1. Tantangan

220 8 1
                                    

"Lo mau gak jadi pacar gue?" Ucapan itu terlontar begitu saja oleh seorang pemuda tampan dengan wajah tersenyum miring. Lelaki most wanted terkenal sebagai badboy penuh kharisma. Dia adalah... Arzhelo Almaero.

Arzhelo, Ia bersimpuh di hadapan seorang gadis cantik di kursi rodanya. Gadis itu diam, tanpa merespon apapun. Dia hanya menatap datar sosok lelaki di hadapannya. Tapi tatapan gadis itu justru terlihat menyeramkan.

Arzhelo tersenyum. Senyuman yang tak pernah Ia tunjukkan, kini membuat para gadis yang melihatnya berteriak heboh. "Lo ambil bunga ini, lo jadi milik gue." ucapnya dengan seringaian.

Rei, gadis itu menatap bunga merah di tangan Arzhelo. Perlahan tangannya terangkat ingin mengambil bunga tersebut, membuat Arzhelo tersenyum penuh kemenangan.

Jebakan berhasil.  Batinnya.

Semua orang membuka mulut lebar. Menunggu respon Rei, gadis penuh misteri. Cucu donatur SMA Bhineka.

Tapi, sedetik kemudian...

Semua orang salah untuk mengirakan jika Rei ingin mengambil bunga itu. Justru respon di luar dugaan yang terjadi.

Tangan Rei terus terangkat, tapi tidak untuk mengambil bunga itu. Melainkan mengambil earphones yang tersumbat di telinganya. "Lo ngomong apa barusan?" Pertanyaan bodoh yang Rei ucapkan membuat reaksi terkejut semua orang. Bagaimana tidak? Mereka sama sekali tak pernah mendengar sepatah kata pun yang keluar dari mulut Rei. Gadis itu definisi diam yang sesungguhnya. Namun tidak dengan Arzhelo.

Awalnya, lelaki itu terdiam. Senyuman manisnya memudar seketika. Tapi beberapa saat kemudian, senyuman remeh tercetak. "Lo gak dengar? Gue baru aja ngungkapin perasaan Gue ke Elo. Lo mau gak jadi pacar Gue." Arzhelo mengulang kembali kalimatnya. Keduanya saling bertatapan.

Satu detik

Dua detik

Tiga detik

"Ohh..." Respon yang keluar dari mulut Rei. Mereka yang melihat itu secara bersamaan menepuk jidat.

Mendengar respon Rei, Arzhelo terdiam.

Shitttt!

Umpat Arzhelo penuh kekesalan.

Wajahnya berubah datar, tangannya menggenggam erat hingga bunga itu patah di kepalan tangannya. Tatapan Arzhelo berubah tajam menusuk Rei. Tatapan permusuhan terlihat di matanya.

Rei melirik sekeliling dengan skor matanya. Lalu berdecih pelan, "Ck, sampah!"

Beberapa waktu sebelumnya...

"Nona, mari Saya bantu!" seru seorang pelayan wanita bergerak gesit turun dari sebuah mobil membantu seorang gadis cantik berpakaian SMA mendorong kursi roda.

Gadis itu berkulit bersih, berambut panjang dengan poni menutupi keningnya. Satu hal yang paling mencolok dari dirinya. Yaitu, sebuah topeng wajah yang Ia kenakan.

"Nona, Saya antarkan, yah." kata sang pelayan lembut. Terhitung ada dua pelayan yang membantu mendorong kursi rodanya, juga terdapat seorang pria bertubuh kekar yang nampak berjaga menjadi bodyguard.

Gadis itu diam tanpa mengucapkan sepatah kata pun. Ia hanya memasang wajah datar di balik topengnya.

Banyak pasang mata yang menatapnya. Mereka hanya menatap tanpa berani menyapa. Sikap dinginnya membuat Mereka enggan menyapa. Juga, satu hal menarik. Dia merupakan cucu donatur di SMA Bhineka.

Yah, gadis itu mengenakan seragam SMA Bhineka dengan tag nama Rei Nakeysha Devantara.

Rei, matanya menatap lurus ke depan tanpa sedikitpun merespon perkataan  Sang pelayan yang mendorong kursinya. Ketiga pelayan itu membantu Rei mengantarkannya menuju kelas.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 26, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Crazy BoyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang