satu 21+

296K 803 0
                                    


Kamu serius?" Tanya Ace lagi.

"Aku serius Ace, lakukan apa aja yang kamu mau. Kamu udah beli tubuh aku," ucap Diva, pasrah dengan keputusan Ayahnya, yang menjual Diva demi hutang yang di lunaskan.

"Kamu cantik, bahkan kamu masih perawan" jawab Ace, tak mau merusak seorang gadis tanpa persetujuan dari gadisnya sendiri.

"Everything, do it Ace" ucap Diva meyakinkan Ace.

"Sekali jadi punya aku, gabakalan aku lepas Diva." Tegas Ace.

"It's okay Ace, badan aku sekarang seutuhnya milik kamu," lanjut gadis itu dengan mantap.

"Oke,"

Ace melingkarkan lengan di pinggang Diva dan mengangkat gadis itu dengan mudah dan membawa Diva ke tempat tidurnya di mana Ace membaringkan Diva dengan lembut dan naik ke atasnya, mencium Diva dengan lembut.

Diva meringkukkan jari kakinya, merasakan sentuhan yang tak pernah ia rasakan sebelumnya.

"You're very sweet." Dingin Ace, di sela sela ciumannya.

Ace mencium leher Diva dan menggigit cuping telingamu sebelum menciumi tubuhnya sampai dia mencapai buah dadanya. Pria itu mendongak menatap Diva, seolah meminta izin untuk bermain dengan payudaranya.

"Hm," ucap Diva, memberi izin.

Ace terkekeh pelan dan memasukkan nipples Diva ke dalam mulutnya dengan lembut mengisapnya saat dia meremas payudara Diva lembut, dengan satu tangannya.

Ace menggigit pelan nipples Diva membuat gadis itu sedikit menggeliat saat merasakan gigitan Ace pada nipples nya.

"Ashh jangan di gigit heumm," ucap gadis itu, menutup matanya sejenak lalu kembali membukanya.

Tangan Ace bergerak dari payudara Diva ke pahanya dan mulai memijatnya sambil terus menghisap nipples milik Diva.

Gadis itu menggeliat menahan geli pada kedua daerah yang di sentuh oleh Ace.

"Enak," Ace menarik diri dari nipples Diva sejenak melihat manik mata gadis itu dengan penuh kasih. "Masih mau hm?," Tanya Ace di angguki oleh Diva.

Ace mencondongkan tubuhnya ke depan meletakkan tangannya di kedua sisi kepala Diva saat Ace mencium Diva dengan penuh semangat memasukkan lidahnya ke dalam mulut gadis itu.

"Mphmmm,"

Ace menyelipkan salah satu tangannya ke bawah di antara kedua kaki Duva menggosok selangkangan Diva melalui celana gadis itu, membuat sang empu merasakan kehangatan telapak tangan Ace pada pahanya.

Ace menghentikan perlakuannya, berlutut di depan Diva melepas seluruh pakaian gadis itu sambil menjilati pahanya ketika selesai melepaskan semuanya. Menghisap lembut paha Diva, yang semakin dekat dengan kemaluan gadis itu.

"Gapapa kan?." Tanyanya, melepas ciuman pada paha gadis itu. Entah apa yang di tanyakan pria itu, Diva hanya bisa membiarkan apa yang akan di lakukan Ace selanjutnya.

Ace berdiri, duduk di kasurnya lalu berbaring di samping Diva.

"Naik."

"Hah? Aku naik?? Kemana?" Ucap Diva bertanya.

"Ke atas aku, disini" lembut Ace, menunjuk tempat yang harus diduduki oleh Diva.

"Gapapa?" Polos gadis itu.

"Gapapa, aku ajarin."

Gadis itu menurut, awalnya ia geli dengan tonjolan yang menyentuh area sensitifnya, namun Diva harus membiasakan dirinya. Bisa saja kedepannya setiap hari Ace akan meminta lebih dari ini.

"Masukin," ucap Ace, mengarahkan gadis itu.

Ya Tuhan, ini sakit.

"Ahh Ac-acee," lirih gadis itu, menahan desahannya.

"Baru pertama, nanti juga terbiasa" Ace melingkari pinggang gadis itu dengan tangannya, berusaha mendorong penisnya lebih dalam ke bagian sempit milik Diva.

"Ac-shh gakuat ihhhh," tangis gadis itu.

Bukannya berhenti, Ace menyeringai nakal di bawah sana, menatap wajah gadis itu yang memerah, dengan keringat yang mulai bercucuran.

"Sentakin"

"Ih sakit gamauu,"

"Sentakin ga!"

Gadis itu mencoba melakukan perintah Ace, mencoba menahan sakit pada vaginanya.

"Go damn, don't stop babee," desah pria itu. Kembali meraih pinggang Diva menariknya lebih dekat sambil terus menyuruh gadis itu untuk bermain di atas sana.

"Acee udah ya plisss hiks," mohon gadis itu.

"Ga!."

"Cepetin!." Lanjut Ace.



MY ACE 21+Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang