>Misunderstanding

2K 114 23
                                    

"Hah..."

Naruto menghirup oksigen secara perlahan. Ia dan Sai duduk di bawah pohon untuk sekedar berteduh dan istirahat. Meski dengan terpaksa, mau tak mau ia menurut pada Sakura yang memintanya untuk istirahat sejenak.

Kali ini, ia terlalu bersemangat untuk sampai ke Konoha. Sama halnya dengan Sai, namun bedanya pria dengan senyuman palsu itu memilih berbaring di atas rumput di samping Naruto. Mereka telah menjalankan misi selama empat hari dan hari ini adalah perjalanan mereka pulang menuju Konoha.

Naruto menengadahkan kepalanya, cuaca siang ini cukup terik.

"Sakura-chan... Sudah selesai belum? Ayo kita lanjutkan perjalanan ttebayo!" Naruto merengek seperti anak kecil. Sakura yang mendengar itu, dia menghentikan langkahnya menuju bebatuan besar dan segera berbalik siap memberikan kejutan untuk Naruto.

Sambil mengepalkan tangan, Sakura memberi aba-aba untuk siap dengan bogeman supernya. "Na-ru-to!!" Meski jaraknya dengan Sakura cukup jauh, tapi tetap saja pria itu tak mau terkena serangan.

Dengan memasang wajah bodoh Naruto segera menghentikan Sakura. "hehehe... Aku hanya bercanda ttebayo! Tapi Sakura chan jangan lama-lama ya"

Gadis itu menghela nafas lelah. Sahabatnya ini sudah bucin akut. Mau bagaimana lagi, dia benar-benar jatuh cinta. "Kau tenang saja Naruto, Hinata ada di Konoha. Dia juga sedang menunggumu. Lagipula__" Perkataannya terhenti saat burung Elang melintas. "Sasuke-kun.." Gadis itu berucap lirih, berlari, dan memang ini tujuannya untuk berhenti sejenak, gadis itu sudah mengetahui bahwa Elang Sasuke akan mendarat disini, hanya untuknya. Tanpa memedulikan Naruto, wajah yang bersemu merah dan bibirnya tak berhenti tersenyum ia berlari hendak meraih burung itu, bermaksud meraihnya.

"Jadi begitu ya... Hah! Ternyata si teme memberikan surat pada Sakura chan."

Naruto merasakan kebahagiaan yang sama. Ia merasa bersyukur, sahabatnya sudah kembali ke jalan benar. Dan ia benar-benar menata kembali hati dan kehidupannya.

"Sai! Mau pergi kemana?" Naruto mengalihkan pandangannya pada Sai yang sudah beranjak dari duduknya. Hendak melangkah.

"Aku akan berjalan-jalan sebentar. Aku baru ingat, tidak jauh dari sini ada penduduk. Mungkin saja ada hal yang menarik." Sai kembali melangkahkan kakinya.

Naruto merasa tertarik. Lagi pula, dia juga merasa bosan disini. "Tunggu aku Sai! Aku ikut."

"Bagaimana dengan Sakura? Dia akan marah jika kita kabur seperti ini."

"Tidak usah khawatir." Naruto sedikit melambaikan tangan pada Sakura, memberi isyarat bahwa ia akan pergi sebentar. Sakura tampak melihat sekilas, ia tak terlalu peduli dan kembali membaca surat.

"Ayo Sai."

Tak membutuhkan waktu lama untuk sampai disini. Desa kecil yang terletak di antara perbatasan hutan. Sama seperti yang lain, tempat ini menjajakan makanan, toko aksesoris. Biasanya, para shinobi yang melintas, akan beristirahat di desa ini. Atau sekedar membeli oleh-oleh.

Naruto dan Sai memutuskan untuk berisirahat di sebuah kedai kecil. Memesan beberapa cemilan.

Satu hal yang menarik perhatian Naruto. Dan ia memutuskan untuk bertanya pada Sai. "Menurutmu, itu tempat apa?"

Sai meletakkan cangkir teh miliknya. Melihat apa yang di lihat Naruto. Sedikit menoleh ke arah belakang.

"Kau tidak melihatnya? Itu bar."

As Long As You Love MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang