, elia mau turun! Elia tidak mau sama papa!"

"DIAM KAMU!" mendengar pria itu membentaknya, Elia hanya bisa diam dan menangis. Perasaan takut menyelimuti Elia, melihat papa nya membawa nya ketempat yang tidak ia ketahui, sangat sepi tidak ada orang. Hingga ia sadar papanya membawa dirinya ke perbatasan hutan.

Pria itu turun dan membawa Elia, menurunkan Elia di perbatasan hutan ini dan meninggalkan Elia sendiri disini. Elia berusaha mengejar mobil papanya, namun sayang ia terjatuh membuat kakinya terluka dan seragam sekolahnya pun kotor.

Elia menangis, tidak tau apa yang sebenarnya sedang terjadi dan ia takut berada di perbatasan hutan ini sendiri. Ia berjalan tertatih-tatih duduk di atas bebatuan yang cukup besar untuk dia duduki, Ia duduk disitu menunggu berharap papanya akan kembali menjemputnya.

Hari mulai gelap, tapi tidak ada tanda-tanda papanya kembali, Elia kembali menangis suara tangisnya pun semakin keras. Hingga seseorang mendengar suara tangisnya.

Seorang pria mendekatinya, pria itu terkejut melihat kondisi Elia yang terlihat buruk.

"Hey.. girl.." Elia menoleh dengan wajah yang memerah, menatap pria itu terlihat bingung dengan wajahnya yang terlihat asing tidak seperti orang Indonesia pada umumnya.

"Do you can speak english?" Elia sedikit bingung mengapa pria itu berbicara menggunakan bahasa Inggris, hingga Elia sadar mungkin pria itu bukan orang Indonesia.

"Y-yes.. i can.." Ucap Elia

"What's your name?" Pria itu mendekati Elia, lalu mengusap rambutnya.

"I'm Elia, Zyora Miselia Angkasa."

"Alright.. Don't be afraid, i'm not a bad person. Why are you here girl?"

"Papa.. threw me here.." Ucap Elia, lalu kembali menangis mengingat yang terjadi padanya hingga papanya membuangnya disini. Pria itu terkejut mendengar perkataan Elia, lalu menggendong Elia dan menenangkannya.

"Stt.. don't cry girl.." Pria itu bingung apa yang harus dilakukan untuk anak ini, Pria itu membawa Elia kedalam mobilnya dan mendudukkannya di bangku sebelah pengemudi. Pria itu menatap Elia dengan perasaan yang aneh, Seperti ada rasa sayang yang muncul. Pria itu terdiam sejenak, hingga ia membuat keputusan bahwa ia akan membawa Elia pergi bersamanya.

Pria itu mulai menjalankan mobilnya menuju hotel dimana ia menginap selama liburan, saat tiba ia melihat Elia yang tertidur karena merasa kasihan untuk membangunkan Elia, pria itu menggendong Elia dan membawanya kedalam kamar hotelnya lalu menidurkan Elia dikasur nya.

Pria itu mengambil ponselnya, lalu menelfon seseorang.

"Hyung.. Kau sedang berada di mall kan sekarang?" Ucap pria itu dalam bahasa korea.

"....."

"Bisa tolong belikan beberapa pasang pakaian untuk anak perempuan, Aku fikir untuk usia 7 tahun."

"....."

"Sudahlah hyung.. Tolong belikan! Nanti akan ku jelaskan! Ceritanya panjang.."

"....."

"Baiklah.. Cepatlah hyung.. aku menunggumu" Panggilan itu terputus, Pria itu segera meletakkan ponselnya dan melihat Elia yang masih tertidur. Pria itu mendekati Elia, dan mengusap surainya.

"Aku tidak tahu apa yang sebenarnya terjadi padamu.. kamu anak yang manis, Sungguh kejam Ayahmu membuangmu begitu saja di hutan itu. Entah kenapa.. aku sangat menyayangimu seolah-olah kamu adalah anakku.." Pria itu menghela nafasnya lalu tersenyum.

"Ya.. kurasa.. tidak buruk menjadi seorang ayah diusia muda? Aku akan mengangkatmu menjadi anakku.." Pria itu mencium kening Elia.

"Have a good dream princess.."

"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Sei Mio (이 태용)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang