00¹- Kilasan

753 65 0
                                    

Buku ini di Revisi besar-besaran, alurnya akan melenceng dari sebelumnya tapi tindakannya sama.

Tapi disini aku jelasin dan tambahin kalo Valerio dan Mira kenalnya di zaman sekolah.

So, selamat membaca.

.

.

.

.

Di salah satu Sekolah Menengah Kejuruan tepatnya di gedung Jurusan Penerbangan, terdapat satu remaja yang belum keluar dari kelasnya saat bel pulang sekolah telah berbunyi dua puluh menit yang lalu.

Ia merenung menatap langit dari jendela kelas disampingnya. Tanpa disadarinya ada seorang gadis yang menumpukan tangan di pinggang, menatapnya nyalang.

"Valerio! Ayok pulang, ini udah mau larut!" Teriaknya kesal.

Valerio hanya melirik setelahnya kembali menatap langit dari jendela.

Gadis itu yang merasa di acuhkan semakin menggeram marah. "Lo galau?" tanyanya menghampiri Valerio.

"Mira, menurut lo, gue harus mengungkapkan rasa gak?"

Mira atau nama lengkapnya Elmira Revalina Harshendra, menatap Valerio dengan mata lebar serta mulut yang sedikit terbuka.

"Lo... Lo suka seseorang?!"

----

Valerio Kailash, siswa SMK Swasta yang cukup terkenal karena menjadi salah satu murid tercerdas di sekolahnya.

Sekarang angkatannya telah lulus, Valerio membawa nilai yang cukup memuaskan untuk masuk ke Universitas Penerbangan.

Ia semakin yakin dengan cita-citanya.

"Selamat kelulusannya, Ale!!" Sudut bibir Valerio naik keatas membentuk senyuman mengembangkan yang menawan.

"Terimakasih. Selamat kelulusannya juga, Mira."

Tanpa disadari oleh keduanya, jantung mereka sama-sama berderak kencang seiring momen yang mereka buat.

----

Beberapa tahun kemudian, sekarang umur Valerio sudah kepala tiga, namun belum ada teman hidup yang mendampinginya.

Sudah beberapa tahun juga dirinya tidak bertemu dengan Elmira setelah berkumpul di meja makan yang sama dengan orang tua masing-masing.

Valerio merenung tetang seseorang yang ia rindukan, "Bagaimana kabarnya."

"Mr. Valerio, we will be flying soon, is everything ready?" ujar salah seorang rekan menyadarkannya dari lamunan.

"Yeah, where are we flying?" tanya Valerio memutar topik. Sejujurnya Valerio tidak mendengarkan apa yang diucapkan oleh rekannya.

"We will fly to Indonesia." Walaupun bingung tapi dirinya tetap menjawab apa yang kapten pilot tanyakan.

----

Pesawat telah mendarat di Bandara Soekarno-Hatta beberapa jam yang lalu, kini dirinya tengah berjalan-jalan disekitarnya.

Ujung matanya menangkap sosok perempuan yang ia rindukan selama ini, Elmira, seseorang yang ia rindukan.

Yang ia perhatikan sekarang, Elmira tengah menggendong anak kecil umur lima tahun.

"Siapa anak kecil itu? Tidak mungkin 'kan, anaknya? Mungkin ajalah! Sekarang aja gue umurnya tiga puluh, cuma belum ada bini," monolognya yang terus menatap Elmira yang sekarang berjalan kearahnya.

Valerio panik saat Elmira mendatanginya, dirinya ingin kabur menyembunyikan diri namun kaki seolah kaku tidak ingin jauh dari Elmira.

"Ale?" Panggilan khusus dari Elmira untuk Valerio seorang, menyadarkan Valerio yang terus mengagumi sosok Elmira yang didepannya.

"Mira?"

"Gak nyangka gue, lo bener-bener kejar cita-cita yang selama ini lo impikan?!!" tanyanya semangat yang dibalas anggukan pelan oleh Valerio.

"Selamat! Bangga banget gue." Dengan pipi yang mulai basah, Elmira mengucapkan kata yang selama ini Valerio impikan kalau dirinya menjadi pilot, sesuai keinginannya.

"Siapa itu, Kak?"

Rupanya mereka melupakan makhluk kecil ditengah-tengah mereka.

"Itu Kak Ale, yang Kakak ceritakan."

"Uwahh! Kak Ale jadi pilot?" Aksen kata yang digunakan oleh anak kecil itu sungguh membuat mereka gemas.

"Say Hello, Oza."

"Hello, Mr. Pilot."

To Be Continue

Transmigration Mr. PilotTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang