Senin aja sih

300 24 5
                                    


Rintik hujan mulai mereda seiring matahari memancarkan sinarnya, hawa dingin terus mengitari rumah dengan membawa damai, cahayanya masuk paksa melewati jendela, membangun kan seorang lelaki remaja bertubuh besar. Kim Gimyung, lelaki yang terbangun akibat sinar  matahari menyorot tepat ke arah wajahnya, bangkit dari tempat tidur sambil mengusap mata, walaupun hari ini hari senin tapi Gimyung tau hari ini akan menjadi hari yang baik-

KAMI DARI 27 BULAN MEI, BULAN MEI, AYO DONG BANTAI KAMI!!-

TIDAK TIDAK!!, INI TAK MUNGKIN TERJADI, GIMMY GAK BISA DI GINIIN NNGGHHH!!. Alarm pencabut nyawa Zin sudah menyala, tapi nyawa orang yang punya juga masih kecabut, belum balik!, tak bisa di biarkan, demi keamanan gedung kos nya Gimyung harus melakukan sesuatu.

//BRAK!!....//

" WOY, LEE JINSUNG!!, BANGUN BABI, ALARM LU BERISIK!! " Teriak Gimyung sambil menggedor pintu kamar Zin dengan keras, merasa tidak adanya respon yang diberikan sang pemilik kamar amarah Gim mulai memuncak, mengambil ancang-ancang dan menyiapkan suaranya kembali, ini saat nya, " BANGUN JINSUNG ANAK SETAN!! "

//BRAKK!!//

" ASTAGA TUYUL!, BANG GIM PINTU GUA!! "

Selamat Gimyung, kamu tidak hanya berhasil Membangunkan Zin tapi juga menjebol pintu kamarnya akibat tinju mu. " YA ALLAH, maap Zin nanti abang beliin permen deh " ucap Gimyung sambil mengusap lehernya dan tersenyum manja, merasa ada kegaduhan di luar nalar, Shinwoo selaku orang paling sepuh dan waras di kosan langsung mengecek keadaan para adiknya. Baru saja keluar dari dapur dan menoleh ke arah lorong kamar, terlihat lah Gimyung yang mesam mesem kayak sayur asem, Zin yang menangis dramatis untuk sang pintu, dan Seo yang baru keluar langsung masuk dan mengunci diri di kamar lagi, ' sabar Shinwoo, sabar, orang sabar rejekinya lancar ' batin Shinwo sambil elus dada dan terus meramalkan doa pengusir setan.

Karena keributan yang timbul di pagi hari, membuat penghuni kamar atas juga ikut terbangun dan mulai turun untuk melihat, " Astaga Zin, itu pintu kamar mu gapapa? " Ucap Hyungseok sambil terus menuruni satu persatu anak tangga dengan muka melongo, " Hyungseok~, bang Gim Seok, bang Gim ga punya otak, apa kita panggil pendeta aja buat ngusir nya? " Rengek Zin sambil berlari lalu memeluk hyungseok erat, " WEH COCOT TE!! " Marah Gimyung yang mulai menghampiri Zin namun sebuah tangan menahan gerakannya untuk semakin mendekat " BANG JANGAN TAHAN GUE BANG, GUE MAU JOTOSIN TU ANAK!! " Gimyung berteriak sambil terus meronta-ronta ingin di lepaskan, " Yaudah deh sana " Ucap Shinwo sambil menarik kembali tangannya yang menghalangi.

Tidak ada pergerakan, bahkan oksigen saja tidak di tarik maupun di keluarkan sedikit pun, Gimyung mematung sambil terus bercucuran keringat membasahi bumi-, menutup mulutnya rapat rapat sambil melotot melihat seseorang. Lee Jihoon, kakak angkat dari park Hyungseok yang terus menatap nya dengan tajam, Gimyung tidak tau salahnya dimana?, apakah dia terlalu tampan hingga Lee Jihoon saja iri dengan nya?, atau apa?. Tapi setelah Gim memakai segala macam rumus untuk memecahkan teka-teki silang ini, Gimyung dapat menyimpulkan satu hal, kalau Jihoon tidak ingin adiknya yang cantik jelita ini di sentuh oleh rakyat jelata semacam nya, minimal tuan muda Jay. Tapi bagaimana mana bisa dari Zin sampai ke Seok?, simpel nya seperti ini, Zin memeluk Seok, jadi kalau Gim mau baku hantam sama Zin pasti mau ga mau Seok bakal ke seret juga, sungguh pagi pagi di suruh mikir, Gim ga kuat di giniin.

" Dah deh bang gue ngalah, maaf ya zin nanti permennya abang bonusin es teh deh " Ucap Gimyung sambil menaruh kedua tangan di dalam saku dan menunduk, sok jadi sad boy☝🏻.

" Yaudah kalau gitu nanti biar abang aja yang ngomong sama Taesoo buat datengin tukang " Ucap shinwo sambil tersenyum simpul, tapi tiba-tiba Zin menyeletuk tentang bagaimana dia tidur malam ini " Lah terus gue tidur di mana bang, ogah banget tidur pintu bolong begitu " " Hmm, gimana kalau- " " Tidur bareng gue aja Zin " Sahut Yohan dan Wonseok bersamaan, lalu menatap tajam satu sama lain

Masa Remaja [Lookism] (SlowUp) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang