Prolog.

255 10 2
                                    

"Apa Lo mau jadi pacar Gue?"
->Arzhelo

"Gue gak suka cowo jamet."
->Rei

****

"Sekarang apa Lo bisa nerima Gue?"
->Arzhelo

"Lo bau ketiak. Mending Lo mandi!"
->Rei

****

"Apa Gue harus mati dulu baru Lo nerima Gue?"

"Itu yang terbaik. Orang jelek harus mati."

****

"Jangan mencoba untuk mencari tahu siapa Gue. Kalo Lo gak mau terluka."
->Rei

"Tapi Gue suka luka. Apa lagi kalo itu Lo yang buat."
->Arzhelo

****

"Apa Lo masih bisa bertahan?"
->Rei

"Yah, Gue bertahan untuk Lo."
->Arzhelo

****

"Sakit, gak?"
->Rei

"Sakit banget. Tapi Gue tetep bertahan sesuai janji."
->Arzhelo

****

"Jangan nangis, yah. Kalau bunga
di taman udah gak ada."
->Arzhelo

"Gue gak peduli. Karena Gue gak bisa nangis."
->Rei

****

Arzhelo Almaero namanya, seorang pemuda tampan yang tergila-gila dengan seorang gadis dingin misterius di sekolahnya.

Akibat tantang yang di berikan oleh sahabatnya, Arzhelo harus rela bertekuk lutut di hadapan gadis dingin yang telah membuatnya jatuh cinta. Berawal dari tantangan yang Ia anggap remeh, Arzhelo justru melemah saat mengetahui bagaimana kehidupan seorang gadis yang harus Ia tundukan karena sikapnya yang dingin.

"Gue ingin Lo jadi pacar Gue." Arzhelo menatap dalam seorang gadis di hadapannya.

"Tapi Gue gak suka cowo jamet kayak Lo." Balas Rei dengan wajah datarnya.

Arzhelo terkekeh, "Baiklah, Lo harus ingat. Si jamet inilah yang bakalan ngeruntuhin pertahanan hati Lo."

Rei tersenyum miring, "Silahkan, tapi Gue udah mati rasa."

Oke, ini masih prolog...

Masih ada part menarik untuk di baca selanjutnya...

Bersambung...

Crazy BoyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang