DERUH napas seorang gadis berlari. Suasana pagi dengan udara yang masih terasa dingin yang menusuk kulit. Gadis itu sedikit menggaruk hidungnya karena terasa gatal dan beku. Gadis itu berhenti sejenak merogoh kantung jaketnya yang terdapat sebuah botol putih, dan meminum satu buah pil dari botol tersebut.
Gadis itu adalah Cherry, Cherry Anastasyah. Anak tunggal dari orang tua yang sama-sama bekerja. Cherry sudah terbiasa mengurus dirinya sendiri.
Dari mengurus pakaian, sarapan, bahkan mendaftar ke sekolah. Orang tuanya bahkan tidak tahu kapan ulang tahun Cherry. Cherry memilih meninggalkan rumah itu saat dia akan kuliah nanti. Tinggal di sana, tidak ada bedanya dengan tinggal sendirian di tempat yang jauh.
Di Sabtu pagi seperti sekarang ini, Cherry selalu meluangkan waktunya untuk olahraga . Dari lari pagi atau jogging selama tiga puluh menit mengelilingi komplek perumahannya dan akan istirahat selama sepuluh menit. Setelah lari pagi, Cherry akan pulang ke rumah untuk mengambil barang yang dia sudah siapkan untuk berenang.
Dekat perumahannya yang termasuk kawasan elit, tersedia kolam renang yang buka sejak pagi. Dan Cherry sudah menjadi langganan untuk berenang di sana. Cherry hanya berjalan kaki tidak jauh, berganti pakaian dan mulai berenang.
Cherry biasa berenang setidaknya satu jam. Ketika naik ke permukaan air, Hidungnya sudah terasa gatal kembali. Cherry dengan cepat naik dan merogoh tas yang berisikan handuk, baju ganti, botol minum, dan lainnya. membalut tubuhnya dengan handfuk, baru meminum sebuah pil dari botol putih yang berisikan obat alergi.
Ini fakta yang tidak banyak diketahui, bahwa Cherry alergi dengan cuaca atau suhu dingin. Dalam cuaca atau suasana dingin, Cherry akan terus-terusan bersin, bahkan bisa sampai demam yang diikuti batuk. Makanya di berbagai tempat dan tas, Cherry sudah menyelipkan obet alerginya.
Cherry membilas tubuhnya dengan air hangat, kemudian berganti pakaian, dan mengeringkan rambutnya yang basah. Cherry sudah berganti pakaian dengan kaos putih yang di balut dengan jaket tebal berwarna navy yang terdapat tulisan di tengahnya. Juga dengan celana jeans straigt berwarna bau-abu muda. Rambutnya yang cokelat alami dengan poni tipis dibiarkan tergerai.
Cherry menyusuri taman yang juga tidak jauh dari komplek perumahannya. Taman yang di tanami dengan bergai pohon, dedaunan, bunga, tumbuhan, yang semuanya sangat indah dan asri untuk dilihat dengan mata telanjang. Spot yang paling Cherry suka adalah arena taman bermain yang ad adi tengah taman, Cherry paling suka meluangkan waktunya untuk tidak melakukan apa-apa dan hanya duduk di ayuna arena bermain.
Langkah santai menyusuri jalan setapak menuju taman bermain. Matanya sosok yang sering Cherry lihat di sekolah. Laki-laki yang memakai kaos berwarna merah muda pastel, dengan celana olahraga joger putih polos. Terlihat duduk manis dan damai di ayunan.
Cherry berjalan dan secara tidak sadar memasukan tangannya ke dalam saku celana. Cherry duduk di ayunan sebelah laki-laki itu yang masih kosong.
“Pagi Cherry!” sapa laki-laki itu dengan riang. Kacamata yang bertengger di wajah laki-laki itu sangat menambah kesan imut dalam diri laki-laki itu.
“Hai!” balas sapa Cherry dengan cuek.
“Kamu mau kemana pagi-pagi gini? Udah siap kayak mau ke mall? Aku aja belom mandi nih langsung main ke taman. Belom sarapan juga sekarang laper banget, tapi aku males untuk pulang jalan,” cerocos laki-laki itu.
Cherry hanya tersenyum. “Lo nanya kebanyakan. Gue bingung mau jawab yang mana dulu,” protes kecil Cherry.
“Ih! Cherry gimana sih? Ya udah, kamu mau kemana pagi-pagi udah siap gini?” tanya laki-laki itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cherry
RandomCherry melihat segala hal dengan positif. Kecuali menjalin hubungan. Menjalin sebuah hubungan merupakan hal yang rumit untuk Cherry, terlebih Cherry menyukai seseorang yang sulit untuk diterima logika. Denis, laki-laki yang menyukai hal yang berbau...