Chapter 01

6.3K 523 94
                                    

Derap langkah kakinya ia pacu sedemikian rupa, beberapa kali lelaki itu juga melihat jam tangannya dan hanya bisa merutuki nasibnya yang begitu sial di pagi hari. "Astaga, Lee Donghyuck kau harusnya tidak terlambat" bisik lelaki itu pada dirinya sendiri.

"Sial" decak Haechan saat melihat lift yang akan dinaikinya sudah penuh. Dengan cepat ia berlari menuju tangga darurat.

"HAECHAN" panggil seseorang di belakangnya namun Haechan tidak bisa meladeninya kalau keadaan sudah jadi begini. Setiap tangga ia naiki dengan kecepatan penuh.

"Aku pasti akan diomeli lagi karena terlambat" batin Haechan.

Haechan tersenyum kecil saat melihat bahwa pintu ruang latihan sudah ada di depan sana. Dengan senyum lebar ia buka pintu ruang latihan.

Brak

"Aku datang" teriak Haechan heboh yang mengejutkan setiap orang di dalam ruangan itu. Senyum Haechan luntur saat ada beberapa orang yang memandang datar kearahnya.

"Kau tahu ini jam berapa Lee Donghyuck" teguran dari leader NCT 127 itu membuat Haechan hanya menatapnya dengan datar, ia lalu melirik jam tangannya.

"Jika di hitung aku terlambat 7 menit" jawab Haechan santai seraya akan berjalan menuju kursi.

"Berdiri diam di tempat mu, kau tidak lihat aku sedang bicara" ujar Taeyong dengan nada tegas. Haechan membalikkan badannya dan melihat Taeyong dengan pandangan lurus.

"Silahkan berbicara, akan ku dengarkan" sahut Haechan dengan nada menantang, membuat member Ilichil yang lainnya hanya dapat mendesah lelah dengan situasi yang ada.

"Kembali ke dorm, kami mengijinkan mu tinggal di luar dorm tapi akhir-akhir ini kau tidak pernah tepat waktu" perintah Taeyong yang sempat membuat Haechan mengepalkan tangannya sejenak.

"Lee Taeyong, jika kau lupa kau sendiri yang bilang aku harus keluar dari dorm karena kau tidak tahan dengan wajahku, bahkan kau sampai tidak bisa bernafas" sahut Haechan berani.

"Haechan jangan tidak sopan, bagaimana pun Taeyong lebih tua darimu" tegur Taeil seraya mengusap sayang surai Haechan.

"Aku tahu hyung" jawab Haechan seraya menatap pada Taeyong. "Tapi jika ingin menegurku, maka tegur dia juga" protes Haechan.

"Beberapa hari yang lalu ia terlambat dan aku tidak berkomentar apapun" lanjut Haechan.

"Aku punya kepentingan" jawab Taeyong membela diri.

"Dan hari ini pun aku juga punya kepentingan, kalau kau bisa punya kepentingan apa aku tidak boleh? Orang sibuk di dunia ini bukan kau saja bukan?" Tanya Haechan dengan nada tajam.

"Permasalahan ku kemarin adalah demi grup, kalau kau...."

"Lalu apa maumu? Aku harus pergi, kalian akan latihan tanpa aku? Lalu saat aku mempermalukan diriku sendiri nanti, apa kalian akan baik-baik saja?" Tanya Haechan menuntut yang membuat Taeyong terdiam.

"Apa keputusan mu Taeyong-ah?" Tanya Taeil, beberapa member tidak bersuara sejak tadi karena memang mereka membiarkan Haechan dan Taeyong. Hal seperti ini bukan pertama kalinya, dan terlibat dalam urusan mereka hanya membuat lelah.

Bahkan Johnny memilih untuk tidur sejak Haechan datang, asal tidak ada baku hantam diantara keduanya maka semua aman. Tapi tentang memukul mungkin Taeyong tidak akan melakukannya, hubungan rumit mereka di masa lalu akan menjadi alasan keduanya.

"Persiapkan dirimu" ujar Taeyong dengan nada mengalah.

"Cih, kalau kau lakukan dari tadi maka kita tidak akan membuang waktu, hanya untuk mendebat ku, kita membuang waktu hampir setengah jam" sahut Haechan sinis yang membuat Taeyong menatapnya dengan tatapan tajam.

Beetwen Us Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang