•1•

35 7 1
                                    

Yogyakarta, 06 October 2008

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Yogyakarta, 06 October 2008




"Ma, Aleen izin les dulu, yaa..?"

"Silahkan. Jangan pulang sebelum kamu berhasil memainkan violin itu dengan sempurna," jawab sang ibu dengan angkuh tanpa mengalihkan pandangannya pada sosok yg masih berdiri tak jauh dari tempatnya kini duduk.

"Iyaa Ma, Aleen usahain." Setelah mendapat izin, dengan segera gadis itu pun melangkah pergi dari hadapan sang ibu.

Dengan berbekal jaket tipis guna melindungi tubuhnya dari dinginnya angin malam dan sejumlah uang yg tak seberapa nilainya, ia pun mulai melangkahkan kakinya perlahan menuju ke tempat yg selalu ia kunjungi setiap harinya.

Menelusuri jalanan yg mulai sepi dalam diam. Gadis itu sibuk memandang lurus ke depan merenungi nasibnya yg menyedihkan. Berkali-kali air mata yg tak terbendung itu memberontak keluar hingga akhirnya gadis itu sendiri yg mengusap pipinya kasar, menghapus jejak air mata mengenaskannya agar tak terlihat menyedihkan.

𝗘𝗹𝘃𝗶𝘇𝗮𝗹𝗲𝗲𝗻 𝗞𝗮𝗻𝗮𝗺𝗶𝗮. Remaja sekolah yg kini duduk dibangku kelas 2 sekolah menengah atas, di salah satu SMA populer daerah Yogyakarta. Anak bungsu dari keluarga terpandang, dengan ibunya yg seorang Violinist dan ayahnya Gitaris. Memiliki kakak perempuan yg dikenal banyak orang lantaran parasnya yg cantik, diikuti keahlian bermain piano nya yg dapat memikat hati bagi pendengarnya.

Setelah sekitar 20 menit ia menempuh perjalanannya, akhirnya ia sampai di depan gerbang tempat tujuannya. Aleen menghela nafasnya sejenak sebelum akhirnya ia mulai mendorong perlahan gerbang itu dan masuk ke dalam.

Terpampang jelas papan dengan tulisan besar '𝗠𝗶𝘀𝘀. 𝗠𝗶𝗻𝗮 𝗩𝗶𝗼𝗹𝗶𝗻 𝗟𝗲𝘀𝘀𝗼𝗻' yg dihiasi dengan lampu indah dan dipasang tepat diatas pintu kaca sebelum masuk kedalam ruang inti.

Aleen kembali mendorong perlahan pintu kaca yg kali ini langsung menuju ke ruang intinya. Tangan kanannya yg menganggur kini mulai mencengkram kuat ujung jaketnya sendiri, upaya menetralkan detak jantungnya yg berdetak lebih cepat, karena kini perhatian seluruh penghuni yg ada diruang tersebut mulai beralih padanya. Menatap dengan arti pandangan yg berbeda-beda.

"Ck! Ngapain dateng sih?! Nyusahin aja!" Decakan kesal terdengar dari sosok gadis dengan rambut pirang khasnya,

"Maaf Miss, Aleen telat lagi," kepala gadis itu mulai menunduk dalam, tidak berani menatap sang guru--Mis Mina yg kini sudah berdiri tepat didepannya,

"Okayy.. This time I forgive you again. Segeralah bergabung dalam barisan bersama teman-temanmu yg sudah menunggu lama sedari tadi" ucap Miss Mina dengan logat Indonesia nya yg masih terdengar kaku.

"Baik Miss." Aleen mulai melangkah menuju pada sebuah lemari kayu dengan desain mewah yg terlihat antik. Mengambil violin favorite pemberian mendiang kakeknya, lalu segera bergabung ke dalam barisan yg sudah diatur oleh sang guru beberapa hari lalu bersama teman-temannya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 03 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

 about Violin, You & Me [HIATUS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang