Seungcheol berusaha menahan nafasnya, gadis poni yang merupakan tetangga apartemennya ini selalu memiliki cara untuk menggodanya. Seperti saat ini, ketika ia berteriak panik dan menelpon Seungcheol karena ada kecoa di kamar mandinya.
Siapa yang tidak menahan nafas jika disuguhi pemandangan menyegarkan seorang gadis dengan tubuh yang indah dan hanya berbalut handuk persegi panjang kecil? Ugh, ingin rasanya Seungcheol memberikan tanda di sekitaran paha dan dada tetangganya itu.
"Kecoa nya sudah tidak ada. Kau bisa lanjut mandi" ucap Seungcheol dengan mata yang berusaha untik tidak melihat ke arah Lisa.
"A-aku takut. Nanti bagaimana kalau arwahnya mendatangi keluarganya dan kemudian keluarganya datang untuk balas dendam?" tanya Lisa pada Seungcheol.
"Mana ada yang seperti itu. Cepat mandi sana, aku harus kembali" balas Seungcheol dan berlalu darisana.
Seperginya Seungcheol, Lisa menghentakkan kakinya kesal. Duh, gagal lagi. Sebenarnya bagaimana sih cara menaklukkan pria panas itu?
"Sial, sudah tiga kali dia menolakku. Awas saja ya, untuk keempat kalinya kau pasti tidak menolak" gumam Lisa. Bayang-bayang akan tubuh Seungcheol memenuhi pikirannya.
Sayang sekali, Seungcheol menganggapnya anak kecil yang butuh pengawasan orang tua, dan bukannya wanita yang dapat menarik perhatiannya.
Lisa putuskan malam ini untuk menyerah saja, toh Seungcheol juga sudah pergi. Alasan dirinya untuk menahan Seungcheol pun kurang masuk akal.
Setelah memakai pakaian tidur dan bersiap untuk merebahkan diri, lampu di apartemen Lisa tiba-tiba mati. Tentu saja gadis itu berteriak panik. Tanpa babibu, ia lari keluar dan mengetuk asal pintu apartemen Seungcheol.
"Hei buka, buka. Aku tidak berani" teriak Lisa kesetanan.
"Apalagi sih?" tanya Seungcheol sedikit kesal, dirinya tadi sudah terlelap omong-omong.
"Listrik di apartemenku padam. Aku tidak tau apa yang salah dengan itu, tapi bisakah aku menginap di tempatmu?" tanya Lisa, Seungcheol tentu saja kaget mendengarnya.
"Biar kulihat saklar listriknya" ucap Seungcheol, tak mengindahkan keinginan Lisa sebelumnya.
Lisa? Tentu saja sedikit kesal dan kecewa, hiih, apa memang di mata Seungcheol dirinya tidak menarik?
"Hmm, ini memang harus memanggil teknisinya sih. Lapor saja ke resepsionis, supaya segera menghubungi petugas. Aku mau tidur, kau tunggu saja mereka di lobby" ucap Seungcheol tak berhati.
"Jahat sekali, ini tengah malam dan kau menyuruhku menunggu di lobby sendirian. Bagaimana kalau seseorang mencoba melecehkanku?" tanya Lisa, berusaha mengais sisi sosial Seungcheol.
"Lalu kalau kau menginap di apartemenku, apa tidak menutup kemungkinan aku juga melecehkanmu?" tanya Seungcheol.
"Kalau denganmu sih boleh saja" balas Lisa cepat.
"Gadis gila. Ikut aku" ajak Seungcheol.
"Kemana?" tanya Lisa.
"Yasudah kalau tidak mau menginap di apartemenku" balas Seungcheol yang kemudian direspon semangat 45 oleh Lisa.
•••
Lisa menggeram kesal, benar sih semalam menginap, tapi tidak terjadi apa-apa. Seungcheol menyuruhnya untuk tidur di kamar kedua. Hih, dasar.
Sebuah ide terlintas di otak Lisa. Hm, liat saja kau Choi Seungcheol, kali ini pasti aku berhasil, ucap Lisa dalam hatinya.
"Oh, kau sudah bangun? Ayo sarapan, aku membuat sandwich" ucap Seungcheol.
![](https://img.wattpad.com/cover/342467017-288-k433363.jpg)