"Sialan!" gerutu mingyu
Matanya menatap nyalang sosok pelayan yang sudah bersimbah darah dibawah kakinya ia tidak bermaksud untuk menembak pelayan rumahnya, salahkan saja wanita sialan ini yang tiba-tiba datang saat ia tengah berlatih menembak.
"Wanita bodoh" Ujarnya pada tubuh pelayan yang terrgeletak dibawah kakinya.
"Seharusnya kau tidak menghampiriku saat aku berlatih jalang!"
Mingyu menggeram marah apa yang harus ia lakukan sekarng jika ayahnya datang, jelas ayahnya tidak akan senang jadi salah satu pelayan rumahnya mati.
Ia melirik ke arah sang anak buah juga beberapa maid yang masih berdiri disana dengan wajah takutnya. "Persetan dengan itu semua! hey Kau seungkwan bereskan ini, jangan sampai ada noda darah sedikitpun" Matanya kini beralih pada empat maid yang tengah menuduk ke arahnya
"Dan kalian, jika saja kalian buka mulut aku tidak akan segan-segan untuk membunuh kalian mengerti?" lalu bergegas berjalan kearah kamarnya yang tergeletak dilantai dua berniat membersihkan diri.
Mingyu bersenandung kecil, beberapa hari tidak pulang membuat mingyu rindu ranjang kesayangannya. Pemuda itu menjatuhkan diri pada kasurnya memejamkan matanya, sebelum akhirnya ia terlelap begitu tenang seolah ia tidak pernah merasa bersalah telah merenggut nyawa orang.
[]
"Lihat siapa yang datang?" kekehnya saat mendapati alisa datang ke markas great glory.
Alice melempar sebuah maps cokelat hingga mengenai wajah jaehyun memandang jaehyun marah disana
"Jangan bermain-main denganku jaehyun, kenapa kau memata-mataiku hah?!" Bentaknya pada jaehyun.
Jaehyun mengedikan bahu menyungging senyuman sinis tangannya meraih maps cokelat yang dilempar alice ke arahnya ia membaca satu persatu-satu lembaran yang berisikan laporan yang ia tugaskan pada alice.
"Waw sangat mengesankan alice kau sangat jenius" Ujarnya karena sudah merasa puas dengaan hasil kerja keras alisa ia mempersilahkan gadis itu duduk.
"Karena sudah mengerjakan misi penting, duduklah aku akan memberikanmu jamuan spesial"
"Setelah perbuatanmu padaku? dasar brengsek! aku sudah bilang jangan memata-matai aku!"
Jaehyun tertawa sumbang pemuda itu duduk menumpuk kaki kanan diatas kaki kirinya "Aku kira kau kabur" jaehyun membuka botol bearny dengan santai.
Bibir alice menyatu menjadi satu garis lurus, ia mengumpat kasar dan memandang jaehyun marah "Katakan ini pada rekan seteam sialan mu itu berhenti menghubungiku dan memata-matai aku dengan ini kau puas bajingan!"
Kembali melempar sebuah foto juga ponsel sekali pakai ke arahnya.
Jaehyun mendengus lalu meraih koper disisinya, membuka koper kecil tersebut dan memutarnya ke arah alisa . "Oke sesuai kesepakatan, ini uang yang kau minta cukup bukan?"