RA. Prolog

10 3 0
                                    

Terik terasa saat bagaskara muncul diatas cakrawala. Seorang pengusaha sukses dari Perusahaan Gavesha Technologi hari ini mengantarkan langsung putri bungsunya untuk memasuki lingkungan baru di sekolah menengah atas. Mengikuti jejak sang kakak dan juga usulan dari orangtuanya, gadis ini hanya bisa pasrah, mengubur sedalam mungkin keinginan untuk memasuki sekolah yang diinginkannya.

Gadis dengan perawakan tinggi dan paras yang  menawan berhasil mencuri perhatian siswa-siswi dan staf serta guru-guru di SMA Nusantara. Seragam sekolah yang dipadukan dengan cardigan merah membuatnya terlihat lebih mencolok. Banyak mata yang ingin sekali mendapatkan lirikan dari Gadis itu.

'Aku benci menjadi pusat perhatian.'

***

Kak Sagara

Kamu dimana?

Kakak ada di depan ruang guru. Kesini cepat.

Sabiru. Dibalas, jangan dibaca doang

Kak, aku lagi jalan kesana

Kakak jangan kemana mana.

Ya

Sabiru Rafaela. Putri bungsu dari keluarga Gavesha yang terkenal memiliki paras yang menawan dan juga memiliki prestasi membanggakan, walaupun demikian, Sabiru anak yang tangguh, ia cukup mahir dalam bidang bela diri, memasak, dan melakukan pekerjaan rumah lainnya. Tumbuh dari keluarga yang  terpandang dan bergelimang harta nyatanya tidak membuat Sabiru bahagia. Hal itu hanya membuatnya semakin menderita.

"BIRU!" Pekik laki laki bertubuh tinggi yang sedari tadi menyenderkan tubuhnya di salah satu tiang penopang bangunan sekolah. Sambil melambaikan tangan kearah gadis yang di sapanya, Sagara tersenyum lebar melihat kedatangan sang adik yang akan membuatnya bahagia sepanjang hari. Alasannya ia sangat senang jika bersama Sabiru, apa lagi saat ini. Sebabnya Sagara dan Sabiru jarang sekali bertatap mata apa lagi bertemu, keduanya sibuk dengan urusan masing-masing.

"Kamu sudah tau kelas kamu dimana Ru? Biar kakak yang antar kamu kesana langsung ya."

"Ayah bilang aku masuk kelas unggulan. Kelas IPA I Kak.."

***

"Namaku Gavesha Sabiru Rafaela, kalian bisa panggil aku Biru atau Aela. Salam kenal semuanya, semoga kita bisa berteman baik ya."

Suara tepukan tangan dari para murid yang menyambut ria kedatangan Sabiru ke kelas mereka. Ah, sungguh beruntung bisa satu kelas dengan Sabiru, pikir mereka.

'Aku tau apa yang kalian pikirkan. Memanfaatkan ku? Coba saja, aku ikuti permainan kalian.'

***

Bersambung










Rahasia ArjunaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang