Kayden virendra di umurnya yang sudah 26 tahun ia masih betah melajang. Sampai terkadang kakaknya itu sering sekali menjodohkannya dengan beberapa pria pilihan kakaknya.
Kayden sendiri memiliki postur tubuh yang tidak tinggi dan juga tidak pendek untuk seukuran laki-laki. Rambut hitam legam dan pipi chubby jangan lupakan paras imut nyerempet cantik nya.
Ia hanya memiliki satu kakak laki-laki nya yang sudah menikah. Kedua orang tuanya? entah, sejak kecil Kayden sudah tinggal di panti bersama sang kakak.
Kini sekarang Kayden sedang berjalan-jalan di taman untuk menjernihkan pikiran nya. Ia baru saja di pecat dari tempat kerjanya.
Duduk di salah satu kursi taman dan menghela nafas. "Tuhan, gue udah lelah kerja sendiri datangkan lah duda kaya raya biar gue ngga cape-cape kerja lagi hehe."
Kayden melihat-lihat taman yang hampir semuanya dengan pasangan. Sampai tidak sengaja netra nya melihat seorang anak laki-laki berseragam SD sedang bergandengan mesra bersama laki-laki yang berseragam SMA.
Mengusap kedua matanya dan melihat kearah tadi lagi. Kayden tidak salah liat itu memang benar seorang anak SD dan pemuda SMA sedang bermesraan layaknya sepasang kekasih.
Awalnya Kayden hanya syok dan tidak mau ikut campur juga, biarlah. Tapi lama-lama di lihat si pemuda SMA itu seperti meremas-remas pantat bocah SD itu. Dan yang menjadi sasaran hanya diam saja walaupun raut wajahnya seperti tidak nyaman.
Merasakan ada yang tidak beres Kayden mendekat kearah keduanya. "Kalian pacaran?"
Keduanya terkejut karena pertanyaan tiba-tiba dari Kayden. Walaupun terkejut keduanya mengangguk.
Kayden berdecak malas. "Saya ngga mau ikut campur awalnya tapi liat tangan kamu ngga bisa diem apalagi tatapan kamu ke dia cuma ada nafsu jadi saya samperin. Kalian masih sekolah jangan berbuat macem-macem, apalagi ini di tempat umum."
"Berarti kalo di tempat sepi, boleh?" Tanya bocah SMA itu menatap Kayden.
"Ngga gitu, tetep ngga boleh. Kalian masih pacaran terus dia juga masih SD." Jawab Kayden sembari menunjuk bocah SD itu.
"Yaelah suka-suka kita dong kenapa lo yang ribet sih? kalo iri bilang aja!" Ucap si bocah SD sinis.
Kayden menatap tidak percaya bocah di depan nya itu. Sialan, songong sekali. Pikir Kayden.
"Ngapain iri sama cinta monyet kalian, saya cuma mengingatkan jangan sampai berlebihan."
"Dih dasar orang iri ada aja yah." Bocah itu tertawa mengejek.
Melihat itu Kayden menjadi tersulut emosi. "Ck! Sekalian aja lo pacaran sama om-om sono, masih SD ko pacaran sama anak SMA." Entah kenapa kata-kata itu keluar begitu saja dari mulut Kayden.
"Suka-suka gue lah, siapa lo ngatur-ngatur hidup gue?"
"Mending lo aja sana yang nikah sama om-om biar ngga iri terus dan malah ganggu orang lagi pacaran." Ucap bocah berseragam SD tersebut.
"Gue doain deh biar lo punya suami om-om anak satu dan anaknya mirip gue!" Lanjutnya dan langsung menarik lengan pemuda SMA itu pergi dari hadapan Kayden.
Memutar tubuhnya dan melihat kedua bocah itu sudah jauh, Kayden mengepalkan tangannya kesal.
Ini juga salahnya kenapa ia tadi sok menasehati kan ujung-ujungnya kena sendiri.
Mengacak rambutnya kesal dan melihat sekitar, untung perdebatan tadi tidak mengundang atensi pengunjung yang lain.
Kayden melangkahkan kakinya pergi dari taman. Bukannya menjernihkan pikiran ini malah menambah beban pikirannya.
•••
Di sisi lain seorang pria bertubuh tegap dan tinggi sedang menunggu kepulangan seseorang.
"Sabar ya bentar lagi adek gue pulang." Pria itu hanya menganggukkan kepalanya.
Tidak lama kemudian datanglah seseorang yang mereka tunggu-tunggu.
"Kayden, sini!" Ya, seseorang yang di tunggu-tunggu itu adalah Kayden.
Kayden melihat seorang pria yang sedang menatapnya juga. Merolingkan kedua matanya malas dan duduk di sebelah kakaknya.
Menatap kakaknya malas. "Kak ayolah gue udah gede kenapa lo masih mau jodohin gue sih? jawaban gue tetep ngga mau."
Pria yang berstatus kakak dari Kayden itu hanya tersenyum kikuk, Malik virendra.
"Dek ayolah demi kebaikan kamu." Kayden jengah, ia kini beralih menatap seorang pria di depannya.
"Duda bukan? kalo bukan gue ngga mau." Tanya Kayden terang-terangan membuat Malik malu ingin menenggelamkan adeknya yang selalu terang-terangan agar calon yang di jodohkan dengan nya ilfil katanya.
Pria itu menatap Kayden dengan tatapan yang tidak bisa di artikan.
"Saya duda anak satu. Anak saya sudah kelas 6 SD." Ucapnya.
Kayden sedikit terkejut tapi ia tetap berusaha untuk terlihat tenang.
"Bukti?" Pria itu memutar pesan suara anaknya membuat Kayden percaya.
"Kaya raya ngga? gue ngga mau ya hidup gue ngga terjamin, bukan matre tapi realistis." Malik menyenggol lengan adek semata wayangnya.
Malik jadi merasa tidak enak pada temannya yang terus di tanyai dengan pertanyaan tidak jelas adeknya.
"Ssstt dia tuh CEO kaya raya terus di tambah dia cucu dari salah satu jejeran orang terkaya." Bisik Malik pada Kayden.
"Saya cukup kaya untuk membiayai kamu dan keluarga kecil kita nanti." Wajah Kayden memerah mendengar perkataan akhir yang keluar dari mulut pria di depannya ini.
"Terus nama lo siapa dan kenapa lo mau nikah sama gue?" Pria di depannya itu tersenyum.
"Nama saya Edgar emiliano parker dan kenapa saya mau menikah dengan kamu karena saya sudah mencintai kamu sejak 5 tahun yang lalu." Kayden sangat terkejut dengan apa yang barusan ia dengar. Tidak salah? Pria tampan di depannya ini sudah mencintainya sejak 5 tahun yang lalu?
"Hah?" Malik selaku Abang Kayden pun terkejut mendengar perkataan dari temannya itu.
"Jadi gimana, kamu mau menikah dengan saya?" Kayden reflek menganggukkan kepalanya.
"Baiklah, Minggu depan kita menikah. Saya rasa seminggu sudah cukup untuk menyiapkan keperluan nya." Kayden menganga, semudah itu?
Tapi ia teringat siapa orang yang di depannya ini. Tapi sungguh Kayden tadi menanyakan soal status dan ini itu hanya semata-mata untuk membuat pria di depannya ilfil dan tidak jadi menikah dengan nya.
Namun sekarang yang terjadi di luar ekspektasi Kayden, Edgar malah tetap ingin menikah dan malah mempercepat nya pula.
"Terus gimana sama anak lo? dia setuju ngga?" Kayden masih berusaha agar pernikahan ini tidak terjadi.
"Dia menginginkan nya. Jadi, mana mungkin dia menolak."
"Eh tapi bentar, lo nikah umur berapa ko anak udah SD tapi tampang lo ngga keliatan tua."
"Sekarang umur 30 dulu waktu nikah umur 18 itupun anak saya udah lahir jadi mau gak mau ya nikah." Jawabnya.
"Kebobolan?" Edgar mengangguk mengiyakan ucapan Kayden. Malik yang tahu masa lalu temannya pun menghela nafasnya.
Sebenarnya masih ada pertanyaan di benak Kayden tapi ia urungkan. Kayden memilih menyudahi untuk menanyai ini itu.
"Oke, gue terima tapi sorry gue belum punya rasa suka ataupun cinta sama lo om." Edgar mengangguk, ia tau resikonya.
"Saya akan berjuang untuk membuat kamu jatuh cinta pada saya."
Tbc
Test duluuuu ada yg suka ngga muehehe
KAMU SEDANG MEMBACA
We Are Family
Fantasy"Gue doain deh biar lo punya suami om-om anak satu dan anaknya mirip gue!" Definisi perkataan adalah doa. Kayden menikah dengan duda anak satu setelah bertengkar dengan anak dari duda itu di taman. Penasaran? kuy langsung baca!!! Warning! • bxb...