𝕰𝖗𝖔𝖕𝖈𝖍 ѕєяєη∂ιριту : AU Ytmci VifanS2

𝟐.) ᴘᴇʀᴛᴇᴍᴜᴀɴ?

-𝐀𝐜𝐜𝐢𝐝𝐞𝐧𝐭𝐚𝐥𝐥𝐲 𝐦𝐞𝐞𝐭-
...

Siluet merah yg bersinar dari arah timur pintu utama kampus itu menyita perhatian semua penghuni yang ada didalamnya.

Bagaimana tidak? Seorang perempuan cantik datang dengan memakai kalung merah menyala yg menggantung di lehernya itu membuat para penghuni yg ada di lobby utama gedung tersebut dibuat heboh dan histeris. Pasalnya, sejak kapan ada yg memperbolehkan siswi kampus memakai perhiasan yg sangat 'menonjol' itu?

Rhea sedikit mengumpat saat beberapa siswi teriak didekatnya, 'sial' itu yg keluar dari mulutnya.
"Ck. Harusnya tadi ga usah pakai kalung ini, para manusia ini sangat merepotkan." Kesal Rhea, sambil memegang telinga nya yg masih sakit.

Tidak fokus dengan jalannya, tak sengaja Rhea menabrak seorang perempuan yg terlihat sangat terburu-buru itu. Bugh!
"Ma-maaf,.. aku tak sengaja sini biar aku bantu." Rhea yg sudah dilantai itu meraih tangan yg mengulur ke arahnya itu.

"Ah.. tidak apa, kau pasti terburu-buru." Ucap Rhea sambil membersihkan pakaiannya yg sedikit kotor.
"S-sekali lagi maaf! A-aku permisi ya,.." ucap siswi itu lalu pergi dari hadapannya. Entahlah Rhea tidak mempermasalahkannya, lebih baik ia segera pergi ketempat yg ingin ia tuju dari awal.

Saat Rhea melewati beberapa orang, ia masih saja mendengar gosip tentang dirinya yg keluar dari mulut mereka. Apalagi saat ia menabrak siswi yg ia tak kenali tersebut.

Rhea tidak peduli gosipan yg keluar dari mulut mereka, mereka tidak tau kehidupannya dan dirinya yg sebenarnyakan lalu untuk apa harus takut jadi bahan gosipan? Buang-buang waktu.

Dari arah berlawanan, Rhea melihat dua sejoli yg mengundang matanya untuk melihat ke arah mereka.

Mata Rhea dengan salah satu diantara mereka tak sengaja saling bertemu, siluet warna hijau dan biru yg indah itu saling bertemu dengan mata coklat hazel milik Rhea.

"Dia... Kenapa?.." suara dingin siswi bersurai hijau itu terdengar ditelinga rhea. Siswi itu sejenak menghentikan kegiatannya dan berpikir seolah mereka pernah bertemu sebelumnya. Namun, tak lama ia kembali melakukan aktivitas nya tadi seperti tak peduli apa yg telah terjadi.

"Siapa?" Tanyanya heran.
Salah satu siswi dengan gaya khas rambutnya yg kuncir kuda kesamping, sebut saja Zifa. Siswi yg cukup populer di sekolah dengan prestasi yg dia bawa. Sambil memainkan pulpen domba miliknya, sesekali ia memperbaiki kacamatanya.

"Kukira apa, ternyata hanya siswi lain."
"Tunggu, aku tidak pernah lihat wajah siswi itu sebelumnya. Apa dia murid baru?"

"Mungkin saja, jangan bilang kau penasaran dengan murid itu? Jangan bertingkah, kita masih ada beberapa list kegiatan hari ini. Sebaiknya kurung rasa penasaran mu terlebih dulu." Ucap teman nya, Alesia. Yg masih sibuk dengan beberapa dokumen di tangannya yg menumpuk. Sebenarnya dia juga penasaran dengan siswi baru itu, terlebih lagi di kampus itu belum ada pendaftaran untuk anak angkatan baru.

"Ihh, kamu ga seru sia! Siapa tau dia kesulitan cari kelas atau kantor guru kan?"ucap zifa dengan nada kesal. Alesia cukup tau kalau sahabatnya ini selalu ingin berbuat seenaknya dan mencari alasan agar bisa terlepas dari tugasnya itu.

"Dia masih punya tangan sama kaki, dia pasti bisa sendiri. Lo masih ingatkan, apa hukumannya kalau kita telat menyelesaikan tugas ini, hah!?" Ancam Alesia. Tak terlepas dari ekspresi wajahnya yang cukup dikenal seperti seorang ilmuwan psikopat, hobinya juga tidak jauh dari wajah khasnya. Alesia adalah salah satu siswi kampus yang dikenal dengan Sains Ilmuwannya, banyak karya sains serta prestasi yang ia raih selama menjadi siswi dikampus itu.

"Coba lihat! Banyak para murid yg menggosip! Emang kejam ya Lo, ga peduli sama sekitar!" Ucap zifa ceplas ceplos, mulutnya memang susah untuk di ajak kerjasama. Lantas, zifa sergap menutup mulutnya seakan akan dia salah bicara. "Hehe, sorry."

"Lo emang harusnya gue jadiin kelinci percobaan gue yg baru yaa, ZIFAA?!?" Amuk Alesia.

Okey, lepas dari perbincangan yg 'tidak bermutu' dari mereka berdua, mari kita berpindah sudut pandang :D

...

"Zifa... Alesia.... Itu pasti mereka.." gadis yg jadi perbincangan 2 siswi yg berpengaruh di sekolah kampus itu- tidak mungkin satu kampus, kini telah berada di depan kantor guru atau dosen?

"Kampus clover... Cukup menarik, 2 sudah ketemu..." gadis itu masih terus berdiri di depan pintu sambil membaca tanda nama kampus 'Kampus Clover'

"Gotcha..."

Suara pintu terbuka terdengar, menampilkan sesosok wanita memakai setelan baju jas dengan rok midi-nya berwarna serba abu-abu.

"Eh.... Dek Rhea ya?"

"Iya, Bu."

"Masuk aja, Bu Tirta nya lagi di dalam. Ibu duluan ke kelas ya? Mari..." Ucap wanita tersebut.

"Mari Bu...", Balas Rhea sembari memberi jalan.

Saat langkah kakinya memasuki ruangan Rhea disambut oleh sebuah jam antik besar, terlihat usang tapi masih layak dipakai. Hingga Sesuatu hal yg mengganjal muncul secara tiba tiba di benaknya. Saat Rhea tepat persis berada di depan jam tersebut ia merasakan hawa yang sangat berbeda seperti- hawa yang pernah ia jumpai sekali.

Sayangnya, ia lupa dimana pernah mendapati perasaan itu. Rhea berbalik badan ingin mengechek apakah hawa itu hanya perasaan saja atau ada sesuatu yang membuatnya tertarik. Namun Hasilnya nihil, tidak ada hawa aneh atau perasaan itu muncul lagi saat Rhea tepat didepan jam tersebut. "Aneh,.." gumamnya.

Tak mau lama lama memikirkan perasaan aneh itu Rhea lebih memilih untuk mendatangi Bu Tirta yang telah disebutkan wanita tadi, toh mungkin perasaan tadi hanya perasaan yang lewat saja.

Kini ia sudah didepan ruangan yg didepannya bertuliskan nama 'Tirta Rahayu' membuka pintu dan tak lupa mengucapkan permisi. Terlihatlah wanita yg sekitar berumur kepala 3 tersebut sedang duduk di kursi kerjanya, untuk seusianya mungkin penampilan beliau terlihat cukup modis dibanding orang lain yg pernah ia temui.
Disisi beliau pula, ia teralihkan pandangannya saat melihat kedatangan 'tamu' yg ia tunggu tunggu itu akhirnya datang. Beliau menutup sedikit laptopnya lalu mengambil amplop yg berada disampingnya.

"Akhirnya datang juga,.. bagaimana kalau kita langsung saja lakukan kerjasamanya, nona?."

...

- Next -