"No, no, noooooo, YAAAH!!" Nohan melempar controller stickmiliknya, lagi-lagi ia kalah dalam permainan virtualnya.
"Nohan!" Panggil seorang wanita berumur sekitar empat puluh tahunan dari lantai dasar rumah dua lantai tersebut.
"Iya, Mami!" Nohan dengan terburu-buru turun menghampirinya.
"Sit here! I wanna talk something to you." Mama lalu menarik kursi di sampingnya untuk mempersilahkan putranya duduk.
"Did i do something wrong? Mama marah karna Nohan main PS lama hari ini?"
"Nope. Mami bukan mau ngomongin itu, it's more important than your play station game."
Nohan meneguk air liurnya. Otaknya berkerja menelisik kesalahan apa yang ia lakukan, yang bahkan lebih buruk dari waktu yang ia buang untuk bermain PS lima miliknya.
"What did i do, Mi?" Tanya Nohan polos dan dengan mudah menerbitkan tawa dari Mami.
"Mami udah mutusin untuk pulang ke Indonesia," ucap Mama lalu menyeruput teh hangat dihadapannya sejenak. "Kamu mau ikut, atau tetep sekolah disini?"
Nohan langsung menghembuskan nafasnya lega setelah mendengar apa yang hendak Mama bicarakan dengan dirinya.
"Aku boleh ikut ke Indo?"
"Boleh dong, itu kan tanah lahirnya kamu."
Nohan tersenyum lebar. Sudah lama ia ingin kembali ke negara asalnya. Terbayang sudah dalam benaknya bagaimana ia akan mendapat teman-teman baru nantinya.
"Jadi gimana? Mau ikut dan lanjut sekolah di Indo, or wanna continue your high school in Singapore?"
"Aku mau pulang!"
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
