"Tubuhmu mungkin hanya bisa bertahan enam hingga sembilan bulan," Haechan membulatkan matanya.
Agak mengejutkan meskipun sudah ia duga.
"Anda harus berhenti mengonsumsi supppresan dan mengomunikasikan hal ini kepada mate anda," jelas dokter. Haechan hanya mengangguk pelan. Karena hal tersebut tidak mungkin akan ia lakukan.
"Melihat efeknya sudah merambat pada organ vital, alangkah baiknya anda menebus obat ini dan menjalankan terapi," Haechan menghela napas. Bagus, terapi dan obat hanya akan membuang uang saja.
"Baik, terima kasih dokter. Saya hanya perlu menebus obat ini untuk menghilangkan rasa sakit kan?" ujar Haechan sembari menggoyangkan kertas resep.
"Dan Saya harap Anda tidak meremehkan penyakit anda, Haechan-ssi,"
"Aman, aman. Terima kasih banyak dok," Haechan pun keluar ruangan dengan mengacungkan jempol.
......
Sebenarnya, bukan sekali dua kali saja, Heachan merasakan sakit dibadan. Entah itu, pusing di kepala, sesak di dada, hingga mual pada perut. Sementara Haechan malas untuk sekedar konsultasi penyakit yang sudah jelas ia ketahui penyebabnya.
Sialnya, hari itu Haechan kedapatan pingsan di restaurant tempatnya bekerja. Agak lebay, sampai harus dilarikan ke rumah sakit.
Hah, padahal baru berkisar dua hari ia pingsan di rumah sakit, tapi rasanya ia sudah sangat rindu dengan kasur empuknya.
"Kudengar dari pegawaimu, kau pingsan di resto?" suara dingin menyapa telinga Haechan begitu menginjakkan kaki di ruang tamu.
"Dehidrasi," singkat saja.
"Ck, mamah mengira kau hamil. Drama apa yang kau coba mainkan saat ini Haechan?" geram alpha.
Haechan memutar bola mata. "Tinggal bilang saja, tidak, apa susahnya?" Hidungnya sedikit mengkerut begitu mendapati beberapa aroma lain pada sang alpha.
"Aku tidak tau, apa akal bulusmu. Tapi tolong jangan bertingkah menjijikkan berakting seolah aku alpha bajingan,"
"Tenang saja,"
"Karena Aku pun tidak sudi membuang waktuku untuk menjadi omegamu, "
KAMU SEDANG MEMBACA
Refuse - Markhyuck
RomanceYa, tidak apa-apa. Lagipula, pada akhirnya manusia akan mati juga, kan?