One

1K 132 18
                                    


Ricky memekik kecil saat seseorang memeluk pinggangnya. Dia sedang memasak tapi tiba-tiba dikagetkan oleh Gyuvin yang baru saja bangun tidur. Ricky menelesupkan jemari lentiknya ke helaian rambut Gyuvin. Tidak-tidak jangan salah paham dulu, mereka bukan sepasang kekasih atau hubungan semacam itu.

Mereka berdua hanya sepasang sahabat yang tinggal bersama. Tak lebih. Mungkin?

"Lepas Vin, nanti telurnya gosong," kata Ricky mencoba melepaskan lengan Gyuvin.

Pemuda bongsor itu menggeleng cepat lalu membenamkan wajahnya di ceruk leher Ricky dan menghirup aroma stroberi yang memabukkan. "Nggak mau, lo wangi banget sih? Pengen gue pelukin terus."

Ricky terkekeh. Pemuda berambut blonde itu mengangkat telur mata sapi ke piring yang sudah terisi nasi goreng. Sudah menjadi kebiasaan Gyuvin setiap pagi harus memeluknya. Dia bilang untuk mengisi baterai.

"Udah-udah, ayo sarapan terus mandi." Ricky menyikut pelan pinggang Gyuvin.

"Mandi bareng?" Bisik Gyuvin yang tentunya langsung dicubit Ricky.

"Gue udah mandi!" Pelukan dilepas, Gyuvin mengacak-acak tatanan rambut Ricky membuat si empunya cemberut. Mereka kemudian sarapan diselingi obrolan ringan.

Ricky sudah siap tinggal menunggu Gyuvin yang tengah memakai seragamnya. Penampilan mereka tidak jauh berbeda, hanya saja Gyuvin memilih untuk mengeluarkan seragamnya. 

"Pake helmnya, gaada yang ketinggalan kan?"

Ricky mengangguk, saat ini keduanya berada di basement. Setiap hari Ricky selalu berangkat bersama Gyuvin. Pernah satu kali dia berangkat sendiri dan berakhir dimarahi Gyuvin karena tidak memberitahu dulu.

Gyuvin selalu seperti itu. Melarangnya ini-itu, tidak boleh berteman terlalu dekat, harus meminta izin dan lainnya.

Kadang Ricky lelah, tapi dia suka sikap perhatian Gyuvin terhadapnya.

Keduanya sampai di sekolah.

"Jangan deket-deket Jinxiang sama temen-temennya. Mereka nggak bener." Gyuvin berkata setelah melepaskan helm Ricky.

Tentu saja Ricky mengangguk. Tapi dia tidak benar-benar mengangguk, kalau harus menjauhi teman-temannya terus, Ricky nanti kesepian. Gyuvin kan tidak sekelas dengannya.

Jadi ... Dia hanya mengangguk.

Seolah menurut.

"Udah ya, gue duluan. Jangan bolos Vin!" Ricky bergegas menuju kelasnya, tak lupa tersenyum kecil untuk Gyuvin.

Pemuda berambut legam itu tahu, bahwa sahabatnya kadang tidak mematuhi perintahnya. Padahal itu untuk kebaikannya sendiri. Gyuvin mengepalkan tangannya.

🍓🍓🍓

"Rick, malem ini lo ada waktu nggak? Temen gue ngadain mini party, kita bakal mabuk—lo belum pernah nyoba alkohol kan?" Jinxiang bertanya sambil terus menatap Ricky yang tengah membaca buku fisika.

Si blonde sedikit berpikir, mungkin tidak apa toh mereka sudah kelas 12, "Hm, boleh deh tapi—gue minta izin Gyuvin dulu ya," jawab Ricky seraya membalik lembaran buku.

Jinxiang tergelak, pemuda itu benar-benar tidak habis pikir kenapa mesti meminta izin Gyuvin. Bukankah Ricky dan Gyuvin hanya sebatas teman?

Jinxiang memang tidak tahu—semua orang tidak mengetahui jika mereka berdua tinggal serumah. Dan Gyuvin lebih mendominasi.

"Kerjain tugas lo sanaaa." Ricky mendorong bahu Jinxiang agar pemuda itu berhenti menatapnya.

"Oke, oke, kitten." Jinxiang mencubit pipi Ricky kemudian berbalik dan mulai melihat bukunya. Sedikit tertawa karena Ricky mengaduh di belakangnya.

Jam istirahat.

Gyuvin tidak menjemputnya, tumben sekali. Biasanya pemuda itu sudah ada di depan kelasnya lalu mengajak Ricky makan bersama di kantin.

"Kitty, ayo ngantin bareng!" Jinxiang merangkul Ricky membuat teman-temannya di belakang menyoraki.

Ricky melihat sekitar dia tidak menemukan keberadaan Gyuvin. "Ayo."

Di kantin Ricky juga teman-temannya memilih meja pojok. Pemuda itu duduk di sebelah Jinxiang.

"Eh, Ky! Tumben lo nggak sama Gyuvin? Lagi marahan ya," tanya Krystian penasaran.

"Lah iya, biasanya tu anak langsung monopoliin elo," sahut Hyunbin.

Jinxiang mengelus rambut blonde Ricky, "Ya bagus dong, jadinya Ricky bisa main sama kita." Kata-kata itu tidak membuat Ricky senang.

Tapi dia tetap memaksakan senyumnya. Lalu matanya tak sengaja menatap Gyuvin tengah merangkul seseorang yang sangat Ricky kenal. Han Yujin—cinta pertama Gyuvin.

Haha, pantas saja.

"Jinxiang nanti pulang sekolah kita langsung main aja ya? Buat bajunya gue bisa beli di mall."

"E-eh? Tapi kenapa? Kok tiba-tiba." Jinxiang heran.

Ricky menggeleng, entah kenapa karena yang dilihatnya tadi dia menjadi kesal. "Gue nggak mau pulang."

"Oh oke, deh."

[.]

Awalnya ini twoshoot nya ZoSan (One Piece), tapi karena sayang dibiarin aja jadi kuganti Gyuicky deh.

༼;´༎ຶ ۝ ༎ຶ༽ Zb1 cepet debut aku bosannnn

[2] Maybe, I love You || Gyuicky, GyurickTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang