Chapter 01- Met you🤝🏻

51 4 0
                                    

01 Januari, 2023.

Welcome new years. Sudah banyak waktu di lewati, ternyata tumbuh menjadi dewasa tidaklah mudah. Di usiaku yang menginjak 23 tahun saat desember kemarin membuatku berpikir, Langkah apa yang akan Aku lakukan disaat usia memaksaku untuk tumbuh menjadi dewasa.

Saat ini Aku sedang di kamar, ditemani rintikan hujan yang bergemercik di luar sambil merapikan beberapa buku yang sudah lama tidak aku jumpai. Mungkin sebagian orang mengatakan jika buku yang ku simpan ini terbilang kuno karena sudah tidak asing lagi didengar. Ya, Diary. Buku harianku, yang menemani hampir setengah ceritaku di masa lalu. Masa dimana Aku masih berada di Sekolah Menengah Atas. Masa yang sebenarnya ingin aku hapuskan dalam memoriku. Tetapi masa itu juga mengajarkanku banyak hal untuk kehidupan yang lebih 'kuat'.

Lembaran isi diarku seperti novel , karena Aku suka sekali menulis. Aku mulai membacanya, terukir jelas disana hari, tanggal dan tahun yang membuatku kembali mengingatnya. Mengingat Dia Cinta pertamaku.

——

"Meeting you was a big choice to have a good memories or bad memories"

-Auryn, Januari 2023

"Bertemu denganmu adalah pilihan besar untuk memiliki kenangan indah atau buruk"

——

Met you, - Kamis, 05 Februari 2015

Koridor kelas dipenuhi anak-anak yang sedang beristirahat sambil makan beberapa bekal dan camilan. Begitupun denganku yang saat ini sedang ngemil batagor bersama teman-teman dekatku di depan kelas sambil bercengkrama.

Sebelum menulis Diary ini semakin panjang, Aku ingin memperkenalkan diri terlebih dulu. Namaku Auryn Lethizia Xaquila. Biasa dipanggil Auryn , Lahir ditanggal 30 Desember 1999. Berzodiak Capricorn. Aku tebak pasti ada orang lain yang tanggal lahirnya sama denganku.

Oke, Aku akan kembali menceritakan bagaimana perjumpaan awalku dengannya.

Saat makan batagor, Aku hampir tersedak karena tidak sengaja melihat sosok pria yang lewat didepanku. Aku deskripsikan tingginya sekitar 176 cm, memiliki alis tebal, kumis tipis dan senyum yang cukup menawan. Sekilas, Aku akui dia lumayan masuk di kategori tipe-ku. Kemudian, temanku Nafsa peka jika Aku sedikit tertarik pada pria yang saat ini sedang mengobrol dengan temannya disamping kelasku.

"Gue tau Ryn, lo pasti tertarik kan sama dia?" bisik Nafsa sambil terkekeh ditelingaku.

Aku gengsi, tentu saja aku menyangkal dengan cepat
"Engga kok, Biasa aja" sahutku sambil menyeruput love ice rasa strawberry.

Ghea menoleh ke arahku "Kalau suka bilang aja, dia temennya cowok Gue. Nanti Gue kenalin lo deh" Sahut Ghea sambil cengengesan.

"Engga kok, engga. Udah deh bahas yang lain aja" Timpalku sambil kembali makan batagor yang rasanya sudah tidak seenak sebelum Aku bertemu pria yang saat ini beberapa meter di hadapanku. Dia masih berbincang dengan temannya, disamping kelasku. Entah apa yang mereka sedang obrolkan.

"Oke. Kalau lo ga suka berani dong ngajak dia kenalan? Kan gak ada rasa apa-apa" timpal Layna ikut mengompori.

Aku yang menyukai tantangan, akhirnya dengan percaya diri mengatakan "berani aja. Gak masalah" timpalku dengan senyuman santai. Padahal hatiku sudah deg-degan tak karuan. Namun di dalam lubuk hati sebenarnya Aku penasaran dengan dia yang belum ku ketahui namanya.

Ghea, Layna dan Nafsa langsung tertawa terbahak-bahak. "Widih, the most wanted yang udah nolak 7 cowok akhirnya berani ngajak kenalan cowok duluan" Ucap Nafsa sambil tertawa tidak percaya.

"Siapa takut" Jawabku yang mulai berdiri dari duduk.

"Tanya juga udah punya pacar belum? Gitu ya!" Perintah Ghea dengan senang.

Aku hanya mengangguk yang berarti "mengiyakan" perintah dari teman-temanku yang absrud ini.
Tidak takut, dan tidak malu. Aku cukup percaya diri untuk menemui pria yang bisa mencuri first sightku.

Dari sudut pengelihatanku dia sudah selesai berbicara dengan temanya. Kemudian dengan berani Aku menyapanya.

"Hai, Eh sorry" Kataku saat dia menoleh . Tanganku yang terangkat saat menyapa 'hai' langsung turun seketika saat mata kami saling bertemu.

Dia menatapku "iya, ada apa ya?" Tanyanya. Hal pertama yang Aku sadari secara random dia membawa buku saat ini. Tetapi hal yang paling aku sadari, wajahnya dari dekat lebih manis. Dapatku tebak pasti berasal dari suku Jawa.

Aku menggelengkan kepalaku. "Gapapa" kataku sambil tersenyum kikuk. "Gue cuma mau tau nama lo, boleh kan?" Lanjutku.

Dia sepertinya bingung, lalu diam sebentar dan menjawab. "Nama Gue Aldentara. Kalau nama lo?" Tanyanya balik.

"Oh Aldentara, pasti biasa dipanggil Alden ya. Hmm, lo udah punya pacar?" Tanyaku lagi yang mengabaikan pertanyaan balik darinya.

Dia terkejut, lalu diam sebentar. "Lo belum jawab pertanyaan Gue. Kalau lo namanya siapa?" Ucapnya mengulang pertanyaannya yang awal.

"Rahasia" kataku sambil menatapnya lekat.

Dia mengangguk sambil sedikit terkekeh " Ok. Kalau gitu jawaban Gue juga Rahasia. Soal tadi lo tanya Gue udah punya pacar apa belum." jawabnya santai.

"Gue duluan ya, mau ngasih LKS ke ruang guru.bye" Lanjutnya yang langsung meninggalkanku. Tetapi yang Aku ingat dia sedikit tersenyum.

Jangan tanya sekarang jantungku seperti apa! Sudah pasti Aku benar-benar baper. Aldentara, Ya Dia laki-laki yang mampu mencuri first sightku di SMA Venus Light ini.

-Next?

Chapter, two.——

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 09, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

See you "Letter"Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang