Moon Phase (Real)

3 0 0
                                    

Lathimah Zahira, seorang gadis kecil berusia sebelas tahun, saat ini menginjak semester akhir pendidikannya di sekolah dasar.

Lathimah, panggilannya, adalah sosok gadis kecil yang dianugerahi kecerdasan di atas rata-rata teman seusianya.

Pagi itu, Lathimah berada di dalam kelas yang sunyi. Satu kata yang bisa menggambarkan suasana di kelas yang saat itu dipenuhi oleh anak-anak seusia Lathimah. Tidak ada yang istimewa tentang sekolah tersebut, kecuali mayoritas siswinya mengenakan hijab, termasuk Lathimah. Ia juga merupakan seorang gadis kecil yang menjunjung tinggi nilai-nilai keagamaan.

Seorang guru wanita terlihat sedang menjelaskan sebuah teori dalam mata pelajaran Matematika. Lathimah, yang mulai merasa bosan, mengacungkan tangan kanannya.

"Bu."

Reyna, ibu guru tersebut, menoleh ke arah suara itu. Ia melihat Lathimah, murid kesayangannya, mengacungkan tangan kanannya.

"Iya, Lathimah. Ada apa?"

Ibu Guru Reyna tersenyum manis kepada Lathimah.

"Bu, bolehkah Lathimah pergi ke taman?"

Lathimah bertanya dengan sopan. Gadis kecil itu memiliki kebiasaan pergi menyendiri di taman saat jam pelajaran, terutama saat mata pelajaran yang disukainya. Bukan karena ia malas belajar, tetapi karena ia merasa bosan dengan materi yang sudah dipahaminya sebelum ibu guru menjelaskan.

"Ya, Nak. Pergilah. Jika kamu sudah tidak bosan lagi, kembalilah ke kelas."

Ibu Guru kembali tersenyum tulus kepada Lathimah.

Lathimah bangun dari kursinya dan segera meninggalkan kelas menuju taman. Teman-teman di kelasnya tidak mengucapkan sepatah kata pun. Gadis kecil itu telah diakui oleh para guru bahkan Kepala Sekolah di sekolah itu.

Sampai di taman, Lathimah memilih sebuah ayunan untuk dimainkan. Tidak, ia hanya mencari tempat yang paling nyaman baginya agar bisa memikirkan berbagai hal secara acak. Gadis kecil itu menatap langit dengan tatapan yang sulit terbaca.

Seorang pria tua terlihat sedang menyapu dedaunan tak jauh dari tempat Lathimah berada.

"Nak, apa yang sedang kamu lakukan di sini?"

Pria tua itu bertanya pada Lathimah dengan nada yang lembut sambil menyapu sampah dan dedaunan di sekitar taman.

Lathimah menoleh ke arah suara dan melihat sosok pria tua yang tengah menyapu.

"Iya, Pak. Tidak apa-apa. Lathimah hanya merasa sedikit bosan di kelas, jadi keluar mencari udara segar."

Pria tua itu hanya bisa mengangguk sambil tersenyum tipis.

"Bolehkah Lathimah membantu Bapak?"

Lathimah bertanya pada pria tua itu. Kalimat yang diucapkan gadis kecil itu sontak membuat pria tua itu menghentikan kegiatan menyapu.

"Tidak usah, Nak. Bapak akan membersihkannya."

Pria tua itu mencoba menolak dengan lembut tawaran Lathimah. Namun, gadis kecil itu tetap membantunya.

Lathimah turun dari kursi ayunan dan segera berlari mencari dua buah alat kebersihan. Gadis kecil itu melihat beberapa alat kebersihan bersender di dekat pohon besar. Ia berhasil mendapatkan sebuah sapu lidi dan juga serokan sampah. Lathimah bergegas kembali menghampiri pria tua yang merupakan seorang petugas kebersihan itu.

Begitu sampai, Lathimah langsung ikut menyapu dedaunan di taman tanpa sepatah kata pun. Pria tua itu hanya bisa tersenyum tulus menatap seorang gadis kecil yang tengah menggenggam batang sapu lidi yang bahkan lebih tinggi dari tinggi tubuhnya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 24, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Moon PhaseTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang