part 4

194 5 0
                                    

*sabiru pov*

sekarang sudah pukul 03.55 pagi, sabiru belum mau tidur ia sedang sibuk dengan lukisan yang ia buat semalaman, jika dia sedih maka ia akan melampiaskan rasa sedihnya lewat lukisan yang dia buat. Itu sudah menjadi kebiasaan sabiru sejak dulu. Daripada ia melampiaskan rasa sedihnya kepada orang lain ia lebih milih melampiaskan rasa sedihnya pada lukisan, ia menjadi lebih tenang ketika melukis.

ia melukis dengan air mata yang terus terusan keluar. dia sedih, marah, kecewa. dia sangat kesepian tinggal dirumah yang lumayan cukup besar untuk nya. mama nya jarang dirumah tapi sekali dirumah ia akan terus menuntut sabiru agar sabiru mau melanjutkan pekerjaan nya saat sabiru lulus SMA atau kuliah nanti, tentu saja ia menolaknya karena yang ia mau nanti adalah menjadi pelukis yang karyanya akan dikenal banyak orang. Dia juga memiliki kakak laki laki, namanya galeno putra dewantara, dia sudah lulus kuliah dan bekerja diluar kota, dia sama seperti mama dia jarang mengunjungi rumah kita, namun ia sangat sayang kepada kakaknya, kakaknya tidak pernah memaksa sabiru untuk melakukan hal yang tidak ia sukai, kakaknya mendukung sabiru agar menjadi pelukis yang terkenal. Kalau bicara tentang keluarga sabiru juga memiliki seorang ayah, Namun ayah dan mamanya sudah pisah sejak ia kelas 4 SD karena mama pernah memergoki ayah saat ayah sedang selingkuh. Ia sangat iri kepada teman temannya dulu karena mereka mempunyai keluarga harmonis. Namun ia sekarang tidak peduli akan hal itu.

jujur saja ketika sabiru sudah sibuk dengan lukisan ia akan lupa waktu tak terasa sudah pukul 05.15

ia mulai menaruh kuas dan kanvas yang ia gunakan tadi, ia merapikan barang" yang berserakan dikamarnya ke tempat nya semula.

ia berjalan mendekati pintu, lalu membukanya. Suasana dirumahnya sepi, mamanya sudah berangkat kerja sejak tadi, ia segera siap siap untuk berangkat kesekolah. Sabiru hanya memerlukan waktu 40 menit saja untuk siap siap, ia hanya tinggal menata rambutnya saja.

dan ya sabiru sudah siap dengan pakaian sekolah nya, dia juga sudah menata rambut, sarapan dan dia sekarang tinggal menunggu langit saja untuk menjemput nya

"langit mana sih lama banget, kebiasaan banget tuh anak kalo tidur ga bangun bangun" umpat sabiru, ia segera mengambil ponsel nya yang ada di saku rok sekolah nya dan mulai mengetikan pesan untuk langit

langit anjy mabar

LANGIT!
LO DIMANA?!
HEH TUYUL UDH BNGUN BLM
PE
P
ANAK ANJ AWAS SAMPE TELAT
GUA TAMPOL LU

MAAF RU
GUA OTW

BURUAN AWAS SAMPE
TELAT.

ia berdecak sebal karena kebiasaan langit yang tidak bisa diubah.

karena jarak rumah langit ke rumah sabiru hanya beda gang saja jadi tidak butuh waktu lama langit sudah berada didepan rumah sabiru.

"BIRU, AYO SEKOLAH WOI" teriak langit yang masih berada diatas motor kesayangannya.

"bacot, jangan teriak teriak berisik" omel sabiru sambil menaiki motor langit, "buruan anjg nanti telat" lanjut sabiru

"santai aja dulu kali masih jam 06.15, masih lama" ucap langit sembari melihat kearah kaca sepion dan sedikit menata rambutnya yang agak berantakan.

"LANGIT IH AYO" teriak sabiru dengan pukulan yang mendarat tepat diatas kepala langit.

langit yang terkena pukulan sabiru hanya bisa mengelus kepalanya tanpa membalas pukulan dari sabiru.

"iya iya ayo berangkat" langit kembali menyalakan motornya lalu melajukan motornya dan mulai menjauhi rumah sabiru.

SABIRU DAN LANGITNYATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang