Pendahuluan: Kasus Makam Pertama

8 2 2
                                    

"Bulan ini, ada banyak kasus pembongkaran makam. Terhitung mulai tanggal 1 kemarin sampai sekarang, ada 8 pembongkaran makam di 8 tempat yang berbeda. Namun, pelaku masih belum ditemukan. Saya minta Pak Antonio dan Pak Jack untuk menyelidiki kasus ini!" perintah Pak Seno selaku kepala kepolisian. 

"Siap, Pak! Segera kami laksanakan!" ujar dua detektif kompak. 

Dua detektif itu berangkat bersama dari kepolisian untuk menyelidiki 8 tempat yang berbeda. Mereka selalu bersama dalam menyelesaikan beberapa kasus pembunuhan dan kasus lainnya yang dianggap itu aneh bagi kepolisian. Pak Antonio adalah orang yang khusus menangani barang bukti dan teka-teki, sedangkan Pak Jack bertugas menangani masalah forensik. Mereka berdua selalu kompak dalam segala urusan, bahkan mereka bersahabat sejak lama. 

Setelah sampai di tempat pertama, Pak Antonio melihat keadaan sekitar terlebih dahulu sebelum memeriksa makam yang telah dibongkar oleh si pelaku. Ternyata, ada seseorang yang berdiri di bawah pohon makam target. Dia langsung menghampirinya, namun dihentikan oleh Pak Jack. 

"Eh, ngapain kamu? Bisa saja dia itu keluarganya, kan? Kita tidak bisa langsung bicara pada mereka karena dari sisi psikologis mereka pasti akan terganggu," celetuk Pak Jack menghentikan niatan Pak Antonio. 

"Benar juga katamu. Tapi, bukannya kita harus segera menyelidiki hal ini?" tanya Pak Antonio. 

"Ini baru makam yang pertama. Kita tidak bisa langsung menyimpulkan tanpa data yang valid. Kita harus menunggu sampai kedelapan makam sudah kita analisis. OK?" 

"Baiklah. Aku mengerti." 

Setelah mereka berdua mengobrol sebelum investigasi, mereka tiba-tiba didatangi oleh warga asli desa sekitar makam tersebut. Warga itu bergumam menjelaskan semua hal yang berkaitan dengan makam yang dibongkar itu. "Maaf, Pak. Anda siapa, ya?" 

"Maaf, Mas. Saya warga asli sini dan kebetulan saya juga yang tukang gali kubur. Saya sangat menyayangkan hal ini, keluarganya pasti sedih atas pembongkaran makam ini. Padahal, baru satu hari dimakamkan." 

"Anda tahu tentang makam ini?" 

"Jelas, Mas. Saya ceritakan detailnya." 

Bapak itu menjelaskan detail makam yang dibongkar itu. Dia merupakan seorang gadis yang menjadi kembang desa di desanya. Banyak laki-laki yang terpikat akan kecantikannya , namun banyak perempuan di sekitarnya iri dengannya. Dia adalah gadis pindahan dari Semarang yang merantau ke Jakarta untuk memenuhi kebutuhan hidupnya menjadi penjual kue basah. Dia memang berasal dari keluarga yang mampu, tetapi dia mengabdikan dirinya untuk hidup mandiri. Menurut kesaksian dari bapaknya, dia sempat diminta pulang oleh orang tuanya karena hidupnya sebentar lagi akan dilanda bahaya. Naas, setelah satu minggu dijenguk orang tuanya, dia tewas di rumah kontrakannya. Saksi menduga bahwa itu adalah tindakan bunuh diri dan beberapa saksi menyatakan bahwa tubuhnya masih utuh dan tidak dimutilasi saat dia tergeletak di kontrakannya. Anehnya, satu hari setelah dimakamkan, makamnya tiba-tiba rusak dan hanya menyisakan tali pocong yang kusut. 

"Kalau boleh tahu, kami boleh meminjam tali pocongnya, Pak? Kami dari tim kepolisian ingin menyelidiki kasus ini, Pak. Sudah 8 makam yang terbongkar di 8 tempat yang berbeda." 

"Iya, Mas. Saya juga melihat beritanya di TV." 

Kalau berita itu sudah muncul di televisi, maka itu akan sangat berbahaya. Pasalnya, 8 kasus pembongkaran makam ini terjadi dalam satu bulan dan terlihat seperti terstruktur. Apabila ini dibiarkan, masyarakat akan menganggap kepolisian tidak becus menangani masalah ini. Pak Antonio dan Pak Jack sangat mengkhawatirkan hal itu. "Rupanya yang dibilang kamu ada benarnya juga, Ton. Kita memang harus segera menyelesaikan masalah ini. Kalau tidak, nama kepolisian akan tercoreng." 

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 15, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

You'll Always Be My Snow WhiteTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang