Berawal dari seorang anak perempuan berusia 8 tahun yang bernama Sinta. Ia tidak mengenal takut dengan apa pun.
Sehingga suatu hari, ia melihat seorang anak sepantar dirinya sedang dirundung oleh sekelompok kakak kelas yang selalu memalak uang orang lain.
Tanpa berpikir panjang, dia langsung menendang bokong salah satu dari kelompok itu.
“Heh! Lo siapa sih?! Ganggu urusan orang aja.” Omel ketua geng itu.
“Jangan ngambil duit orang lain dong! Sama aja itu dengan mencuri.” Jawab Sinta dengan lantang.
“Udah deh, bocil gausah ikut-ikutan. Atau gak MANA SINI UANG LU!” Palak salah satu anggota.
“Gak mau wlee.” Tolak Sinta sambil menjulurkan lidah.
Tentu geng itu marah karena merasa mereka telah diledeki oleh anak kecil. Sang ketua langsung menjambak rambut panjang Sinta dengan sekuat tenaga. Lalu Sinta yang tidak takut itu pun langsung menggigit dengan keras sampai pemilik lengan kesakitan dan melepaskan cengkeraman nya.Disaat mereka ingin menyerang sinta, tiba-tiba guru datang dengan membawa potongan bambu yang selalu tersedia untuk memukul anak-anak nakal seperti mereka.
Mereka pun kabur dan guru itu mengejar mereka.
Setelah dirasa sudah pergi, Sinta menengok ke anak yang berjongkok sekaligus masih menangis akibat rundungan dari mereka.Dengan rasa tidak tega, Sinta mengusap kedua mata anak tersebut.
“Mereka sudah pergi. Ayo bangun.” Ujar Sinta. Sinta berusaha menarik lengan anak itu sampai anak itu bangun sendiri.
“ma..ka..sih ya.” Ucap Anak itu dengan nafas tersenggak-senggak sehabis menangis.
“Namamu siapa?” Tanya Sinta tiba-tiba.
“Aku Chandra. Aku baru pertama kali masuk sini.” Jawab Chandra.
“Oke, aku sinta. Senang bertemu denganmu.” Cakap Sinta tanpa mengenal rasa malu.
Mereka pun saling berjabat tangan dan itulah pertama kali mereka saling bertemu
Beberapa hari kemudian
Sinta berada di sebuah gedung hotel, dimana sebuah audisi model cilik telah diadakan di kota tempat tinggal nya. Di tengah keramaian yang ada, tiba-tiba dia didatangi oleh seseorang.
“Sinta ikutan juga?” Tanya Chandra.
“Iya, aku mau jadi artis soalnya.” Jawab Sinta penuh percaya diri.
“Chandra ikut audisi mau ngapain?” Tanya balik dari Sinta.
“Aku ikut mama, kata nya biar aku dijaga in ama banyak orang.” Jawab Chandra yang masih bingung dengan ajakan mamanya ini.
Disitu pula, mama Sinta dan mama Chandra berjumpa pertama kali. Mereka pun saling cengkerama akrab satu sama lain sembari menunggu giliran. Barusan ketika nama Chandra terpanggil, Chandra dan Mama nya pun berpamit dari mereka.
“Aku duluan ya. Semoga kita lolos bersama-sama.” Pamit Chandra.
“Aamiin, makasih ya nak. Semoga kita lolos bareng-bareng.” Balas mama nya sinta.
Hari-hari berjalan bagai angin lalu. Sinta dan Chandra mendapatkan pengumuman bahwa mereka berdua lolos menjadi artis cilik di agensi yang sama. Mereka bertemu kembali di kantin sekolah saat jam istirahat.
“Sinta, tau gak? Kata mama, kita lolos jadi artis.” Ucap Chandra.
“Asik bentar lagi kita jadi artis dong.” Seru Sinta senang.
“Kayaknya nanti kita dilatih dulu, baru kita bisa jadi artis bareng-bareng.” Tebak Chandra.
“Apa pun itu, yang penting sebentar lagi kita bakal jadi artis.” Sinta mengeyel dan masih dengan semangatnya.
“Iya, tapi nanti jangan kasih tau siapa-siapa.” Chandra menanggapi nya sambil menempelkan jari telunjuk ke bibirnya sebagai tanda menyuruh diam.
“Heem” Sinta pun mengangguk sebagai tanda setuju.
Mereka pun mulai dilatih oleh agensi selama beberapa bulan untuk menjadi artis cilik. Disitu pula, pertemanan mereka semakin akrab sehingga orang tua mereka ikut akrab karena kedua anaknya itu.
2 tahun kemudian
Latihan dan awal karier mulai terlewatkan. Kini nama mereka mulai dikenal banyak orang. Termasuk teman-teman sekolah mereka.Sesuai keinginan Ibu Chandra, putra sulung kesayangan nya sudah tidak mengalami perundungan setelah anaknya menjadi artis cilik.
Mereka berdua selalu ikut shooting bersama-sama. Tak hanya model, mereka juga sempat ikut shooting mv banyak artis.
Saat ini, mereka sedang mengikuti wawancara untuk sebuah majalah bulanan.
“Kalian kan udah sering pergi bareng. Sekolah bareng, shooting bareng. Kalian suka gak sih bareng-bareng mulu?” Tanya staf pewawancara.
“Biasa saja kak, soalnya aku udah sering ketemu dia tiap hari.” Jawab Sinta sambil menggelengkan kepalanya.
“Aku senang. Karena teman ku hanya sinta.” Singkat Chandra dengan polosnya.
“Terus kalo mau bareng lagi pada mau gak?” Tanya staf itu sekali lagi.
Mereka berdua mengangguk, terutama Chandra yang mengangguk dengan antusias.
“Mau banget kak. Nanti aku bisa jagain sinta seperti menjaga adikku sendiri.” Chandra mengangguk senang menjawab pertanyaan itu.
“Lebih baik jangan. Jaga ayam warna-warni saja kamu gak bisa.” Tolak Sinta.
Penolakan itu pun membuat ruangan wawancara dihiasi gelak tawa oleh semua staf yang ada.Namun, Chandra yang tidak peduli pun bangun dari tempat duduknya dan langsung memeluk Sinta disaat itu juga.
Staf yang masih tertawa tadi pun seketika baper dengan kelakuan Chandra. Hampir saja tangan kameramen sedikit terpeleset saking baper nya.
KAMU SEDANG MEMBACA
안녕 (Hi and Bye)
Short Story"Annyeong", kata ini bukan hanya sekedar sapa hangat antar sesama. Melainkan sebuah kisah sampai kata itu kembali diucapkan di akhir cerita ini. Chandra dan Sinta, mereka lah pemilik cerita ini. Akhir yang seperti apa yang dimaksud kan itu? Membawa...